Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/63919
Title: Analisis efisiensi faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ayam ras pedaging pola kemitraan dan mandiri di Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor
Authors: Sehabudin, Ujang
Hapsari, Hayu Windi
Keywords: Bogor Agricultural University (IPB)
efisiensi ekonomi.
Usahaternak ayam ras pedaging
fungsi produksi Cobb Douglas
Issue Date: 2013
Abstract: Peternakan merupakan salah satu sub sektor yang memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi. Pembangunan dalam bidang peternakan dapat meningkatkan peran peternakan dalam tata ekonomi nasional, meningkatkan pendapatan peternak dan menyediakan pangan bagi masyarakat. Industri perunggasan di Indonesia diperkirakan memiliki prospek yang baik. Ternak unggas memberikan kontribusi terbesar terhadap produksi daging nasional yaitu sebesar 60.73 persen (Direktorat Jendral Peternakan, 2008). Salah satu komoditas perunggasan yang prospektif untuk dikembangkan adalah ayam ras pedaging atau broiler. Berdasarkan Direktorat Jendral Peternakan tahun 2008, ayam ras pedaging memiliki kontribusi terbesar terhadap total daging unggas nasional yaitu sebesar 67 persen, sedangkan 23 persen dari ayam bukan ras dan sisanya dari ternak unggas lainnya. Berkembangnya industri ayam ras pedaging di Indonesia, didukung oleh pertambahan penduduk, peningkatan pendidikan dan pendapatan, serta kesadaran akan gizi seimbang. Kabupaten Bogor merupakan sentra produksi terbesar usahaternak ayam ras pedaging di provinsi Jawa Barat dengan proporsi sebesar 19.01 persen terhadap total produksi ayam ras pedaging di provinsi Jawa Barat (Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, 2011). Kecamatan Gunung Sindur merupakan daerah sentra produksi ayam ras pedaging di Kabupaten Bogor, yang ditunjukan oleh persentase populasi ayam ras pedaging di Kecamatan Gunung Sindur pada tahun 2010 mencapai 9.65 persen dari total populasi ayam ras pedaging di Kabupaten Bogor (Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bogor, 2011). Usahaternak ayam ras pedaging di Kecamatan Gunung Sindur dapat dikelompokan menjadi dua pola, yaitu pola kemitraan dan pola mandiri. Dalam pelaksanaannya, terdapat perbedaan sistem produksi antara peternak kemitraan dan peternak mandiri. Peternak kemitraan mendapat jaminan pasokan sarana produksi dan pemasaran hasil produksi dari pihak inti, sehingga peternak plasma memiliki resiko harga yang lebih rendah. Namun sebaliknya, peternak mandiri dengan modal sendiri memiliki keleluasaan dalam memperoleh sarana produksi dan pemasaran hasil produksi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ayam ras pedaging dan menganalisis efisiensi produksi ayam ras pedaging pada peternak mandiri dan peternak kemitraan. Responden dipilih dari tiga lokasi, yaitu Desa Padurenan, Desa Pabuaran, dan Desa Pangasinan. Ketiga lokasi tersebut dipilih secara purposive karena ketiga desa tersebut memiliki jumlah peternak kemitraan terbanyak dari desa lain yang ada di Kecamatan Gunung Sindur. Responden peternak kemitraan diambil secara purposive sejumlah 30 peternak dari data peternak kemitraan yang dipublikasikan oleh Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bogor tahun 2009. Peternak mandiri diambil sebanyak 30 peternak dengan teknik snowball sampling. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model fungsi produksi Cobb Douglas dengan metode Ordinary Least Square (OLS) menggunakan software iv Eviews 7. Analisis efisiensi ekonomi dilakukan dengan menggunakan pendekatan rasio Nilai Produk Marjinal (NPM) dengan Biaya Korbanan Marjinal (BKM). Hasil analisis menunjukan, faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ayam ras pedaging pada kedua pola peternak adalah pakan dan pemanas. Faktor-faktor produksi yang berpengaruh nyata pada peternak kemitraan selain pakan dan pemanas adalah sekam, kepadatan kandang, dan mortalitas. Pada peternak mandiri faktor-faktor produksi yang berpengaruh nyata hanya pakan dan pemanas. Pada peternak mandiri, penggunaan pakan lebih responsif dari peternak kemitraan, sedangkan pada peternak kemitraan penggunaan pemanas lebih responsif dari peternak mandiri. Hasil analisis efisiensi ekonomi, menunjukan bahwa pada kedua pola peternak belum mencapai efisiensi secara ekonomi. Hal ini ditunjukan dari rasio Nilai Produk Marjinal (NPM) dengan Biaya Korbanan Marjinal (BKM) tidak sama dengan satu atau NPM tidak sama dengan BKM. Untuk mencapai efisiensi ekonomi, faktor produksi yang perlu ditambah pada peternak mandiri adalah pakan dan pemanas, sedangkan pada peternak kemitraan adalah pakan, pemanas, dan sekam.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/63919
Appears in Collections:UT - Resources and Environmental Economic

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
H13hwh.pdf
  Restricted Access
full text2.72 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.