Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/55828
Title: Perencanaan Lanskap Wisata Kawasan Budaya Batik Trusmi Cirebon
(Tourism Landscape Planning of Cultural Area Batik Trusmi Cirebon)
Authors: Arifin, Nurhayati Hadi Susilo
Sa’adah, Ade Maftuhah
Keywords: Bogor Agricultural University (IPB)
Tourism Planning
Cultural Tourism
Landscape Planning
Batik Trusmi Cirebon
Issue Date: 2012
Abstract: One of tourism potential objects in Cirebon is Batik Trusmi located in Trusmi village, subdistrict Plered, Cirebon. Activities in this area in addition to batik shop, tourists can see various kinds of rituals that still has not been developed. The purpose of this study was to develop landscape planning in the area of cultural tourism Batik Trusmi Cirebon that tourist activities can be effectively, preserve local culture, providing social welfare and comfort. This study was conducted from March 2011 until December 2011. This study used landscape planning and design method by Gold (1980). Spatial analysis was used to define cultural spaces, space of tourist activity, space of attraction,and toursim supporting space. Quantitative descriptive analysis was used for the analysis of parking capacity and carrying capacity. While the qualitative descriptive analysis is used to analyze the physical-biophysical, historical, social, cultural, and economic aspects, as well as the analysis of management area. This basic concept of the tourism planning was exlpored cultural exotic of Batik Trusmi. The basic concept was derived into space plan, circulation plan, tourism activities and facilities plan, and greenery plan. The final result of this study is a landscape plan.
Cirebon merupakan salah satu kota yang banyak memiliki objek dan atraksi wisata di Jawa Barat. Salah satunya adalah wisata belanja batik. Wisata Batik Trusmi berada di Desa Trusmi, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon. Di kawasan ini selain memiliki wisata belanja batik banyak tradisi yang potensial untuk dijadikan sebagai daya tarik pengunjung. Kawasan ini masih belum tertata untuk kenyamanan wisata dan mengekspose daya tarik wisata. Pada saat padat kunjungan wisata terjadi kesemrawutan kendaraan, kurangnya lahan parkir, dan kenyamanan wisatawan. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya penataan lanskap agar aktivitas wisata dapat efektif memberikan pengalaman/pengetahuan dan kenyamanan bagi wisatawan, memberdayakan potensi budaya lokal serta memberikan kesejahteraan masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyusun perencanaan lanskap wisata budaya pada kawasan Batik Trusmi Cirebon agar aktivitas wisata dapat efektif dan melestarikan budaya lokal serta memberikan kesejahteraan dan kenyamanan wisatawan. Penelitian perencanaan lanskap wisata kawasan budaya Batik Trusmi Cirebon ini dilakukan di Desa Trusmi, Desa Weru, dan Desa Panembahan Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Metode yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan pendekatan Gold (1980) yaitu pendekatan aktivitas dan pendekatan sumberdaya budaya. Penelitian dilakukan dengan melewati beberapa tahapan terdiri dari tahap persiapan melalui perumusan masalah, penetapan tujuan penelitian, pembuatan proposal penelitian, dan perijinan penelitian; inventarisasi melalui pengumpulan data primer dan data sekunder; analisis baik secara analisis spasial maupun deskriptif (kualitatif dan kuantitatif); sintesis, penyusunan konsep, dan perencanaan lanskap. Desa Trusmi merupakan desa batik di Kabupaten Cirebon. Selain memiliki budaya batik kawasan ini juga memiliki berbagai aktivitas budaya yang sudah dilakukan secara turun-temurun dan memiliki area yang dikeramatkan oleh warga sekitar. Area yang dikeramatkan merupakan area yang pertama kali ada di desa ini, yaitu area keramat Ki Buyut Trusmi. Aktivitas budaya yang berada di kawasan ini adalah tradisi Muludan, Ruwahan, Syawalan, Saparan, Suroan, Memayu