Kandungan Residu Tetrasiklin HCl Dalam Produk Unggas (Daging Dan Hati) Sebagai Hasil Pemberian "Feed Additive" Seumur Hidup

Abstract

Antibiotika telah lama digunakan di bidang peternakan sebagai "Feed additive" dalam ransum untuk membuat pertumbuhan ternak menjadi lebih cepat, bobotnya bertambah dengan daging berkualitas baik dan mengurangkan angka kematiannya. Tetapi pemberian antibiotika dalam ransum ini akan menyebabkan timbulnya residu dalam produk dan dapat mengganggu kesehatan konsumen. Untuk mencegah efek samping tersebut, dilakukan penelitian tentang berapa banyak residu yang tertinggal sehingga dapat dibuat suatu tindakan penanggulangannya. Penelitian ini dilakukan terhadap 5 grup ayam yang masing-masing terdiri dari 24 anak ayam jenis Hubart (12 jantan dan 12 betina) dan diberikan tetrasiklin HCL dengan dosi o,25,50,100 dan 250 mg per kg ransum, menghasilkan data sebagai berikut:1. penambahan tetrasiklin HCL pada ransum sampai ke dosis 250 mg/kg tidak menimbulkan residu di daging. 2.dosis 100 mg dan 250 mg/kg ransum memberikan residu 0.84 mcgr dan 7.02 mcgr per kg hati, pada ayam jantan dan 250 mg.kg ransum hanya meninggalkan 2.19 mcgr/mg hati ayam betina. 3. residu tetrasiklin dalam hati dimusnahkan oleh pemasakan.