Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/63249
Title: Karakteristik Sistem Pemeliharaan Ayam Kampung dan Ayam Leher Gundul di Kabupaten Subang, Jawa Barat
Authors: Melani
Issue Date: 2010
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Secara umum, karakteristik ayam lokal telah beradaptasi dengan lingkungan dimana ayam tersebut dipelihara. Misalnya ayam Leher Gundul (Legund) yang masih ditemukan di daerah bersuhu tinggi (30-33oC) seperti di Kabupaten Subang, Jawa Barat. Pertumbuhan bulu yang unik karena tidak terdapat bulu di bagian leher menjadikan ayam Legund mudah melepaskan panas tubuh sehingga energinya dapat digunakan untuk pembentukan daging. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik peternak dan sistem pemeliharaan ayam Kampung dan ayam Legund yang diterapkan oleh peternak di Kabupaten Subang, Jawa Barat dan analisis pendapatan peternakan ayam Kampung dan Legund. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 22 Juli sampai 22 Agustus 2009, di Kecamatan Pamanukan (Desa Lengkong Jaya, Rancasari, Bongasari, Kampung Pintu, Pangasinan), Kecamatan Compreng (Desa Sukaseneng) dan Kecamatan Tambak Dahan (Desa Bojongkeding). Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) berdasarkan hasil survei pendahuluan yang menunjukkan bahwa di wilayah tersebut masih ditemukan populasi ayam Legund. Responden yang digunakan sebanyak 37 orang peternak. Hasil penelitian menunjukan bahwa sistem pemeliharaan ayam di Kabupaten Subang, Jawa Barat adalah sistem pemeliharaan intensif (8,1%), semi intensif (67,6%) dan ekstensif (24,3%). Peternak ayam Kampung dan Legund yang berada di Kabupaten Subang sebagian besar berjenis kelamin perempuan (25 orang; 67,6%) yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Pada pemeliharaan secara intensif, pakan yang berupa pakan komersial dan sisa rumah tangga diberikan secara teratur (2-3 kali/hari), pemberian air minum secara ad libitum, ayam dikandangkan dan tidak diumbar dan pengobatan terhadap ayam yang sakit dilakukan secara modern. Pada pemeliharaan semi intensif, pakan berupa pakan komersil dan makanan sisa rumah tangga diberikan dengan frekuensi tidak menentu, ayam diumbar pada siang hari dan dikandangkan pada malam hari dan pengobatan terhadap ayam yang sakit dilakukan secara tradisional. Pada pemeliharaan ekstensif, peternak tidak memberikan pakan dan minum pada ayam dan ayam diumbar sepanjang hari (tidak disediakan kandang). Produktivitas ayam Legund pada pemeliharaan secara semi intensif lebih tinggi dibandingkan dengan ayam Kampung. Berdasarkan hasil analisis pendapatan sistem pemeliharaan semi intensif lebih menguntungkan (Rp 773.840) dibandingkan dengan sistem pemeliharaan intensif (Rp 730.000) dan ekstensif (Rp 232.666). Sistem pemeliharaan yang baik adalah semi intensif.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/63249
Appears in Collections:UT - Animal Production Science and Technology

Files in This Item:
File SizeFormat 
D10mel.pdf
  Restricted Access
1.35 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.