dan Ganti Sirap, serta upacara seputar kehidupan dan kematian. Aktivitas budaya tersebut berpotensi sebagai daya tarik wisata di kawasan Trusmi. Selain berbelanja batik, pengunjung dapat melihat berbagai tradisi dan kesenian di kawasan ini. Konsep dasar penelitian ini adalah mengeksplorasi budaya dan eksotika Batik Trusmi. Dengan pengembangan konsep ke dalam konsep ruang, aktivitas dan fasilitas wisata, sirkulasi, dan tata hijau. Konsep ruang pada kawasan ini dibagi menjadi 3 ruang, yaitu ruang inti objek dan atraksi wisata, ruang transisi, dan ruang pelayanan. Ruang inti objek dan atraksi wisata adalah ruang wisata belanja batik dan ruang wisata sejarah dan budaya. Aktivitas pada ruang ini yaitu mempelajari berbagai hal tentang Batik Trusmi, berinteraksi dengan masyarakat pembuat batik, melihat area Keramat Ki Buyut Trusmi, dan berbelanja batik dengan fasilitas penunjang yang dapat memberikan pengetahuan serta menambah pengalaman pengunjung. Ruang transisi merupakan ruang penghubung antara ruang inti objek dan atraksi wisata dan ruang pelayanan. Ruang ini mengantarkan pengunjung dari ruang pelayanan menuju ruang inti objek dan atraksi wisata. Aktivitas pada ruang transisi pengunjung mendapatkan fasilitas untuk menikmati keadaan desa dengan dihadirkan berbagai elemen hardscape yang berhubungan dengan motif batik untuk memperkuat karakter desa. Pada ruang pelayanan merupakan ruang yang berfungsi sebagai ruang penunjang wisata. Di dalam ruang pelayanan fasilitas berupa welcome area, parking area, rest area, panggung budaya, pos satpam, dan gerbang. Adapun aktivitas yang dilakukan lebih bersifat pasif. Fasilitas yang dibuat untuk memberikan kenyamanan dan kebutuhan pengunjung (tempat souvenir, information centre, tempat makan) dengan aktivitas yang lebih bersifat aktif. Konsep sirkulasi dibuat menjadi sirkulasi umum dan sirkulasi khusus wisata. Sirkulasi umum diperuntukan bagi masyarakat sekitar kawasan dalam melakukan kegiatannya sehari-hari. Sirkulasi khusus wisata diperuntukan bagi pengunjung yang datang ke kawasan tersebut. Pengunjung diarahkan pada ruang pengembangan melalui ruang transisi menuju ruang inti objek wisata. Rencana jalur sirkulasi wisata dibuat agar aktivitas wisata dapat efektif. Sehingga pengunjung dapat menjangkau seluruh objek dan atraksi wisata. Rencana perjalanan wisata ditawarkan dengan 2 paket, yaitu paket pertama mengenal terlebih dahulu asal mula Batik Trusmi lalu membeli batik. Kedua adalah mengajak pengunjung berkeliling untuk membeli batik lalu mengenal asal usul Batik Trusmi. Rencana tata hijau di kawasan ini menggunakan vegetasi dengan fungsi sebagai penguat identitas, estetika, peneduh, dan pergola. Dalam setiap ruangnya tata hijau memiliki fungsinya masing-masing. Hasil akhir dari perencanaan lanskap wisata kawasan budaya Batik Trusmi ini berupa block plan, jalur sirkulasi wisata, dan landscape plan.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/55828
Appears in Collections:UT - Landscape Architecture

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
A12ams.pdf
  Restricted Access
full text5.01 MBAdobe PDFView/Open
Abstract.pdf
  Restricted Access
Abstract344.17 kBAdobe PDFView/Open
BAB I Pendahuluan.pdf
  Restricted Access
BAB I292.9 kBAdobe PDFView/Open
BAB II Tinjauan Pustaka.pdf
  Restricted Access
BAB II306.19 kBAdobe PDFView/Open
BAB III Metodologi.pdf
  Restricted Access
BAB III388.13 kBAdobe PDFView/Open
BAB IV Hasil dan Pembahasan.pdf
  Restricted Access
BAB IV4.69 MBAdobe PDFView/Open
BAB V Simpulan dan Saran.pdf
  Restricted Access
BAB V290.63 kBAdobe PDFView/Open
Cover.pdf
  Restricted Access
Cover286.16 kBAdobe PDFView/Open
Daftar Pustaka.pdf
  Restricted Access
Daftar Pustaka289.63 kBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran299.91 kBAdobe PDFView/Open
Ringkasan.pdf
  Restricted Access
Ringkasan280.01 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.