Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/56872
Title: Usage of sampling method for evaluation of plant growth with intensive sylviculture system (Case in concession forest PT. Sarmiento Parakantja Timber, Kalimantan Tengah)
Penggunaan metode sampling untuk evaluasi pertumbuhan tanaman dengan sistem silvikultur intensif (Studi kasus pada konsesi hutan PT. Sarmiento Parakantja Timber, Kalimantan Tengah)
Authors: Sutarahardja, Suwarno
Rusolono, Teddy
Khasnan, Faery
Keywords: Sampling method
intensive sylviculture
increment
Issue Date: 2008
Publisher: IPB ( Bogor Agricultural University )
Abstract: The development of intensive sylviculture system in management of nature forest is required because there is weakness at TPI/TPTI/TPTJ system. One of alternative system sylviculture that be developed is TPTI intensive system. Forest inventory is a trial to get information about sample characteristic that can be done by sampling technique because it was valued more efficiently if it is seen from energy, time, and cost side. The purpose of this study was to know level of correctness of measurement result data with systematic line sampling method at different sampling intensity (IS) and to know plant growth rate of Meranti ( Shorea sp.) with intensive sylviculture system (Silin). This research was executed in concession forest in PT Sarmiento Parakantja Timber, Sub- Province of West Kotawaringin, Central Kalimantan. Measurement done at forest area using system Silin with line width plant 3 m. Data that used for evaluation of plant growth with system Silin are primary and secondary data. Primary data obtained from result of observation in sampling unit and secondary data in the form of report data result of cruising the year 2005, and information of sampling unit which will be observed. This research method formulated in four activity phases, are compartment location choice, election of sub-compartment, election of line measurement, and measurement of crop variable (increment of diameter, high increment, mortality rate, and plant density). Measurement was done in Meranti areal of RKT 2005 with intensive sylviculture system applies method systematic sampling line with random start. At areal, was selected 4 compartments which is representative from condition of stand before hewing which dense and fen/open determined by virtue of potency before hewing, for condition of its (the potency fen < 40 m3/ha, while for compartment with condition of its (the potency dense is > 40 m3/ha). Election of sampling unit was done in purposive by paying attention to criterion, plant age and accessibility. Testing of statistical analysis showed that 20% sampling intensity has smaller relative value than 12% sampling intensity in measurement of plant growth parameter (diameter, height, plant density, and plant mortality). Result of examination of influence condition of initial closeness of different stand at all of plant growth variable ( increment average of annual diameter, increment average of annual height, crop mortality, and closeness of crop per hectare) doesn't differ in reality (􀄮 = 5%), means condition of initial closeness of meeting stand and fen stand is one homogeneous populations. And result of examination of different sampling intensity influence at reality level 􀄮 = 5% doesn't influence consistency result of measurement to all the plant growth variables. The result showed mean annual increment of diameter, mean annual increment of height, plant density, and mortality rate for overall measurement compartment were 1,01 cm/year; 1,37 m/year; 174 trees/ha; and 6,95 %/year, respectively. In the other hand, the number of mean annual increment of diameter, mean annual increment of height, plant density, and mortality rate for dense stand criteria were 1,02 cm/year; 1,46 m/year; 168 trees/ha; and 7,6 %/year; respectively; while for fen stand criteria were 0,97 cm/year; 1,18 m/year; 180 trees/ha; and 6,2 %/year, respectively. Based on those values, it can be concluded that plant growth rate between dense and fen stand conditions is not too different. Based on the consideration above, it concluded that land preparation activity for cultivation with system Silin in PT. Sarpatim have been succeeded, because plant growth at difference stand initial conditions give same relative result. To measure plant growth factor can be applied 12% sampling intensity.
