Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/59095
Title: Pengelolaan Pemetikan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kunt.) di Unit Perkebunan Tambi PT Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah
Authors: Wachjar, Ade
Mutiara, Dina
Keywords: Bogor Agricultural University (IPB)
Issue Date: 2010
Abstract: Kegiatan magang dilakukan dengan tujuan umum meningkatkan kemampuan profesional penulis dan menghayati kerja secara nyata terutama dalam proses produksi di perkebunan teh. Selain itu, mempelajari aspek pengelolaan pemanenan yang baik untuk meningkatkan produksi dan mutu olahan di perkebunan teh serta mencari alternatif pemecahan masalah yang dihadapi di lapangan. Tujuan khusus kegiatan magang yaitu untuk mempelajari teknis pemetikan yang tepat yang meliputi gilir petik, hanca petik, hubungan keterampilan pemetik dan tahun pangkas tanaman teh terhadap produktivitas tanaman, serta aspek lain yang berkaitan dengan pemetikan produksi. Kegiatan magang dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juni 2010 di PT Tambi Unit Perkebunan Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah. Metode yang digunakan berupa praktik langsung sebagai karyawan harian lepas (KHL) selama dua bulan, pendamping mandor selama satu bulan, dan pendamping asisten kepala kebun selama satu bulan. Data yang diperoleh berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan mengamati seluruh peubah yang telah ditentukan dan wawancara dengan karyawan di lapangan. Data sekunder diperoleh berupa laporan berkala, arsip kebun, dan data penunjang lain. Jenis petikan standar di Unit Perkebunan Tambi yang memenuhi syarat pengolahan adalah jenis petikan medium, yaitu pucuk peko (p) dengan dua daun, tiga daun muda (m), serta pucuk burung (b) dengan satu, dua, atau tiga daun muda (m). Ditulis dengan rumus p+2, p+3m, b+1m, b+2m, b+3m. Kapasitas pemetik yang ditetapkan oleh Unit Perkebunan Tambi tahun 2010 sebesar 50 kg per hari kerja. Selama lima bulan (dari bulan Januari hingga Mei 2010) rata-rata pemetik hanya mampu memperoleh pucuk basah sebanyak 48.51 kg per hari kerja. Jumlah tenaga pemetik yang tersedia di Unit Perkebunan Tambi adalah 205 orang, sedangkan untuk mencapai target produksi diperlukan tenaga pemetik sebanyak iv 226 orang, sehingga mengalami kekurangan tenaga pemetik 21 orang. Ketidaktersediaan tenaga pemetik menyebabkan tidak tercapainya rencana produksi yang telah ditetapkan perusahaan. Kapasitas pemetik bergantung pada beberapa faktor, di antaranya cuaca, populasi tanaman, keterampilan pemetik, topografi areal yang dipetik, dan kondisi pertumbuhan pucuk di lapangan. Dari faktor pemetik, kapasitas pemetik di Unit Perkebunan Tambi dipengaruhi oleh usia pemetik dan pengalaman kerja atau masa kerja pemetik, sedangkan latar belakang pendidikan tidak mempengaruhi kapasitas pemetik. Pemetikan di Unit Perkebunan Tambi dilakukan secara manual dengan tangan dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik menggambarkan kondisi tanaman di lapangan, tingkat keterampilan pemetik, dan ketepatan pelaksanaan teknis pemetikan. Analisis pucuk bertujuan untuk mengetahui mutu pucuk yang memenuhi syarat pengolahan dan premi yang diterima pemetik berdasarkan pucuk yang dihasilkan. Analisis petik yang dilakukan oleh penulis di Unit Perkebunan Tambi menghasilkan rata-rata persentase pucuk halus 3.52 %, pucuk medium 26.18 %, dan pucuk kasar 41.24 persen. Hasil analisis tersebut masih termasuk jenis petikan kasar karena persentase pucuk kasar lebih tinggi dari persentase pucuk medium. Analisis pucuk selama lima bulan (dari bulan Januari hingga Mei tahun 2010) rata-rata 52.70 % memenuhi syarat (MS) dan tidak memenuhi syarat (TMS) 47.30 persen. Pengelolaan tanaman dan tenaga kerja perlu dilakukan secara tepat sehingga produksi yang dicapai dapat optimal. Keterbatasan tenaga kerja menjadi salah satu kendala dalam pencapaian produksi. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan keterampilan tenaga kerja terutama pemetik. Selain itu, pengawasan dari petugas kebun sangat diperlukan di setiap kegiatan di lapangan. Hal tersebut dilakukan agar kegiatan di kebun dapat berjalan sesuai dengan ketentuan dan mengurangi penyimpangan yang akan berakibat pada penurunan kualitas pucuk.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/59095
Appears in Collections:UT - Agronomy and Horticulture

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
A10dmu.pdf
  Restricted Access
full text1.06 MBAdobe PDFView/Open
BAB I Pendahuluan.pdf
  Restricted Access
BAB I380.8 kBAdobe PDFView/Open
BAB II Tinjauan Pustaka.pdf
  Restricted Access
BAB II402.29 kBAdobe PDFView/Open
BAB III Metode Magang.pdf
  Restricted Access
BAB III397.49 kBAdobe PDFView/Open
BAB IV Keadaan Umum.pdf
  Restricted Access
BAB IV400.34 kBAdobe PDFView/Open
BAB V Pelaksanaan Kegiatan Magang.pdf
  Restricted Access
BAB V543.51 kBAdobe PDFView/Open
BAB VI Pembahasan.pdf
  Restricted Access
BAB VI450.19 kBAdobe PDFView/Open
BAB VII Kesimpulan Dan Saran.pdf
  Restricted Access
BAB VII377.96 kBAdobe PDFView/Open
Cover.pdf
  Restricted Access
Cover362.72 kBAdobe PDFView/Open
Daftar Pustaka.pdf
  Restricted Access
Daftar Pustaka378.15 kBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran671.25 kBAdobe PDFView/Open
Ringkasan.pdf
  Restricted Access
Ringkasan367.28 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.