Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/55927
Title: Evaluasi Aspek Produksi dan Ekonomi Peternakan Kelinci (Studi Kasus di Desa Gudang Kahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Evaluation of Production and Economic Aspects of Rabbit Farms (Case Study in Gudang Kahuripan Village, Lembang Subdistrict, West Bandung Regency
Authors: Rahayu,Sri
Cyrilla, Lucia
Afif, Hassan
Keywords: Bogor Agricultural University (IPB)
SWOT analysis
economic evaluation
production evaluation
rabbit farms
Issue Date: 2012
Abstract: This research aims to find and understanding the production and economic aspect of rabbits farming, and it could be one of consideration for rabbit breeders in Lembang to determine an appropriate business development strategy. The method of this research is descriptive analysis with primery and secondary data. This research was located in Gudang Kahuripan Village, Lembang Subdistrict, West Bandung Regency. Desa Gudang Kahuripan has 254.741 ha areas, elevation 1200 FBC/mld, rainfall 1,862 mm/year, and temperature 20-25 °C. Most of local people in Desa Gudang Kahuripan work as rabbit farmrs (500 rabbit farms). Evaluation of rabbit farms production aspect shows that management of rabbits business should be improved, especially about recording, drinking water of rabbits, and resources utilization. In economic aspect, financial administration on rabbit farming should be improved. Most of rabbit breeders in Desa Gudang Kahuripan got the profit business in first year. SWOT analysis is one of the strategy that use to develop rabbit breeders in Desa Gudang Kahuripan , such as : 1) organize breeding training and mentoring to increase rabbits breeders capability, 2) increasing production and quality of rabbit farming, 3) institutional strengthening, and (4) make standardization of the selling price.
Kelinci memiliki potensi biologis dan ekonomi yang tinggi untuk menghasilkan daging, kotoran, dan kulit/bulu bermutu. Kelinci mampu tumbuh dan berkembang biak dari hijauan, limbah pertanian, dan limbah pangan serta dapat dipelihara pada skala rumah tangga/skala kecil. Hal tersebut berhubungan erat dengan peternakan rakyat yang sebagian besar masih tradisional/belum intensif dalam pemeliharaan kelinci yang menyebabkan produktifitas kelinci kurang maksimal. Oleh karena itu diperlukan adanya metode tepat guna dalam beternak kelinci. Tepat guna berarti benar secara teori maupun praktik dengan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang selama ini dipraktikkan kebanyakan para peternak tradisional. Tepat guna meliputi aspek produksi dan aspek ekonomi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan bulan April 2011 di Desa Gudang Kahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif terhadap 17 peternak kelinci dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk pemilihan bibit hanya 17,6% peternak yang melakukan seleksi. Sebagian besar (64,7%) peternak di lokasi penelitian memberikan pakan sebanyak dua kali sehari dengan kombinasi pellet dan rumput sebesar 64,7% serta hanya satu peternak yang memberikan air minum pada ternaknya. Kandang yang dimiliki peternak sebagian besar berbentuk battery (94,1%) yang semuanya berbahan kawat+bambu+kayu yang diletakkan di dalam rumah atau ruangan. Semua peternak di lokasi penelitian melakukan pembersihan kandang sebanyak satu hari sekali. Sedangkan dalam hal reproduksi dan perkawinan, semua peternak kelinci di lokasi penelitian sudah mengetahuinya begitu juga dengan pengendalian penyakit. Penyakit yang sering ditemui di lokasi penelitian yaitu scabies dan kembung. Sebagian besar peternak kelinci di lokasi penelitian mempunyai tenaga kerja tetap sebanyak dua orang. Peternak kelinci di lokasi penelitian pada tahun pertama sebagian besar sudah mendapat keuntungan minimal Rp. 14.655.000,00. Strategi (Analisis SWOT) untuk pengembangan usaha ternak kelinci di Kecamatan Lembang terdiri dari (1) strategi Strenghts-Opportunities (SO) meliputi meningkatkan jumlah produksi ternak kelinci, peningkatan fasilitas dari pemerintah; (2) strategi Weakness-Opportunities (WO) meliputi penguatan aspek finansial, meningkatkan kualitas produksi peternak kelinci, penguatan kelembagaan; (3) strategi Strenghts-Threats (ST) meliputi pelatihan manajemen keuangan dan pemasaran bagi peternak; dan (4) strategi Weakness- Threats (W-T) meliputi standarisasi harga jual.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/55927
Appears in Collections:UT - Animal Production Science and Technology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Abstract.pdf
  Restricted Access
Abstract278.91 kBAdobe PDFView/Open
BAB I Pendahuluan.pdf
  Restricted Access
BAB I322.76 kBAdobe PDFView/Open
BAB II Tinjauan Pustaka.pdf
  Restricted Access
BAB II523.61 kBAdobe PDFView/Open
BAB III Materi dan Metode.pdf
  Restricted Access
BAB III320.84 kBAdobe PDFView/Open
BAB IV Hasil dan Pembahasan.pdf
  Restricted Access
BAB IV882.04 kBAdobe PDFView/Open
BAB V Kesimpulan dan Saran.pdf
  Restricted Access
BAB V319.81 kBAdobe PDFView/Open
Cover.pdf
  Restricted Access
Cover284.97 kBAdobe PDFView/Open
D12haf.pdf
  Restricted Access
full text1.5 MBAdobe PDFView/Open
Daftar Pustaka.pdf
  Restricted Access
Daftar Pustaka372.72 kBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran661.22 kBAdobe PDFView/Open
Ringkasan.pdf
  Restricted Access
Ringkasan282.71 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.