Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/55304
Title: Strategi penyediaan karbohidrat bersumber dari ubi kayu
Strategy for the supply of cassava-based carbohydrate
Authors: Jamaran, Irawadi
Marimin
Aman,Amril
Awal, Sjoufjan
Keywords: Bogor Agricultural University (IPB)
Strategy
agro industry
cassava
supply chain
benefit – cost ratio
partnership
Issue Date: 2012
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Import dependency reduction, or elimination, can be achieved by increasing locally grown carbohydrate source. Local cassava maintains good environmental adaptability characteristics and can be readily grown throughout Indonesia. Farmers are familiar with cassava, due to its relatively easy cultivation and allows for a high degree of land productivity. Being the third most important carbohydrate source, after rice and maize, the use of cassava raw material for various industries continues to grow. Several sub-Saharan African countries’ experience has shown that cassava provides a greater income, to both poor and rich farmers, than any other commodity. This research establishes a strategy and thought framework for cassava based carbohydrate supply, providing potential prosperity to cassava farmers and a fair profit to stakeholders, as well as designs a cooperation scheme that ensures upstream and downstream supply chain sustainability, through a mutually beneficial agreement/contract. The cassava based carbohydrate supply is calculated by forecasting future cassava demand, using the double exponential smoothing method with trend (DEST). From the forecasting results, year 2015 cassava demand is estimated to reach 23.5 million tons, require 1.3 million ha cultivation land, involve 668,197 farmers, assuming per farmer holds a 2 ha land area, and require 392 tapioca plants of 200 tons / day capacity. B/C analysis is made to determine the supply chain parties’ benefit level. B/C balancing has limitation, as each supply chain party maintains differing material volume and production time. B/C equalization only leads to greater income inequality amongst the supply chain parties. As the benefit aspect of this analysis emphasizes price, thus the B/C is substituted with Bh/C. Various efforts can be pursued for the improvement of cassava farmers’ welfare, i.e. increased plantation area through increased land ownership, or grant farmers greater access to land use that can be supported through existing laws and regulations pertaining to idle land utilization; improve intercropping benefits through increased efficiency, or shift some process stages to the farmer’s level. Various partnership arrangements amongst farmers, suppliers and agro-industries are suggested.
Ketersediaan karbohidrat yang bersumber dari bahan yang tumbuh di negeri sendiri perlu ditingkatkan untuk mengurangi atau menghilangkan ketergantungan kepada impor. Ketergantungan kepada impor mengurangi dan dapat mengancam ketahanan pangan, membuat suatu negara tegantung kepada negara lain sehingga mengurangi kedaulatannya. Ketergantungan kepada impor mengandung resiko di mana ketersediaan bahan pangan ditentukan di luar negeri dan bukan oleh negara pengimpor itu sendiri. Impor tersebut setiap saat mungkin saja terhenti karena situasi politik yang tidak kondusif. Ketidakpastian impor diperparah lagi oleh perubahan iklim yang kini sedang berlangsung sehingga mungkin saja tidak ada negara yang mau menjual bahan pangannya karena harus memenuhi kebutuhannya sendiri terlebih dahulu. Di samping itu, kecuali beras, peran bahan-bahan karbohidrat yang lain sebagai bahan pangan pun pudar setelah hadirnya terigu impor yang tersedia secara meluas yang dapat terjangkau oleh seluruh masyarakat. Swa-sembada pangan dapat meningkatkan ketahanan pangan melalui pengurangan ketergantungan kepada impor. Ketersediaan karbohidrat lokal merupakan suatu alternatif dari impor. Sumber karbohidrat yang dipilih adalah ubi kayu, karena mempunyai daya adaptasi lingkungan yang baik, sehingga ubi kayu dapat tumbuh di semua provinsi di Indonesia. Disamping itu, pembudidayaan ubi kayu mudah, dikenal baik oleh petani, produktivitas lahan yang tinggi. Selain menjadi sumber karbohidrat penting ke tiga setelah padi dan jagung, ubi kayu juga sebagai bahan baku aneka industri yang terus berkembang. Pengalaman dibeberapa negara di sub-sahara Afrika menunjukkan bahwa ubi kayu memberikan penghasilan kepada petani miskin dan kaya melebihi dari komoditas lain. Produksi ubi kayu Indonesia mulai tahun 2000 sampai 2009 terus mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya produktivitas, meskipun luas areal panennya tidak mengalami peningkatan. Meskipun produktivitas tanaman sudah naik namun produktivitasnya masih di bawah dari produktivitas potensial yang dapat dicapai antar 30 – 40 ton/ ha. Luas kepemilikan lahan petani yang sempit, serta harga produk dan nilai tambah yang rendah menyebabkan rendahnya pendapatan petani ubi kayu. Melalui penelitian ini akan dibuat strategi penyediaan karbohidrat bersumber dari ubi kayu yang dapat mensejahterakan petani, dengan rantai pasok yang berkelanjutan, serta dapat memberikan semua pemangku kepentingan keuntungan yang adil. Disamping itu penelitian ini merancang pola kerjasama yang menjamin keberlangsungan rantai pasok. Strategi yang dihasilkan akan dapat dimanfaatkan sebagai kerangka pikir untuk melakukan upaya-upaya meningkatkan kesejahteraan petani ubi kayu, dan mendapatkan pola kerjasama yang menjamin keberlangsungan rantai pasok ubi kayu dari hulu sampai hilir dengan terjadinya kesepakatan atau kontrak yang saling menguntungkan
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/55304
Appears in Collections:DT - Agriculture Technology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2012saw.pdf
  Restricted Access
full text3.08 MBAdobe PDFView/Open
ABSTRACT.pdf
  Restricted Access
Abstract388.04 kBAdobe PDFView/Open
BAB I PENDAHULUAN.pdf
  Restricted Access
BAB I421.7 kBAdobe PDFView/Open
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf
  Restricted Access
BAB II1.27 MBAdobe PDFView/Open
BAB III METODE PENELITIAN.pdf
  Restricted Access
BAB III557.84 kBAdobe PDFView/Open
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.pdf
  Restricted Access
BAB IV1.39 MBAdobe PDFView/Open
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.pdf
  Restricted Access
BAB V418.04 kBAdobe PDFView/Open
COVER.pdf
  Restricted Access
Cover294.73 kBAdobe PDFView/Open
DAFTAR PUSTAKA.pdf
  Restricted Access
Daftar Pustaka432.36 kBAdobe PDFView/Open
LAMPIRAN.pdf
  Restricted Access
Lampiran1.03 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.