Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/64815
Title: Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Penawaran Ekspor CPO Indonesia ke India (Periode Analisis Tahun 1989-2010)
Authors: Alexandi, Muhammad Findi
Nurahmat, Dady
Keywords: Bogor Agricultural University (IPB)
Issue Date: 2011
Abstract: Crude Palm Oil (CPO) merupakan hasil produk olahan dari salah satu komoditas subsektor perkebunan, yakni kelapa sawit yang berperan penting dalam perekonomian Indonesia. Pentingnya CPO bagi perekonomian Indonesia telah menyebabkan pengembangan CPO terus dilakukan, sehingga hal ini telah menyebabkan Indonesia sejak tahun 2006 berhasil menjadi produsen CPO terbesar di dunia, menggantikan Malaysia. Posisi Indonesia sebagai negara penghasil CPO terbesar di dunia, serta tingginya konsumsi CPO dunia telah mendorong perkembangan ekspor CPO Indonesia ke dunia. Adapun perkembangan ekspor CPO Indonesia ke dunia dari tahun 1989 sampai dengan tahun 2010 telah meningkat lebih dari 14 kali lipat, yakni dari sekitar 661 ribu ton meningkat menjadi 9,45 juta ton. Salah satu negara tujuan utama ekspor CPO Indonesia saat ini adalah negara India (47% dari total ekspor CPO Indonesia). Volume ekspor CPO Indonesia ke India dalam lima tahun terakhir telah meningkat dari 1,89 juta ton menjadi 4,45 juta ton. Mengingat pentingnya komoditas CPO bagi perekonomian Indonesia dan diantara negara-negara tujuan ekspor CPO Indonesia, ekspor ke India merupakan yang terbesar dibandingkan negara-negara lainnya, maka diperlukan suatu penelitian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan oleh beberapa faktor terkait terhadap penawaran ekspor CPO Indonesia ke India. Faktor-faktor tersebut antara lain volume produksi CPO Indonesia, harga ekspor CPO Indonesia ke India, kurs riil Rupiah terhadap Dollar Amerika, dan tarif ekspor CPO Indonesia. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perkembangan ekspor CPO ke India dan menganalisis faktor-faktor apa saja yang memengaruhi penawaran ekspor CPO Indonesia ke India pada tahun 1989 sampai dengan 2010. Penelitian ini menggunakan model regresi doublelog dan metode untuk menduga parameternya adalah metode Ordinary Least Square (OLS). Dari analisis yang dilakukan didapatkan nilai R2 sebesar 89,3% yang berarti variabel independen seperti volume produksi CPO Indonesia, harga ekspor CPO Indonesia ke India, kurs riil Rupiah terhadap Dollar Amerika, dan tarif ekspor CPO Indonesia dapat menjelaskan volume ekspor CPO Indonesia ke India sebesar 89,3% dan sisanya sebesar 10,7% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan dalam model penelitian ini. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa, besarnya ekspor CPO Indonesia ke India dikarenakan telah terjadi pengalihan pasar CPO Indonesia dari Eropa ke Asia. Hal ini disebabkan pasar Eropa menginginkan CPO yang sudah diolah misal biofuel, sedangkan Indonesia belum mampu untuk memenuhi keinginan Eropa tersebut. Seluruh variabel-variabel independen yang dimasukan dalam model penelitian ini dapat memengaruhi ekspor CPO Indonesia ke India secara statistik dengan taraf nyata lima persen. Adapun dalam penelitian ini, dihasilkan variabel harga ekspor CPO Indonesia ke India memiliki hubungan negatif dengan volume ekspor CPO Indonesia ke India. Hal ini disebabkan relatif rendahnya kualitas CPO Indonesia. Sehingga menyebabkan posisi CPO Indonesia di dunia menjadi lemah dibandingkan negara pesaingnya, seperti Malaysia. Saran yang penulis rekomendasikan melalui penelitian ini adalah sebagai berikut: Pertama, Kementrian Pertanian diharapkan dapat terus menjaga kesinambungan produksi CPO, tidak hanya dengan cara pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit baru (ekstensifikasi) tetapi pengoptimalan lahan perkebunan kelapa sawit yang telah ada (intensifikasi) pun harus dilakukan. Karena cara yang dilaksanakan selama ini (ekstensifikasi) terkendala masalah isu kerusakan lingkungan dan pemanasan global. Kedua, Indonesia perlu melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas CPOnya, misal dengan peningkatan nilai kandungan minimal karoten dan peningkatan nilai DOBI. Hal ini dikarenakan, harga ekspor CPO Indonesia ke India berpengaruh negatif terhadap kuantitas ekspor CPO Indonesia ke India. Sehingga, apabila hal ini dapat dilakukan maka CPO Indonesia akan mampu bersaing dengan CPO negara pesaing di pasar internasional. Ketiga, Peran aktif Indonesia, seperti Kementrian Perdagangan Republik Indonesia, Kementrian Pertanian Republik Indonesia dan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia sangat diperlukan untuk mempromosikan CPO sebagai komoditas yang aman, baik dalam kesehatan maupun lingkungan untuk menangkal dan mengantisipasi kampanye negatif terhadap CPO Indonesia. Keempat, India adalah negara tujuan utama ekspor CPO Indonesia, namun alangkah lebih baik apabila Indonesia bisa membuka pasar CPO lebih banyak lagi, seperti Bangladesh dan Mesir. Sehingga, Indonesia tidak hanya terpaku pada India sebagai negara tujuan ekspor.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/64815
Appears in Collections:UT - Economics and Development Studies

Files in This Item:
File SizeFormat 
H11dnu.pdf
  Restricted Access
1.52 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.