Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/63861
Title: Analisis faktor-faktor yang memengaruhi impor garam Indonesia (dari negara mitra dagang Australia, India, Selandia Baru, dan Cina)
Authors: Hartoyo, Sri
Kemala, Gita Widya Ratna
Keywords: Bogor Agricultural University (IPB)
Issue Date: 2013
Abstract: Garam merupakan salah satu komoditi strategis Indonesia dimana penggunaannya tidak hanya untuk konsumsi manusia melainkan juga sebagai bahan baku industri. Garam merupakan salah satu sumber sodium dan chloride dimana kedua unsur tersebut diperlukan untuk metabolisme tubuh manusia. Sebagai negara kepulauan yang dikelililingi laut dan samudera, Indonesia dikenal sebagai penghasil garam yang cukup besar dengan kualitas yang cukup baik. Wilayah Indonesia terdiri dari 1/3 daratan dan 2/3 lautan, dimana dalam kondisi normal setiap tahunnya mengalami iklim kemarau sekitar 6 (enam) bulan dan secara geografis kondisi tersebut merupakan salah satu yang menjadi faktor pendukung produksi garam. Sementara itu produksi garam Indonesia memiliki tren yang cenderung menurun sedangkan kebutuhan pada komoditi garam semakin meningkat setiap tahunnya. Kebutuhan yang tidak disertai oleh persediaan produksi domestik menuntut adanya kebijakan untuk mengimpor garam untuk memenuhi konsumsi garam dalam negeri. Oleh karena tu penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran perkembangan ekonomi garam baik pada sisi produksi, konsumsi, harga, impor, maupun kebijakan impor garam. Kedua, untuk menganalisis faktor-faktor apa sajakah yang memengaruhi impor garam di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dalam periode tahun 2001 hingga 2010 dengan empat mitra dagang utama yakni Australia, India, Selandia Baru, dan Cina. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan serta analisis kuantitatif dengan regresi Ordinary Least Square data panel program Eviews 6. Dalam penelitian analisis regresi digunakan untuk melihat pengaruh variabel populasi, nilai tukar riil, harga impor garam, jumlah industri berbahan baku garam, produksi, serta dummy negara Australia, India, dan Selandia Baru terhadap volume impor garam. Hasil menunjukkan bahwa variabel harga impor, populasi, nilai tukar riil, jumlah industri berbahan baku garam, produksi, dummy Australia, dan dummy India berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan permintaan impor garam pada taraf nyata 15 persen. Sementara itu variabel dummy Selandia Baru tidak signifikan terhadap perubahan impor. Ini menunjukkan bahwa negara Australia dan India merupakan negara pengekspor garam yang cukup dominan ke wilayah Indonesia sedangkan negara Selandia Baru tergolong negara pengekspor garam yang kecil ke wilayah Indonesia. Untuk meningkatkan produksi garam domestik agar Indonesia tidak terlalu bergantung pada impor adalah melalui peningkatan luas areal garam dan peningkatan produktivitas agar produksi bisa lebih meningkat. Hal tersebut dapat dilakukan dengan beberapa program yang dapat menunjang kesejahteraan petani, serta pendampingan kepada petani agar dapat menghasilkan garam yang lebih optimal. Selain itu diperlukan pula kebijakan pemerintah dalam nilai tukar serta harga agar nantinya lebih berpihak ke arah petani.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/63861
Appears in Collections:UT - Economics and Development Studies

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
H13gwr.pdf
  Restricted Access
full text607.41 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.