Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/65559
Title: | Program Pemeliharaan Pedet Sapi Perah (Program Rearing) sebagai Salah Satu Unit Bisnis Kecil Dalam Mendukung Kegiatan Akademik di Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor |
Authors: | Satoto, Kukuh Budi G. Wiryawan, Komang Diapari, Didid Khotijah, Lilis |
Keywords: | Program Pemeliharaan Pedet Sapi Perah (Program Rearing) |
Issue Date: | Nov-2011 |
Publisher: | LPPM IPB |
Abstract: | RINGKASAN Program Ib-IKK yang berjudul : Program Pemeliharaan Pedet Sapi Perah (Program Raring), Sebagai Salah Satu Unit Bisnis Kecil Dalam Mendukung Kegiatan Akademik di Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, merupakan usaha pembesaran pedet, dengan produk utama, bakalan sapi perah jantan/betina umur 4 - 6 bulan, berat 125 - 160 kg, dengan kondisilkwalitas yang baik. Dari tahun I sd Tahun III, telah dipelihara pedet sebanyak 242 ekor. Hasil pembesaran pedet jantan, bisa dipakai sebagai bakalan untuk penggemukan (feeder), yang sudah biasa mendapat konsentrat tinggi, sedangkan pedet betina, dapat dipakai sebagai bakalan pengganti calon induk (replacement heifers) Selain produk utama, pada Tahun III, juga dihasilkan jantan siap potong (finish), umur 18 - 20 bulan, bobot 350 - 400 kg dan betina calon induk siap kawin (umur 15 - 18 bulan), atau induk muda bunting 3 - 4 bulan, sebagai deversifikasi usaha, untuk menjaga apabiia terjadi penurunan harga produk utama. Program Ib-IKK menggunakan bahan baku utama pedet !epas kolostrum, umur 2 - 3 minggu, bobot 30 - 35 kg, dengan kondisi sehat (Iincah, sorot mata tajam dan tidak berair), susu segar, milk replacer, bahan pakan konsentrat untuk calf stalter, obat-obatan, dan bahan penunjang lainnya seperti serbuk gergaji (alas kandang), serta bahan sanitasi (karbol). Bahan baku utama, di dapat dari mitra usaha di Kota/Kabupaten Bogor, serta toko disekitar kampus IPB, Dramaga. Iptek yang diterapkan dalam kegiatan ialah: 1). Programpenyapihan dini untuk pedet, (pada umurl hari ke 35 - 60), dengan tujuan untuk penghematan penggunaan susu. 2). Pembuatan milk replacer, sebagai pengganti susu segar. 3).Program pemberian pakan (nutrisi), yang dapat menghasilkan colon induk, siap kawin pertama pada umur 12 - 15 bulan, dengan bobot 60% dari bobot badan dewasa dan 4). Program penggemukan tinggi konsentrat (energi), agar jantan finish pad a umur 16 - 20 bulan, dengan bobot 350 - 400 kg, dengan kwalitas daging choice. Walaupun telah dilakukan managemen pemeliharaan dan pemberian pakan yang baik, sesuai dengan dengan Good Rearing Practice, kematian pedet masih cukup tinggi, terutama pada tahun II, yaitu sekitar 10 %, terutama untuk pedet umur di bawah 2 bulan. Keadaan ini kemungkinan disebabkan: ii '" 1). Kandang terlalu dekat dengan kan9.~ng-~",,-~·n tempat penanlPvrigan sa pi pedaging yang akan dipotong di rumal1 pbtoTi~heiVan, yang jaraknya hanya sekitar 2 - 5 meter dari kandang pedet, sehingga pedet mudah terserang penyakit. 