Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/54953
Title: Pengembangan Kearifan LokaI Penggunaan Pestisida Nabati Untuk Menekan Oampak Pencemaran Lingkungan
Development of Local Wisdom on Botanical Pesticide Utilization to suppress Environmental Pollution impact.
Authors: Djoefrie, Muhammad Hasjim Bintoro
M. Syakir
Amin, Akhmad Arif
Kardinan, Agus
Keywords: Bogor Agricultural University (IPB)
Local wisdom
botanical pesticide
fruit flies
environmental pollution
Issue Date: 2009
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: The objective of the research is to develop indigenous technology (local wisdom) of using botanical pesticide to minimize environmental pollution impact. Research consisted of two activities conducted in two districts, i.e. (1) To evaluate the effectiveness of farmers technology on formulating botanical pesticide for controlling fruit flies, conducted on mango farm in Sumedang-West Java, arranged at randomized block designed, four treatments and six replications. Treatments consisted of (a) farmers technology, i.e. distilled water of basil (Ocimum spp.) (b) farmers technology, i.e. essential oil of basil (Ocimum spp.), (c) essential oil of basil formulated in IMACRI (Indonesian Medicinal and Aromatic Crops Research Institute) and (d) commercial attractant. (2) To evaluate the effectiveness of some formulas on trapping fruit flies (compared to the commercial attractant), the ability of formulas on trapping male and female fruit flies, and the ability of formulas as anti-ovipositant conducted on guava fruit farm in Bogor-West Java, arranged at randomized block design. Result showed that indigenous technology of the farmer was effective and efficient since it can decrease the use of pesticide as much as 62% and decrease of fruit damage as much as 34% and increase their income as much as 73%. Technology of the farmer in the form of distilled water of basil could stand as long as a week on trapping fruit flies, hence its application must be repeated every week, meanwhile in the form of essential oil could stand for one month and was not significantly different with attractant formulated in IMACRI, even better than commercial attractant, hence its application should be done every month. Only male fruit flies could be trapped and most of them consisted of Bactrocera dorsalis species (97%) and the rest was Bactrocera umbrosus spcies (3%). The active ingredient content (Methyl eugenol - CJ2 H240 2) in the distilled water of basil is 0.43%, meanwhile in essential oil of the farmer is 77.9% and in essential oil of IMACRI is 73.6% and in commercial attractant is 75%. Formula of Metil eugenol mixed with red guava fruit extract was the best formula on trapping male fruit flies as well as female fruit flies, although the percentage of female trapped was still low (3.43%), but it indicated that the formula has good prospect to be studied more deeply to increase its ability on trapping female fruit flies. Formula of Metil eugenol mixed with Ocimum gratisimum oil could inhibit oviposition of fruit flies as much as 54% as well as formula of metil eugenol mixed with citronella oil which could inhibit oviposition of female fruit flies as much as 30%, but those formulas inhibited the attractiveness against male fruit flies too. By using botanical pesticide, the use of chemical pesticide could be minimize, hence the --<envif0llmental-poHutiorr-esp~cta:lly caused by pestICIde can be minimized.
Penelitian bertujuan untuk mengembangkan kearifan lokal penggunaan pestisida nabati untuk menekan dampak pencemaran lingkungan, khususnya yang disebabkan oleh pestisida. Penelitian terbagi menjadi dua kegiatan, yaitu (1) mengevaluasi efektifitas penggunaan pestisida nabati (atraktan lalat buah) yang dibuat oleh petani dengan alat sederhana, dilakukan di Sumedang pada komoditas mangga. Penelitian dirancang dalam acak kelompok, empat perlakuan dan enam ulangan. Perlakuan terdiri atas pestisida nabati formula petani berupa (a) air suling selasih, (b) minyak selasih hasil petani, (c) minyak selasih yang diproses di Balittro, (d) atraktan lalat buah yang sudah dikomersilkan (pembanding). Masing-masing formula diteteskan sebanyak 0,25 ml pada gumpalan kapas, kecuali air suling selasih dengan cara mencelupkan kapas ke dalam air sulingnya (sesuai dengan kebiasaan petani), kemudian ditempatkan di dalam botol perangkap yang terbuat dari botol minuman air mineral volume 600 ml yang disisinya dibuat tiga buah lubang untuk jalan masuknya lalat buah, kemudian digantungkan pada pohon mangga setinggi 2 m di atas permukaan tanah. Aplikasi formula hanya dilakukan satu kali, untuk melihat daya tahan masing-masing formula dalam memerangkap lalat buah di lapangan. Pengamatan dilakukan setiap minggu terhadap jumlah, jenis dan kelamin lalat buah yang terperangkap serta kandungan bahan aktif pada masing-masing formula dengan menggunakan Gas Kromatografi. Aspek sosial ekonomi dilakukan terhadap 30 orang petani termasuk pedagang buah dengan cara mewawancara melalui kuesioner yang telah dipersiapkan. (2) mengevaluasi formula pestisida nabati (atraktan blat buah) terhadap kemampuan daya tangkap, kemampuan memerangkap lalat