Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/63207
Title: Penerapan Good Agricultural Practices (GAP) pada Pengelolaan Pertanaman Jagung (Zea mays L.) di PT Sungai Menang, Pulau Seram, Maluku.
Authors: Purnamawati, Heni
Zaenudin, R. Muhammad
Keywords: Bogor Agricultural University (IPB)
Issue Date: 2013
Abstract: Magang dilaksanakan selama empat bulan di PT. Sungai Menang mulai Februari hingga Juni 2011. Secara umum kegiatan magang bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai penerapan Good Agricultural Practices (GAP) di perkebunan jagung, memberikan pengalaman manajerial pada pengelolaan tanaman pangan serta meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam mempelajari dan memahami proses kerja secara nyata, Adapun tujuan khusus dari magang ini adalah untuk dapat menganalisa, melakukan observasi, mengimplementasikan dan memberikan solusi terhadap masalah pengelolaan budidaya jagung skala komersial. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan magang yaitu dengan melaksanakan kegiatan yang sedang berlangsung di kebun serta melakukan pengumpulan data primer dan data sekunder. Penulis mempelajari aspek manajerial dan aspek teknis pengelolaan pertanaman jagung. Pengumpulan data primer melalui pengamatan, bekerja langsung di lapangan, dan wawancara dengan karyawan, sedangkan pengumpulan data sekunder melalui laporan manajemen perkebunan dan studi pustaka. PT. Sungai Menang berada di Dusun Mandiri, Desa Samal, Kecamatan Seram Utara Timur Kobi, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku. Lokasi kebun terletak pada 129042’-129051’ BT dan 2051’-2056’ LS dengan ketinggian 8 meter di atas permukaan laut (mdpl). Suhu harian berkisar antara 26 – 30 °C dengan curah hujan 2 493 mm/tahun. Jenis tanah di PT. Sungai Menang adalah tanah Aeric Endoaquepts yang tergolong tanah Inceptisols dari bahan induk aluvium marin atau endapan laut. Pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan yang terkait dengan aspek produksi pertanaman jagung yang meliputi pemilihan wilayah produksi, persiapan lahan, benih dan varietas tanaman, penanaman, pemeliharaan tanaman (pemupukan, pengairan, perlindungan tanaman), panen, pascapanen dan manajemen pertanian (penggunaan perlindungan lapang dan pencatatan). Selain itu diamati pula beberapa karakteristik tanaman jagung yang berkaitan dengan karakter vegetatif seperti tinggi tanaman, tinggi tongkol, diameter batang dan jumlah daun. Terdapat 10 varietas jagung hibrida yang diujicobakan di kebun Seatele, PT. Sungai Menang. Pertanaman jagung kebun Seatele merupakan lahan bukaan baru. Pengelolaan dilakukan melalui dua cara yaitu secara mekanisasi dan manual. Hanya beberapa tahapan produksi saja yang dapat dilakukan secara mekanisasi yaitu pengolahan tanah, penanaman, pemupukan, pengendalian hama dan panen. Pengelolaan secara mekanisasi terkendala dengan kondisi cuaca dan tanah yang sering tergenang sehingga kegiatan produksi dilakukan secara manual. Penerapan manajemen produksi jagung di PT. Sungai Menang belum sesuai dengan penerapan Good Agriculture Practices karena pada berbagai tahapan produksi masih terdapat berbagai praktek yang tidak sesuai dengan penilaian GAP. Faktor yang menjadi kendala terbesar dalam manajemen produksi PT. Sungai Menang adalah kondisi tanah yang tidak sesuai serta sistem pengolahan tanah yang tidak tepat. Tanah diduga telah mengalami pemadatan akibat penggunaan alat berat dalam pembukaan lahan. Teknik pengolahan tanah yang tidak tepat menyebabkan pertanaman jagung sering tergenang sehingga sebagian besar tanaman tidak tumbuh optimal bahkan benih mati sebelum berkecambah. Populasi tanaman per ha sangat rendah bahkan hingga 25% dari populasi normal. Hasil yang didapat jauh dari target perusahaan yaitu hanya 3 ton/ha jagung pipilan kering dari target 6 ton/ha. Hampir pada tiap tahapan produksi pada usahatani di kebun Seatele PT. Sungai Menang terdapat ketidaksesuaian dan kendala dalam penerapan Good Agriculture Practices (GAP), persentase rata-rata komponen GAP yang terpenuhi hanya 55%. Beberapa alasan utamanya adalah: 1) Merupakan jenis usaha yang baru (belum genap 2 tahun dilaksanakan). 2) keterbatasan alat maupun sarana dan prasarana. 3) Belum adanya perhatian khusus terhadap penerapan GAP karena masih dalam tahapan merintis. 4) Masih berorientasi pada kuantitas hasil bukan kualitas.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/63207
Appears in Collections:UT - Agronomy and Horticulture

Files in This Item:
File SizeFormat 
A13rmz.pdf
  Restricted Access
2.5 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.