Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/64288
Title: Perencanaan Lanskap Candi Muara Takus sebagai Objek Wisata Budaya dalam Upaya Pelestarian Kawasan.
Authors: Nurisjah, Siti
Serlan H., Wiwiek Dwi
Keywords: Bogor Agricultural University (IPB)
Issue Date: 2011
Abstract: Indonesia adalah negara yang kaya akan keragaman sejarah dan budaya. Warisan sejarah dan budaya tersebut mempengaruhi pola budaya yang ada dimasa lalu dan dimasa kini. Warisan sejarah dan budaya merupakan sesuatu yang perlu untuk dilestarikan serta dapat dikembangkan menjadi objek atau daya tarik wisata yang bernilai tinggi. Salah satu warisan sejarah dan budaya yang terdapat di Provinsi Riau adalah Candi Muara Takus yang berada di Desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto, Kabupaten Kampar. Candi Muara Takus merupakan candi peninggalan agama Budha yang didirikan pada masa pemerintahan kerajaan Sriwijaya di Indonesia. Candi tersebut telah dikenal dunia internasional dan banyak dikunjungi para wisatawan mancanegara. Kawasan Candi Muara Takus berpotensi untuk dikembangkan sebagai objek wisata yang memberi pengetahuan dan pengalaman sejarah dan budaya sehingga meningkatkan apresiasi dan kecintaan terhadap warisan sejarah dan budaya bangsa. Namun, saat ini pengembangan dan pembangunan kawasan cenderung mengarah pada bentuk wisata rekreatif serta kurang memanfaatkan sumberdaya budaya sekitar kawasan. Keberadaan bendungan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang ada pada sungai Kampar Kanan di sekitar kawasan Candi Muara Takus juga mengancam kelestarian kawasan tersebut. Bendungan PLTA sering menyebabkan Sungai Kampar Kanan meluap sehingga berpotensi banjir khususnya pada musim penghujan. Dengan kegiatan penelitian ini diharapkan nilai-nilai sejarah budaya dan kualitas lanskap pada kawasan tersebut dapat terus terjaga dan lestari keberadaannya sehingga Candi Muara Takus dapat menjadi unggulan tujuan wisata di Kecamatan XIII Koto, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau yang berbasis kepada sejarah dan kebudayaan lokal. Penelitian ini dilakukan di Desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto, Kabupaten Kampar, Propinsi Riau. Luas kawasan perencanaan adalah 94,5 Ha dengan batasan fisik Sungai Kampar Kanan, hutan campuran, perkebunan penduduk dan rawa. Tahap perencanaan meliputi kegiatan persiapan, pengumpulan data dan informasi, analisis tapak, sintesis, penyusunan konsep, dan perencanaan lanskap. Jenis data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder terkait aspek kesejarahan kawasan, aspek religi kawasan, aspek kepariwisataan dan aspek sosial budaya masyarakat. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara survei lapang, studi pustaka dan wawancara. Analisis dilakukan terhadap aspek kesejarahan kawasan, aspek religi, aspek kepariwisataan dan aspek sosial budaya masyarakat. Kegiatan analisis yang dilakukan berupa analisis deskriptif , tabular dan spasial. Analisis potensi lanskap kawasan Candi Muara Takus dilakukan untuk mengetahui kondisi eksisting kawasan dan peluang kawasan untuk dikembangkan sebagai objek wisata budaya. Analisis aspek kesejarahan berperan dalam membentuk zonasi arkeologis yang terdiri dari ruang yang diproteksi, direkonstruksi dan harus mendapat perbaikan. 4 Analisis aspek religi dilakukan untuk mengetahui ruang-ruang yang harus dijaga tingkat kesakralannya dan analisis aspek wisata menghasilkan zona yang potensial dan tidak potensial untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata budaya. Aspek sosial budaya dianalisis untuk mengetahui penerimaan penduduk dan keinginan pengunjung dan peziarah Budhis dalam pengembangan kawasan. Zona dari aspek-aspek tersebut diintegrasikan secara spasial dengan data aspek sosial budaya sehingga dihasilkan zona pemanfaatan dan sirkulasi terpadu yang dapat dikembangkan sebagai kawasan wisata budaya. Perencanaan kawasan wisata budaya didasari oleh konsep menjaga kelestariannya melalui pengembangannya sebagai kawasan wisata budaya. Konsep tersebut bertujuan untuk melestarikan lanskap situs Candi Muara Takus, meningkatkan kesejahteraan masyarakat disekitar candi, serta memberi kepuasan bagi wisatawan domestik maupun wisatawan asing yang berkunjung ke Candi Muara Takus. Konsep ruang dalam pelestarian situs membagi kawasan Candi Muara Takus menjadi 2 ruang utama, yaitu ruang wisata budaya (9.32 Ha atau 9.86%) dan ruang pendukung wisata (85.18 Ha atau 90.14%). Ruang wisata budaya terbagi menjadi wisata budaya khusus (0.97 Ha atau 1.02%) dan wisata budaya umum (6.62 Ha atau 7.00%). Ruang pendukung wisata terbagi menjadi ruang penerimaan (3.81 Ha atau 4.03%), ruang transisi (29.90 Ha atau 31.64%), dan ruang pelayanan wisata (53.20 Ha atau 56.30%). Sementara konsep jalur wisata budaya yang direncanakan akan menggunakan dasar peringkat keutamaan dari tiap bangunan dalam ritual keagamaan Budha. Perjalanan wisata budaya akan dimulai dengan mengunjungi kawasan yang peringkat keutamaannya paling rendah kemudian meningkat sampai ke kawasan utama (daerah sakral). Wisatawan akan mendapat klimaks diakhir perjalanan yaitu kemegahan kompleks bangunan utama Candi Muara Takus. Hasil dari kegiatan perencanaan ini adalah rencana lanskap kawasan wisata budaya yang mendukung upaya pelestarian kawasan serta dapat meningkatkan kunjungan wisatanya.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/64288
Appears in Collections:UT - Landscape Architecture

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
A11wds.pdf
  Restricted Access
Fulltext9.19 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.