Pengembangan sistem silvikultur yang intensif dalam pengelolaan hutan alam diperlukan karena terdapat kelemahan pada sistem TPI/TPTI/TPTJ. Salah satu sistem silvikultur alternatif yang sedang dikembangkan adalah TPTI Intensif. Kegiatan inventarisasi hutan merupakan suatu usaha untuk mendapatkan informasi mengenai karakteristik contoh yang dapat dilakukan dengan cara penarikan contoh (sampling) karena dinilai lebih efisien jika dilihat dari segi tenaga, waktu, dan biaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat ketelitian data hasil pengukuran dengan metode systematic line sampling pada intensitas sampling (IS) yang berbeda serta untuk mengetahui laju pertumbuhan tanaman jenis Meranti (Shorea sp.) yang menggunakan sistem silvikultur intensif (Silin). Penelitian dilaksanakan di Konsesi Hutan PT. Sarmiento Parakantja Timber, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Pengukuran dilakukan pada kawasan hutan yang menggunakan sistem Silin dengan lebar jalur tanam 3 m. Jenis data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan di petak contoh sedangkan data sekunder berupa data laporan hasil cruising tahun 2005, dan informasi petak yang akan diamati. Metode penelitian ini dirumuskan dalam empat tahap kegiatan, yaitu: pemilihan lokasi petak, pemilihan anak petak, pemilihan jalur ukur/contoh, dan pengukuran karakteristik tanaman (riap diameter, riap tinggi, laju mortalitas, dan kerapatan tanaman). Pengukuran dilakukan di areal tanaman jenis meranti RKT tahun 2005 dengan sistem silvikultur intensif menggunakan metode systematic line sampling with random start. Pada areal tersebut, dipilih 4 buah petak yang merupakan representatif (keterwakilan) dari kondisi tegakan sebelum penebangan yang rapat dan rawang/terbuka yang ditentukan berdasarkan potensi sebelum penebangan, untuk kondisi rawang potensinya < 40 m3/ha, sedangkan untuk petak dengan kondisi rapat potensinya adalah > 40 m3/ha. Pemilihan petak contoh dilakukan secara purposive dengan memperhatikan kriteria, umur tanaman, dan aksesibilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan analisa statistik, intensitas sampling 20% menghasilkan kesalahan sampling yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan intensitas sampling 12% dalam pengukuran parameter pertumbuhan tanaman (diameter, tinggi, kerapatan tanaman, dan mortalitas tanaman). Hasil pengujian pengaruh kondisi kerapatan awal tegakan yang berbeda pada semua karakteristik pertumbuhan tanaman (riap rata-rata diameter tahunan, riap rata-rata tinggi tahunan, mortalitas tanaman, dan kerapatan tanaman per hektar) tidak berbeda nyata (􀄮 = 5%), berarti kondisi kerapatan awal tegakan rapat dan tegakan rawang merupakan satu populasi yang homogen. Dan hasil pengujian pengaruh intensitas sampling yang berbeda pada tingkat nyata 􀄮 = 5% tidak mempengaruhi konsistensi hasil pengukuran terhadap semua peubah pertumbuhan tanaman tersebut. Hasil penelitian menunjukan besarnya riap rata-rata diameter tahunan, riap rata-rata tinggi tahunan, kerapatan tanaman, dan mortalitas tanaman untuk keseluruhan petak pengukuran pada berbagai umur tanam berturut-turut sebesar 1,01 cm/thn; 1,37 m/thn; 174 phn/ha; 6,95 %/thn, sedangkan besarnya riap rata-rata diameter tahunan, riap rata-rata tinggi tahunan, kerapatan tanaman, dan mortalitas untuk kriteria tegakan rapat berturut-turut sebesar 1,02 cm/thn; 1,46 m/thn; 168 phn/ha; dan 7,6 %/thn, sedangkan untuk kriteria tegakan rawang berturut-turut sebesar 0,97 cm/thn; 1,18 m/thn; 180 phn/ha; dan 6,2 %/thn. Jika dilihat dari nilai tersebut, dapat disimpulkan bahwa laju pertumbuhan tanaman antara kondisi tegakan rapat dengan tegakan rawang tidak jauh berbeda atau relatif sama. Berdasarkan pertimbangan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan penyiapan lahan untuk penanaman dengan sistem Silin yang dilakukan oleh PT. Sarpatim sudah berhasil, karena pertumbuhan tanaman pada kondisi awal tegakan yang berbeda dapat memberikan hasil yang relatif sama. Untuk mengukur faktor pertumbuhan tanaman dapat digunakan intensitas sampling 12%.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/56872
Appears in Collections:UT - Forest Management

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
E08fkh.pdf
  Restricted Access
fulltext350.72 kBAdobe PDFView/Open
BAB I PENDAHULUAN.pdf
  Restricted Access
BAB I38.52 kBAdobe PDFView/Open
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf
  Restricted Access
BAB II62.29 kBAdobe PDFView/Open
BAB III METODE PENELITIAN.pdf
  Restricted Access
BAB III75.99 kBAdobe PDFView/Open
BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN.pdf
  Restricted Access
BAB IV48.36 kBAdobe PDFView/Open
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN.pdf
  Restricted Access
BAB V154.44 kBAdobe PDFView/Open
BAB VI KESIMPULAN.pdf
  Restricted Access
BAB VI34.63 kBAdobe PDFView/Open
COVER.pdf
  Restricted Access
COVER22.55 kBAdobe PDFView/Open
DAFTAR PUSTAKA.pdf
  Restricted Access
DAFTAR PUSTAKA39.04 kBAdobe PDFView/Open
LAMPIRAN.pdf
  Restricted Access
LAMPIRAN64.04 kBAdobe PDFView/Open
RINGKASAN.pdf
  Restricted Access
RINGKASAN45.69 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.