Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/59116
Title: Perencanaan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau sebagai Kawasan Evakuasi Bencana Gempa Bumi di Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat
Authors: Sulistyantara, Bambang
Budiwati, Fitriyana
Keywords: Bogor Agricultural University (IPB)
Issue Date: 2010
Abstract: Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terletak pada zona rawan bencana. Secara geologis Indonesia terletak di antara lempeng samudera (Pasific dan Hindia) dan lempeng benua (Asia dan Australia). Indonesia juga berlokasi diantara lempeng tektonik dan jalur gunung api aktif. Oleh sebab itu, di Indonesia tidak jarang terjadi bencana yang menimbulkan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur. Sebagai suatu negara yang rawan bencana seharusnya pemerintah Indonesia berusaha untuk mengurangi resiko dari bencana. Upaya mengurangi resiko dari bencana ini diwujudkan dengan merencanakan ruang evakuasi. Perencanaan tersebut dapat direalisasikan dengan memanfaatkan ruang terbuka hijau kota sebagai ruang evakuasi bencana. Penelitian ini mengkaji tentang jenis RTH yang dapat dimanfaatkan sebagai ruang evakuasi masyarakat dari ancaman bencana gempa bumi di Kota Padang. Pendekatan perencanaan yang digunakan melalui pendekatan sosial kepada masyarakat sekitar. Pada prinsipnya, perencanaan lanskap dimaksudkan untuk mengurangi dampak negatif bagi penggunanya. Pada penelitian ini perencanaan dimaksudkan untuk mengurangi jumlah korban jiwa akibat bencana gempa bumi yang sering terjadi di Kota Padang melalui suatu perencanaan ruang terbuka sebagai ruang penyelamatan diri dari bencana tersebut. Di sisi lain, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada pemerintah dan masyarakat Kota Padang mengenai pentingnya keberadaan RTH dan cara menyelamatkan diri dari ancaman runtuhan bangunan akibat gempa bumi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi metode analisis deskriptif kuantitatif menggunakan kuesioner, dan metode analisis spasial menggunakan GIS untuk menganalisis manfaat RTH sesuai dengan kriteria ruang evakuasi dari beberapa standar yang ada. Analisis yang dilakukan dibantu dengan perangkat lunak Arc View GIS 3.2 serta ekstensi Xtool, Image Analyst, Spatial Analyst. Hasil analisis spasial ini berupa peta kesesuaian lahan untuk ruang terbuka hijau yang dapat dimanfaatkan sebagai ruang evakuasi. Ruang terbuka hijau yang akan dimanfaatkan menjadi ruang evakuasi terdiri dari jalur jalan, area parkir, taman rumah, taman lingkungan, lapangan olahraga, lahan pertanian, dan lahan perkebunan. Selain ruang yang dimanfaatkan sebagai tempat evakuasi, terdapat ruang terbuka hijau yang dimanfaatkan untuk menyangga gelombang pasang (tsunami) yang dapat terjadi akibat gempa bumi yang berasal dari dasar laut. Ruang ini berupa area konservasi dalam formasi mangrove yang terdiri dari vegetasi kawasan pesisir pantai. Analisis spasial digunakan dengan mengoverlay beberapa peta tematik, antara lain peta tata guna lahan, peta kemiringan lahan, peta ketinggian lahan, peta geologi, peta distribusi jumlah penduduk. Hasil overlay peta-peta tematik tersebut merupakan peta kesesuaian lahan. Selanjutnya dari peta kesesuaian lahan tersebut, dibuat perencanaan ruang evakuasi bencana gempa bumi yang didasarkan pada konsep pemanfaatan ruang terbuka hijau kota dengan pendekatan sosial. RTH tersebut difungsikan bagi masyarakat kota sebagai tempat perlindungan atau penyelamatan diri pada saat terjadi bencana. Pemerintah seharusnya menyediakan taman evakuasi bencana seluas 500 m² di permukiman padat penduduk karena sering kali kawasan ini dirugikan saat bencana melanda. Dalam situasi normal, taman memiliki fungsi ekologis, ekonomis, edukatif, konservasi energi, dan estetis. Saat bencana terjadi, taman memiliki fungsi safety (keamanan) yaitu menjadi ruang evakuasi bencana (banjir, kebakaran, gempa bumi). Taman untuk kegiatan evakuasi sebaiknya dilengkapi tiang pancang untuk tenda darurat, tangki air minum, pompa hidran, papan petunjuk, alat komunikasi, fasilitas dapur umum, dan toilet bersama. Atap taman dilengkapi dengan panel sel surya untuk menyuplai kebutuhan energi listrik taman, serta sangat bermanfaat saat bencana terjadi aliran listrik mati total. Tangga atau ramp melingkar mengelilingi bangunan taman, jalur jogging, jalur sepeda dan pengadaan berbagai kegiatan anak-anak akan memudahkan proses evakuasi saat terjadi bencana. Mekanisme penggunaan ruang terbuka hijau setelah direncanakan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan kesuksesan dari perencanaan pemanfaatan ruang tersebut. Perencanaan ruang tersebut tidak dapat berjalan dengan efektif apabila masyarakat tidak mengetahui tentang fungsi ruang terbuka hijau kota. Oleh sebab itu, dibutuhkan