2). Tenaga kerja, belum siap memelihara pedet dalam jumlah yang cukup banyak dalam waktu yang bersamaan (20 - 40 ekor), karena peningkatan kapasitas dari 60 ekor pad a tahun I, menjadi sekitar 120 ekor pa'da tahun II. 3) . Gagalnya penelitian penggunaan skim afkir, sebagai bahan utama milk replacer, akibat dari kWalitas skim yang sangta-beragam . Jumlah pedet yang masuk pada tahun III , paru.sebanyak 22 ekor, karena masih banyaknya jumlah ternak yang belum terjual; akibat dari penurunan harga produk utama , di bClwah biaya produksi . Sehingga, untuk menghindari kerugian yang lebih besar, maka pedet ditahan dan dibesarkan sampai finish untuk jantan dan calon induk/induk mud a llunting 3 - 4 bulan, umur 18 -- 20 bulan, dan program ini dipakai sebagai usaha deversifikasi produk, walaupun pad a awalnya cukup berat, karena ada peningkatan biaya operasional , dan perputaran usaha yang lambat, akibat pemeliharaan yang lebih lama (dari 4 - 6 bulan, menjadi 18 - 20 bulan) . Akibat adanya deversifikasi usaha te rsebut, maka pemasukan pedet pada tahun I!I terhambat, karena perputaran modal lambat dan adanya peningkatan biaya operasional yang cukup besar. Oleh karena l(lkasi pemeliharaan yang kurang baik untuk pedet, serta keterbatasan kemampuan tenaga kerja kandang , maka pada bulan Agistus, 2011 , tahun III, telah dilakukan kerjasama pemeliharaan pedet s:1mpai umur 4 - 6 bulan, dengan kelompok peternak sapi perah, di daerah Citape;" i<ec. Ciawi, Kabupaten Bogor, dengan tujuan untuk menekan angka kematian. Sedangkan program Ib-IKK Oagker Farm, Fakultas Peternakan IPB, h2nya" mernelihara bakalan dari umur 4 - 6 bulan hasil pemeliharan kelompok petani pete;::nc!l~. Dari pemeliharaan awal sebanyak 22 ekor, belum ada kematian pE.det, d,an h~lah dikirim ke Ib-IKK Oagker farm, sebanyak 6 ekor. Dengan hasil yang b~ik, maka kerjasama dengan kelompok peternak akan dilanjutkan dan akiln dik,irim pedet lepas kolostrum sebanyak 10- 12 ekor/bulan. Bentuk kerjasama dengan kelompok peternak, bukan bl3rdasarkan bagi hasil, tetapi kelompok peternak mendapat imbalan Rp 25 OOO,OO/ekor/bulan, dan semua sarana produksi (bahan baku, susu segar, pakan da bahan periunjang lainnya) disediakan oleh Ib-IKK Dagker Farm. Pol a penb2ri,'ln insentif, yang iii dilakukan, guna menghindari terjadinya hal-hal yang kurang menguntungkan, karena, kelompok peternak sangat memerlukan uang tunai yang dapat diterima secara rutin setiap bulan, dan belum dapat mengerti atau tidak mau menterapkan konsep bagi hasil, karena kurang berani mengambil resiko untung rugi). Menurut mitra usaha yang menarnpung produk bakalan hasil pembesaran maupurt penggemukan/calon induk, secara umum, kwalitas produk yang dihasilkan cukup baik, sehingga harga penjualan, di atas harga rata-rata peternak rakyat, yaitu lebih tinggi sekitar Rp 250 000.00 - Rp 500 OOO,OO/ekor. Kegiatan utama Ib-IKK, dilakukan di kandang Laboratorium Lapangan IImu Nutrisi Ternak Daging dan Kerja, bagian Nutrisi Ternak Terapan, Departemen IImu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, IPB, Dramaga, dengan luas lahan sekitar 1 540 m2, dengan total luas bangunan (kandang, kantor, gudang, kamar mandi, dll) sekitar 459 m2. Program Ib-IKK dijalankan oleh 4 anggota tim Ib-IKK (ketua dan 3 anggota), serta 4 anggota non tim (tenaga kandang, dan administrasi). Pasar utama ialah pedagang pengumpul mitra usaha di Bogor, dan sebagian kecil peternak sapi perah sekitar Bogor, Harga produk pembesaran umur 4 - 6 bulan, sejak akhir tahun II dan sampai dengan Tahun "I, sang at rendah dan turun di bawah biaya