Motilitas dan Viabilitas Spermatozoa Ikan Gurame (Osphronemus gouramy) pada Larutan Bersalinitas 0, 3, 6, dan 9 ppt.

Abstract

Gurame merupakan ikan asli indonesia yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Kendala dalam pengembangan Gurame secara besar - besaran adalah pertumbuhannya yang sangat lambat padahal ilmu tentang pemuliaan genetika ikan telah maju sedemikian pesat sampai dengan level transfer gen. Tidak tersedianya teknologi pemijahan buatan pada ikan Gurame menjadi penghambat penerapan teknologi transfer gen. Pengembangan teknolgi pemijahan buatan sendiri memerlukan dukungan informasi yang lengkap dan komperhensif mengenai karakteristik reproduksi ikan ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh larutan bersalinitas 0 ppt, 3 ppt, 6 ppt dan 9 ppt terhadap motilitas dan viabilitas sperma Ikan Gurame. Informasi yang diperoleh selanjutnya akan menjadi informasi dasar yang bisa digunakan untuk mengembangkan metode pemijahan buatan pada ikan Gurame. Penelitian ini dilakukan di Kolam Percobanan dan Laboratorium Pengembangbiakan dan Genetika Ikan Departemen Budidaya Perairan, Institut Pertanian Bogor pada bulan Maret 2010. Percobaan ini dilakukan menggunakan empat perlakuan uji dengan tiga kali ulangan untuk masing-masing perlakuan. Parameter yang diukur adalah skor motilitas dan viabilitas sperma yang selanjutnya diolah menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan uji Duncan sebagai uji lanjutan. Percobaan dilakukan dengan mengambil sperma sample dari induk Gurame jantan yang telah diseleksi. Spermiasi dilakukan untuk mendapatkan sperma yang baik dengan cara menyuntik induk dengan hormon LHRH-a dan antidopamin (Ovaprim®). Sperma yang diperoleh kemudian diuji menggunakan larutan uji bersalinitas 0 ppt , 3 ppt, 6 ppt dan 9 ppt. Hasil yand diperoleh dari penelitian ini menunjukan bahwa perbedaan salinitas memberikan pengaruh nyata terhadap skor motilitas dan viabilitas sperma Gurame. Skor motilitas perlakuan 0 ppt yang lebih baik dibanding motilas perlakuan 6 ppt. Viabilitas sperma dalam larutan 3 ppt lebih baik dibandingkan viabilitas sperma pada larutan 6 ppt.