sosialisasi dari pihak perencana dan perancang tentang kawasan waspada bencana ini. Konsep pemanfaatan RTH dengan pendekatan sosial ini membagi ruang menjadi beberapa bagian, yaitu ruang evakuasi mikro, ruang evakuasi transisi, ruang evakuasi makro, dan ruang penyangga evakuasi. Konsep sirkulasi dalam perencanaan pemanfaatan RTH sebagai ruang evakuasi yaitu memanfaatkan jalur sirkulasi yang telah ada sebelumnya. Sirkulasi kota yang telah ada ini dikembangkan menurut kapasitas daya dukung jalan terhadap keberadaan penduduk di sekitar jalan tersebut. Konsep sirkulasi dalam perencaaan ini terbagi atas tiga jalur, yaitu jalur primer, jalur sekunder, dan jalur tersier. Jalur ini dibedakan menurut lebar badan jalan yang dapat mengakomodasi penggunaannya pada proses evakuasi saat terjadi bencana gempa bumi. Konsep vegetasi direncanakan dengan pendekatan sosial memiliki peran untuk memudahkan masyarakat dalam melakukan proses penyelamatan diri dari dampak bencana gempa bumi serta meningkatkan kenyamanan masyarakat kota dalam menjalankan aktivitas hariannya. Penggunaan vegetasi pada RTH kota ini disesuaikan dengan kondisi kawasan, yaitu tanaman dataran rendah dan perbukitan. Vegetasi yang terdapat di Kota Padang terdiri dari vegetasi endemik dan vegetasi introduksi. Konsep aktivitas yang direncanakan pada ruang terbuka hijau Kota Padang yang dimanfaatkan sebagai ruang evakuasi yaitu aktivitas penyelamatan diri ke ruang terbuka hijau. Aktivitas penyelamatan diri ini dikembangkan menjadi aktivitas yang bersifat sosial. Aktivitas penyelamatan diri yang dilakukan oleh masyarakat diantaranya berlari menuju dataran tinggi, berkumpul dan membuat tenda darurat, membuat dapur umum, dan melakukan kegiatan yang berkaitan dengan keadaan darurat lainnya. Fasilitas penunjang direncanakan untuk mendukung fungsi dan aktivitas penyelamatan diri pada ruang terbuka hijau kota. Pada ruang evakuasi mikro dan ruang evakuasi transisi, jenis fasilitas yang dikembangkan dibatasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang ada di sekitar ruang tersebut. Pada ruang evakuasi makro, jenis fasilitas penunjang dibuat lebih beragam untuk mengakomodasi kebutuhan warga dalam jumlah masal saat evakuasi. Tujuan perencanaan keselamatan dari gempa adalah melindungi kesehatan, keselamatan, kesejahteraan umum dari penduduk di kawasan yang berpotensi gempa. Dari hasil overlay peta tematik, didapatkan bahwa lahan yang sangat sesuai untuk ruang evakuasi adalah sebesar 726,1 Ha (0,93%), lahan dengan tingkat kesesuain sedang, sebesar 3.523,96 Ha (4,65%), lahan dengan kesesuain rendah sebesar 11.636,112 Ha (25,35%), dan lahan yang tidak sesuai untuk area evakuasi, adalah sebesar 53.409,357 Ha (70,43%). Ruang evakuasi yang direncanakan meliputi ruang terbuka berupa lapangan dengan hamparan rumput yang terletak pada topografi yang lebih tinggi. Ruang ini terdapat di beberapa kecamatan di bagian timur Kota Padang, yaitu Kecamatan Lubuk Kilangan, Kecamatan Koto Tangah, Kecamatan Kuranji, Kecamatan Pauh, dan Kecamatan Bungus Teluk Kabung. Tindakan yang dilakukan untuk antisipasi bahaya bencana gempa bumi pada suatu kota dapat dilakukan salah satunya dengan cara pencegahan pembangunan pada daerah dataran rendah yang terlalu dekat dengan pantai. Selain itu, perencanaan juga membutuhkan kerjasama dan program perencanaan yang dikaitkan dengan waktu pelaksanaan program yang dibagi menjadi tiga jangka waktu, yaitu jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Program perencanaan ini bertujuan untuk keefektifan penggunaan ruang terbuka hijau bagi masyarakat saat terjadi bencana gempa bumi, dan sebagai penataan kegiatan atau mekanisme kegiatan evakuasi di Kota Padang.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/59116
Appears in Collections:UT - Landscape Architecture

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
A10fbu.pdf
  Restricted Access
Full Text8.49 MBAdobe PDFView/Open
BAB I Pendahuluan.pdf
  Restricted Access
BAB I305.59 kBAdobe PDFView/Open
BAB II Tinjauan Pustaka.pdf
  Restricted Access
BAB II344.84 kBAdobe PDFView/Open
BAB III Metodologi.pdf
  Restricted Access
BAB III374.52 kBAdobe PDFView/Open
BAB IV Kondisi Umum.pdf
  Restricted Access
BAB IV5.3 MBAdobe PDFView/Open
BAB V Data Dan Analisis.pdf
  Restricted Access
BAB V1.32 MBAdobe PDFView/Open
BAB VI Perencanaan Pemanfaatan Ruang ....pdf
  Restricted Access
BAB VI1.65 MBAdobe PDFView/Open
BAB VII Kesimpulan Dan Saran.pdf
  Restricted Access
BAB VII301.92 kBAdobe PDFView/Open
Cover.pdf
  Restricted Access
Cover302.49 kBAdobe PDFView/Open
Daftar Pustaka.pdf
  Restricted Access
Daftar Pustaka306.97 kBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran753.93 kBAdobe PDFView/Open
Ringkasan.pdf
  Restricted Access
Ringkasan304.3 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.