produksi. Harga produk umur 4 - 6 bulan, bobot 125 - 150 kg , pada tahun I, sekitar Rp 4 250 000.00, menjadi hanya sekitar Rp 2 500 000 - Rp '3 500 OOO,OO.lekor. Keadaan ini disebabkan oleh terganggunya pasar utama bakalan di Boyolali (Jawa Tengah), setelah meletusnya G. Merapi di Jawa Tengah (Oktober, 2010). Meletusnya G Merapi, secara umum, merusak sarana dan prasarana petani peternak di sekitar G. Merapi, sehingga, tidak ada petani peternak yang memelihara bakalan sapi perah. Setelah program Ib-IKK tahun III , berakhir, maka Dagker Farm, selain tetap menjalankan program pembesaran dan penggemukan, akan melakukan pula program pembibitan skala kecil F-Cross, yaitu sebagai percontohan program pembibitan skala kecil yang intensif (dikandangkan), dengan memanfaatkan calon induklinduk FH yang sudah siap kawin/bunting, yang tidak terjual pada Tahun " dan III, (sebanyak 30 ekor), untuk menghasilkan pedet atau bakalan sapi persilangan antara betina sapi perah FH dengan sa pi Pedaging (Limousin, Simmental, Brahman, dan PO), yang dapat dipakai sebagai sumber bakalan sapi iv pedaging{guna menunjang program pemerintah dalam usaha swasembada daging 2014). Pad a program pembibitan skala keeil, intensif F-Cross, diusahakan agar biaya operasionalrelatit lebih murah, yaitu dengan prinsip "menggunakan sebanyak mungkin hijauan", dan hanya memberi konsentrat yang terbatas, pada kondisi-kondisi tertentu saj3 (pertumbuhan, akhir kebuntingan, awal laktasi dan menjelang kawin kembali, atau untuk memperbaiki nilai BCS), agar pedet yang dihasilkan harganya tidak terlalu mahal, sehingga mempunyai margin usaha yang cukup besar (30%). Produksi F- Cross, yang akan dilakukan sekitar 40 - 45 ekor pedet lepas sapih/tahull, dengan memelihara 50 ekor induk FH, dengan 3 - 6 pejantan dari beberapa Bangsa Sapi, pada area 1.5 ha lahan rumput. Program Ib-IKK Oagker Farm, selain merupakan kegiatan usaha/bisnis, juga dapat membantu atau menulljang kegiatan akademik di Departemen IImu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan IPB, dalam bentuk, menyediakan fasilitas untuk praktikum/penelitian mahasiswa beberapa mata kuliah (limu Nutrisi Ternak Pedaging, IImu Nurisi Ternak Kerja dan Olah Raga , Managemen Pemberian Pakan Ruminansi a, Fisiologi Nutrisi), Formulasi ransum, materi hewan sakit atau ujian KoAS Mahasiswa FKH, magang mahasiswa saat libur semester, kunjungan tamu siswa SO, SMP, SMA dan umum dari AET (AgroEdu- Tourism), Fakultas Peternakan/AEt IPB. Selain itu, program Ib-IKK bermanfaat untuk ketua/anggota tim pelaksana untuk menambah pengalaman dan pengembangan ilmu dan teknologi yang dimiliki. Dana subsidi untuk menunjang kegiatan akademik, diperkirakan sebesar Rp 5 000 OOO,OO/semester untuk praktikum dan Rp 5 000 000.00 - Rp 10 000 OOO,OO/penelitian mahasiswa atau stat pengajar. Walaupun subsidi tersebut cukup besar, tetapi dikarenakan sudah termasuk di dalam biaya opemsional, maka kegiatan akademik tidak mengganggu kegiatan usaha atau mengurangi keuntungan program Ib-IKK. |
URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/65559 |
Appears in Collections: | Faculty of Animal Science Book's |
Files in This Item:
File | Size | Format | |
---|---|---|---|
ART2011_DDI.pdf | 3.37 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.