Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/63701
Title: Pengaruh Struktur Vegetasi terhadap Iklim Mikro di Berbagai Land use di Kota Jakarta
Authors: Zain, Alinda Fitriany Malik
Destriana, Nefalianti
Keywords: Bogor Agricultural University (IPB)
Iklim Mikro
Struktur Ruang Terbuka Hijau
Ruang Terbuka Hijau
Land Use
Sistem Informasi Geografi (SIG)
Issue Date: 2013
Abstract: Jakarta merupakan ibukota dari negara Indonesia. Jumlah penduduk Jakarta semakin lama semakin meningkat menyebabkan perubahan fisik kota Jakarta yang semakin lama semakin berkembang pula. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk maka persaingan kebutuhan manusia terhadap lahan pun semakin tinggi. Namun, kondisi tersebut tidak diimbangi oleh penyedian lahan yang memadai sehingga menyebabkan sebagian besar area terbuka hijau di kota Jakarta sudah banyak berubah menjadi area komersil seperti CBD, industri, pemukiman dan lain sebagainya. Padahal fungsi RTH diperkotaan salah satunya dapat merekayasa iklim mikro disekitarnya. Berbagai permasalahan timbul sebagai dampak dari adanya hal tersebut. Salah satunya adalah penurunan kualitas lingkungan kota karena pembangunan yang dilakukan pada kawasan kota lebih menekankan pada dimensi ekonomi daripada dimensi ekologi. Dengan keadaan seperti itu, kondisi Jakarta saat ini tidak begitu nyaman untuk dihuni sehingga perlu dilakukan pengukuran iklim mikro dan analisis kenyamanan pada setiap struktur RTH (pohon, semak dan rumput) pada land use yang berbeda di kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH diperkotaan. Penelitian ini dilakukan di kota Jakarta dari bulan April hingga Oktober 2012. Pada penelitian ini terlebih dahulu mengidentifikasi keadaan penutupan lahan kota Jakarta. Penutupan lahan itu sendiri diperoleh dari data citra satelit landsat 7 +ETM akuisisi tanggal 28 Agustus dan 13 September 2011 yang telah di olah dengan menggunakan sistem informasi geografi (SIG) dengan bantuan software Arc GIS dan ERDAS Imagine 9.1 sehingga dihasilkan peta penutupan lahan. Setelah mengambil GCP (Ground Control Point) yang diambil menyebar menggunakan GPS di beberapa titik di seluruh wilayah Jakarta didapatkan hasil akurasi peta penutupan lahan DKI Jakarta tahun 2011 sebesar 87,10 %, Akurasi sudah > 70 % artinya peta dapat digunakan dalam penelitian. Pada peta penutupan lahan terlihat luas ruang terbangun di kota Jakarta sebesar 88,63 % dari total seluruh wilayah Jakarta, luas ruang terbuka hijau sebesar 10,03 % dan sisanya berupa badan air dengan luas 1,34 % saja. Kemudian, peta penutupan lahan tersebut di overlay dengan peta penggunaan lahan yang di dapatkan dari Bappeda DKI Jakarta sehingga didapatkan empat kawasan yang cocok dilakukan pengukuran iklim mikro. Pengukuran iklim mikro dilakukan pada kawasan taman kota, CBD, Perumahan dan kawasan industri. Pengukuran dilakukan pada saat cuaca cerah yaitu pada pukul 12.30-13.00 WIB dengan menggunakan alat pengukur iklim mikro Heavy Weather yaitu di saat suhu udara memilki nilai paling tinggi. Pada masing-masing land use dilakukan pengukuran struktur RTH pohon, semak dan rumput dan dilakukan ulangan sebanyak 3 kali pada hari yang berbeda. Setelah didapatkan hasil data pengukuran masing-masing selama 3 hari pada setiap land use baik CBD, industri, perumahan dan taman kota, data iklim mikro dianalisis untuk mengetahui pengaruh struktur RTH terhadap iklim mikro serta menghitung kenyamanan iklim mikro menggunakan THI (Temperature Humidity Indeks). Suatu tempat termasuk kategori nyaman jika memilki nilai THI < 27. Tahapan penelitian terdiri dari pengolahan data citra, penentuan lokasi pengambilan data, pengambilan data dilapangan, pengolahan data dan analisis dan hasil akhir dari penelitian ini adalah rekomendasi RTH pada setiap land use secara deskriptif berdasarkan hasil analisis statistik dan analisis THI. Berdasarkan analisis pengaruh struktur RTH pada masing-masing land use diketahui bahwa setiap struktur RTH pohon, semak dan rumput mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap iklim mikro disekitarnya sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata suhu dan kelembaban udara pohon, semak dan rumput. Hal ini didukung pula oleh hasil uji statistik menggunakan uji T one way yang menyatakan suhu dan kelembaban udara pada struktur vegetasi RTH berbeda secara nyata pada taraf 5 %. Hal ini disebabkan kondisi masing-masing land use yang berbeda, jenis vegetasi dan karakteristiknya yang berbeda pula. Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan pada setiap land use, struktur vegetasi yang paling efektif dalam memberikan kenyamanan pada setiap land use adalah pohon. Pohon memiliki suhu udara paling rendah dan kelembaban paling tinggi bila dibandingkan dengan semak dan rumput. Sedangkan berdasarkan nilai THI, keempat land use berada pada kategori tidak nyaman karena suhu udara pada semua land use berkisar antara 30,3 ºC- 37,9 ºC, sedangkan untuk kelembaban udara berkisar antara 51,0 – 61,0 %. Nilai THI tertinggi terdapat pada kawasan industri dengan nilai THI berkisar antara 31,1-34,2 dan nilai THI terendah berada pada kawasan taman kota dengan nilai berkisar antara 27,9-32,0. Hal ini terjadi karena adanya faktor lingkungan yang menyebabkan perbedaan iklim mikro pada setiap land use berbeda. Setelah dilakukan analisis, dapat diketahui struktur vegetasi pohon yang paling efektif mempengaruhi iklim mikro dan tingkat kenyamanan pada setiap land use. Maka berdasarkan hal tersebut, disusun rekomendasi yang dapat membantu meningkatkan kualitas iklim mikro pada setiap land use berbeda sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi pengguna kawasan. Rekomendasi berupa saran mengenai RTH yang sesuai dan dapat diterapkan sebagai upaya dalam memperbaiki kualitas iklim mikro setiap land use.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/63701
Appears in Collections:UT - Landscape Architecture

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
A13nde.pdf
  Restricted Access
full text5.82 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.