Pengaruh Berbagai Sistem Pengelolaan Padi Sawah Terhadap Dinamika Sifat Kimia Tanah Dan Gas Metana (Ch4) Pengaruh Berbagai Sistem Pengelolaan Padi Sawah Terhadap Dinamika Sifat Kimia Tanah Dan Gas Metana (Ch4)

Abstract

Pemanasan global adalah peristiwa naiknya suhu permukaan bumi. Keadaan iklim dipengaruhi oleh faktor topografi, letak geografi, dan suhu atmosfer. Pada skala global, tanah sawah diperkirakan menyumbangkan 20-120 juta ton CH4 ke atmosfer, atau sekitar 12.5% dari sumber total tahunan yaitu sekitar 470-650 juta ton CH4. Dinamika kandungan unsur hara di dalam tanah juga perlu diperhatikan untuk mengetahui perubahan kandungan unsur-unsur hara dari sistem pengelolaan padi sawah. Disisi lain informasi ini penting untuk introduksi pemberian hara dalam tanah. Selain itu kajian tentang bagaimana dinamika kandungan unsur hara dan hubungannya dengan fluks CH4 pada lahan sawah tidak banyak tersedia. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah (1) Memperoleh data emisi gas CH4 dari berbagai sistem pengelolaan padi sawah, (2) Memperoleh data N-total, P, K, dan C-organik pada berbagai sistem pengelolaan padi sawah, dan (3) Mengetahui hubungan unsur hara N-total, P, K, dan Corganik dengan emisi gas CH4 harian pada rejim air tergenang dan intermittent. Penelitian dilakukan dengan 6 perlakuan dan tiga ulangan yaitu Non-PTT Tergenang, Non-PTT Intermittent, PTT Tergenang, PTT Intermittent, SRI Intermittent, dan Semi SRI Intermittent. Analisis gas metana dilakukan setiap 1 minggu sekali. Sampel gas diambil dengan menggunakan boks penangkap gas berukuran 110 cm x 40 cm x 40 cm dan injektor berukuran 10 ml. sampel gas dianalisis menggunakan kromatografi gas yang dilengkapi dengan Flame Ionization Detector. Analisis sifat kimia tanah dilakukan setiap 2 minggu sekali, dengan mengambil sampel komposit dari tiga ulangan. Tanah diambil pada kedalaman 20 cm menggunakan bor tanah. Tanah di sebar di atas plastik untuk dikeringanginkan sebelum dianalisis di Lab. Parameter sifat kimia tanah yang dianalisis adalah N-total, P, K, dan C-Organik. Kesimpulan yang dapat di tarik dari penelitian ini adalah (a) Total emisi gas CH4 tertinggi dihasilkan pada perlakuan Non-PTT tergenang yaitu sebesar 436.66 kg/ha/musim dan terendah pada perlakuan SRI Intermittent yaitu sebesar 145.55 kg/ha/musim (b) Hasil pengukuran unsur hara N-total, P, K dan C-Organik menunjukkan bahwa rata-rata kadar tertinggi berturut-turut adalah 0.059 % (Non- PTT Tergenang), 9.74 mg P2O5/100 gram (Non-PTT Tergenang), 6.57 mg K2O/100 gram (SRI Intermittent), dan 0.69 % (Semi SRI Intermittent). Sedangkan rata-rata kadar terendah adalah 0.047 % (PTT Tergenang), 8.92 mg P2O5/100 gram (Semi SRI Intermittent), 3.97 mg K2O/100 gram (PTT Intermittent), 0.28 % (Non-PTT Intermittent), (c) Unsur N-total dan K berfluktuatif terhadap dinamika gas CH4 baik pada rejim air tergenang maupun intermittent. Sedangkan penurunan unsur P dan C-organik diikuti dengan penurunan emisi gas CH4. Unsur hara yang paling berpengaruh terhadap pembentukan emisi gas CH4 adalah unsur P pada rejim air tergenang dan intermittent dan unsur C-organik.