Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/64797
Title: Penerapan Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Analisis Sensitivitas Harga Pada Pengembangan Padi Varietas Unggul Hibrida (Kasus : Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur Jawa Barat)
Authors: Nurmalina, Rita
Firohmatillah, Agrivinie Rainy
Keywords: Bogor Agricultural University (IPB)
Issue Date: 2011
Abstract: Meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia merupakan salah satu tantangan berat yang harus dihadapi oleh sektor pertanian khususnya tanaman pangan karena besarnya jumlah penduduk berkaitan langsung dengan penyediaan pangan. Dengan meningkatnya jumlah penduduk maka jumlah permintaan pangan khususnya padi, akan semakin meningkat. Salah satu bentuk program yang dilakukan pemerintah dalam upaya meningkatkan produksi beras dalam rangka pemenuhan permintaan pangan adalah Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN). Agenda dan kegiatan dari program ini antara lain, berupa sosialisasi penggunaan benih padi hibrida. Kabupaten Cianjur merupakan salah satu daerah yang potensial untuk ditanami padi hibrida dalam rangka pengembangan padi hibrida di Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ideotipe padi hibrida yang diinginkan petani, menerapkan metode QFD (menyusun matriks HOQ) dalam pengembangan varietas padi hibrida, dan menganalisis sensitivitas harga benih padi hibrida di tingkat petani di Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur. Penelitian ini dibatasi hanya sampai tingkat penyusunan matriks HOQ atau sampai tahap perencanaan produk. Penelitian ini dilaksanankan pada bulan April – Mei 2011 di Gabungan Kelompok Tani Sugih Rahayu Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur. Metode penentuan sampel dilakukan dengan cara proportional random sampling. Petani dalam penelitian ini adalah petani yang pernah menanam padi hibrida dan padi varietas inbrida (ciherang). Jumlah petani sebagai responden dalam penelitian sebanyak 30 orang dan tiga orang pemulia padi hibrida Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Alat yang digunakan untuk mengolah data hasil penelitian adalah analisis Microsoft Office Excel 2007. Penelitian ini menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD) dan Analisis Sensitivitas Harga. Persyaratan konsumen yang diinginkan adalah benih padi hibrida yang memiliki karakter tingkat produktivitas tinggi (7 – 10 ton per hektar), lama umur padi hibrida yaitu 90 – 120 hari, tahan terhadap hama wereng coklat, tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri, tahan terhadap penyakit blast, tahan terhadap virus tungro, berdaya kecambah tinggi (≥ 80 persen), memiliki tingkat kerontokan (kehilangan) gabah padi hibrida saat panen dan pengangkutan pada tingkat sedang (6 – 25 persen), memiliki tingkat kerontokan gabah padi hibrida saat proses penggebotan (perontokan gabah dari tangkainya) tergolong sedang (3 – 4 kali), memiliki tingkat rendemen gabah menjadi beras yang tinggi (61 – 65 persen), memiliki jumlah anakan produktif yang tinggi (≥ 20 anakan produktif), tahan rebah, karakteristik batang yang besar dan kuat, warna daun hijau tua, memiliki jumlah gabah per malai yang tinggi (>120 gabah per malai), ukuran iii benih besar, bentuk gabah ramping, tingkat kepatahan beras rendah (≤30 persen), beras putih berkapur, tekstur nasi pulen, dan aroma nasi wangi. Pengembangan padi hibrida melalui penerapan QFD berdasarkan bobot absolut persyaratan konsumen, urutan prioritas yang harus dipenuhi yaitu produktivitas tinggi (7-10 ton per hektar), tingkat rendemen gabah menjadi beras (60-65 persen), tahan terhadap virus tungro, jumlah anakan produktif (>20 anakan), tahan rebah, batang besar dan kuat, jumlah gabah per malai (>120 butir gabah), daya berkecambah tinggi (≥80 persen), tahan terhadap hama wereng coklat, tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri, dan tahan terhadap penyakit blast, aroma nasi wangi, tekstur nasi pulen, patahan beras rendah (≤30 persen), bentuk gabah ramping, ukuran benih besar, beras putih berkapur, warna daun hijau tua, umur tanaman 90-120 hari, tingkat kerontokan gabah saat panen dan pengangkutan pada tingkat sedang (6-25 persen), tingkat kerontokan gabah saat penggebotan (prose perontokan gabah dari tangkainya) tergolong sedang (3-4 kali). Persyaratan konsumen yang perlu difokuskan adalah produktivitas tinggi (7- 10 ton per hektar) yang memiliki bobot absolut tertinggi. Pengembangan padi hibrida melalui penerapan QFD berdasarkan perhitungan bobot absolut persyaratan teknik, urutan prioritas persyaratan teknik dalam pemuliaan padi hibrida yaitu tingkat senescence, umur tanaman, jumlah gabah isi per malai, persentase gabah isi per malai, kadar air gabah, jumlah anakan produktif per rumpun, ketahanan terhadap penyakit hawar daun bakteri, besar batang, panjang malai, ketahanan terhadap hama wereng coklat, rendemen beras giling, persentase beras kepala, rendemen beras pecah kulit, bobot 1000 butir gabah, ketahanan terhadap virus tungro, rasio panjang dan lebar gabah, warna daun, tinggi tanaman, posisi daun bendera terhadap malai, tekstur nasi, kadar amilosa, gel konsistensi, keterawangan, aroma, leher malai, indeks glikemik, derajat putih, dan kilap. Pengembangan padi hibrida melalui penerapan QFD berdasarkan pada perhitungan bobot relatif persyaratan teknik memiliki perbedaan urutan prioritas yaitu tingkat senescence, umur tanaman, jumlah gabah isi per malai, persentase gabah isi per malai, jumlah anakan produktif per rumpun, kadar air gabah, panjang malai, ketahanan terhadap penyakit hawar daun bakteri, rendemen beras giling, persentase beras kepala, besar batang, ketahanan terhadap hama wereng coklat, ketahanan terhadap virus tungro, rendemen beras pecah kulit, bobot 1000 butir gabah, warna daun, tinggi tanaman, posisi daun bendera terhadap malai, rasio panjang dan lebar gabah, aroma, tekstur nasi, gel konsistensi, kadar amilosa, keterawangan, leher malai, indeks glikemik, derajat putih dan kilap. Berdasarkan analisis senstivitas harga, Indifferent Pricing Point (IPP) atau tingkat harga minimum untuk benih padi hibrida berada pada tingkat harga Rp. 29.000 per kg. Optimum Pricing Point (OPP) atau tingkat harga optimum berada pada tingkat harga Rp 35.000 per kg. Marginal Cheap Price Point (MCP) atau tingkat harga terendah berada pada tingkat harga Rp.20.000 per kg. Marginal Expensive Price Point (MEP) atau tingkat harga tertinggi berada pada tingkat harga Rp.42.500 per kg. Rentang harga benih yang dapat diterima konsumen (RAP) yaitu antara harga minimum (IPP) Rp 29.000 per kg dan harga optimum (OPP) Rp 35.000 per kg.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/64797
Appears in Collections:UT - Agribusiness

Files in This Item:
File SizeFormat 
H11arf.pdf
  Restricted Access
1.11 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.