buah berkelamin jantan dan betina dan sebagai anti-ovipositant (menghambat peneluran) yang dilakukan pada komoditas jambu biji di Bogor. Penelitian dirancnng dalam acak keJompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penggunaan pestisida nabati yang berasal dari tanaman selasih sebagai atraktan untuk mengendalikan hama lalat buah, dapat menurunkan penggunaan pestisida kimia sintetis sebanyak 62%, menurunkan tingkat kerusakan buah-buahan sebesar 34% dan meningkatkan hasil sebesar 73%. Air suling selasih dengan kandungan metil eugenol sebesar 0,46% mampu memerangkap hama lalat buah selama satu minggu, setelah itu perlu aplikasi ulang pada setiap minggunya, sedangkan minyak selasih hasil petani dengan kandungan metil eugenol sebesar 77,9% mampu memerangkap hama lalat buah selama satu bulan, setara dengan minyak selasih yang diproses di Balittro dengan kandungan metil eugenol sebesar 73,6% dan lebih baik daripada atraktan lalat buah komersil yang mengandung metil eugenol sebesar 75%. Lalat buah yang te!Jl_eIangkap--didominasi-Oleh-spesies-BaGtr-oGem-dersaUs~----Hendel (97%) dan sisanya adalah Bactrocera umbrosus Fabricius (3%) serta didominasi oleh lalat buah berkelamin jantan. Didominasinya populasi lalat buah yang terperangkap oleh spesies Bactrocera dorsalis, diduga karen a penelitian dilakukan di kebun jambu biji yang merupakan inang utama spesies B. dorsalis, sedangkan inang utama bagi spesies Bactrocera umbrosus adalah nangka dan cempedak. Formula metil eugenol yang dicampur dengan ekstrak jambu biji merah menunjukkan kemampuan terbaik dalam memerangkap hama lalat buah jantan dan betina, walaupun daya tangkapnya terhadap lalat betina baru mencapai 3,43%, namun sudah memberikan indikasi bahwa fonnu!a tersebut mempunyai prospek untuk diteliti lebih lanjut. Hal ini diduga karena jambu biji mengandung vitamin e yang relatif tinggi apabila dibandingkan dengan kandungan vitamin e pada buah-buahan lainnya, yaitu mencapai 130 hingga 150 mgilOO gr. Selain kandungan vitamin e yang tinggi, juga jambu biji mengandung kadar gula yang tinggi pula, yaitu mencapai 1,84 hingga 3,71 %. Zat-zat tersebut dibutuhkan oleh lalat buah sebagai sumber nutrisi dan bagi lalat buah betina zat-zat tersebut diperiukan untuk perkembangan organ reproduksi dan pematangan telur, sehingga lalat buah betina akan tertarik terhadap zat-zat tersebut. Selain kandungan vitamin e dan gula, menurut hasil analisis dengan gas kromatografi (GeMS) menunjukkan bahwa ekstrak jambu biji mengandung sekitar 51 komponen, namun tiga diantaranya adalah irganox (22,63%), stigmasterol (10,91%) dan phenol (4,91%). Walaupun daya tangkap formula metil eugenol yang direaksikan dengan ekstrak jambu biji terhadap lalat buah betina masih rendah, yaitu sekitar 3,43%, namun apabila dilihat dari kemampuan lalat buah betina yang mampu bertelur sebanyak 800 hingga 1.500 butir selama hidupnya, maka apabila dari 100 ekor lalat yang terperangkap saja, 3 diantaranya lalat buah betina, maka akan mampu menekan antara 2.400 hingga 4.500 ekor lalat buah pada generasi berikutnya, sehingga fOlmula tersebut akan lebih baik apabila dibandingkan dengan formula atraktan yang hanya mampu memerangkap lalat buah jan tan saja. Formula metil eugenol yang dicampur dengan selasih (Ocimum gratisimum 1.) merupakan formula terbaik dalam menghambat peneluran lalat buah (54%), diikuti oleh formula metil eugenol yang dicampur dengan minyak serai wangi (30%), namun demikian kedua formula tersebut menurunkan kemampuan daya tangkapnya terhadap lalat buah berkelamin jantan di lapangan. Formula anto-ovipositant yang dihasilkan dalam penelitian ini, juga akan memperlengkap teknik pengendalian hama lalat buah, yaitu dengan cara menghambat lalat buah betina untuk meletakkan telur pada buah-buahan, sehingga kerusakan buah dapat diminimalkan. Dengan ditemukannya formula atraktan lalat buah dari tanaman selasih yang dapat menekan penggunaan insektisida sintetis, maka diharapkan pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh penggunaan insektisida sintetis, terutama residunya pada pada komoditas hortikultura, khususnya buah-buahan dan terhadap lingkungan pada umumnya dapat ditekan.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/54953
Appears in Collections:DT - Multidiciplinary Program

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2009aka.pdf
  Restricted Access
full text41.86 MBAdobe PDFView/Open
Abstract.pdf
  Restricted Access
Abstract626.87 kBAdobe PDFView/Open
BAB I Pendahuluan.pdf
  Restricted Access
BAB I2.19 MBAdobe PDFView/Open
BAB II Metodologi Penelitian.pdf
  Restricted Access
BAB II6.25 MBAdobe PDFView/Open
BAB III Metodologi Penelitian.pdf
  Restricted Access
BAB III6.25 MBAdobe PDFView/Open
BAB IV Hasil dan Pembahasan.pdf
  Restricted Access
BAB IV8.93 MBAdobe PDFView/Open
BAB V Kesimpulan dan Saran.pdf
  Restricted Access
BAB V598.62 kBAdobe PDFView/Open
Cover.pdf
  Restricted Access
Cover577.76 kBAdobe PDFView/Open
Daftar Pustaka.pdf
  Restricted Access
Daftar Pustaka2.18 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran9.67 MBAdobe PDFView/Open
Ringkasan.pdf
  Restricted Access
Ringkasan960.96 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.