Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/54059
Title: Studi Tatanan Lanskap Situs Ratu Boko, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Upaya Pelestariannya
Authors: Arifin, Nurhayati Hadi Susilo
Ramafriani, Bulan
Keywords: Bogor Agricultural University (IPB)
Issue Date: 2012
Abstract: Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu provinsi yang memiliki banyak warisan budaya dan sejarah. Salah satu tempat bersejarah yang berada pada lanskap yang unik dan telah dijadikan sebagai tempat wisata adalah Situs Ratu Boko. Situs Ratu Boko merupakan hamparan bangunan batuan yang biasa diduga sebagai candi. Namun ternyata bangunan yang ada bukan hanya candi tetapi ada beberapa bangunan yang mengarah kepada bentukan sebuah kerajaan. Keberadaan Situs Ratu Boko terkait dengan keberadaan candi-candi di sekelilingnya, yaitu Candi Prambanan di sebelah utara dan Candi Kalasan di sebelah barat. Kurang teridentifikasinya karakter situs ini menjadi salah satu masalah yang ada di kawasan Situs Ratu Boko. Masalah lainnya yaitu belum adanya penataan lanskap wisata sejarah sehingga pengunjung belum memahami fungsi dan makna kawasan tersebut sebagai situs sejarah. Tujuan dari penelitian ini, yaitu mengidentifikasi dan menganalisis tatanan lanskap dan elemen pembentuk lanskap Situs Ratu Boko, menganalisis pemanfaatan kawasan sebagai kawasan wisata, dan memberikan usulan konsep pelestarian lanskap sesuai dengan potensi pemberdayaannya. Sedangkan manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah memberikan informasi mengenai tatanan lanskap Situs Keraton Ratu Boko dan sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dan perencana dalam melakukan perencanaan dan pengembangan kawasan. Penelitian ini mengenai kajian tatanan lanskap Situs Ratu Boko serta hal-hal yang mempengaruhi pelestariannya. Penelitian dilakukan di Situs Ratu Boko yang berada di antara Dusun Dawung (Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan) dan Dusun Sumberwatu (Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan). Tahap yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tahap yang dijabarkan oleh Goodchild (1990) yaitu, tahap survei tapak, tahap analisis dan assesment, dan tahap formulasi rencana pengelolaan dan pelestarian. Sedangkan metode yang digunakan dalam analisis yaitu analisis secara spasial, deskriptif, dan analisis SWOT untuk mendapatkan strategi pelestarian. Situs ini dibangun di perbukitan dan diduga kuat berkaitan dengan konsep kosmologis. Konsep ini adalah konsep yang mengedepankan kesejajaran atau keseimbangan antara makrokosmos dan mikrokosmos, yaitu antara alam semesta dan dunia manusia. Diduga alasan dibangunnya situs ini di atas perbukitan selain karena kesakralan dalam melakukan ibadah juga erat kaitannya dengan faktor kekuasaan. Keberadaan Situs Ratu Boko ini juga terkait dengan Candi Prambanan dan Candi Kalasan yang terletak di sebelah utara dan barat situs. Keterkaitan antar candi dan situs ini adalah berdasarkan sejarah pembangunannya. Situs Ratu Boko dan Candi Kalasan dibangun oleh orang yang sama, yaitu Rakai Panangkaran. Adapula yang mengatakan bahwa Situs Ratu Boko merupakan kerajaan dari Prabu Boko yang merupakan ayah dari Lara Jonggrang. Lara Jonggrang merupakan salah satu candi yang terletak di kompleks Candi Prambanan. Sampai saat ini fungsi situs belum diketahui dengan pasti. Namun dari hasil penelitian yang telah banyak dilakukan, situs ini diduga memiliki tiga fungsi, yaitu sebagai pemukiman, sebagai pertahanan atau perlindungan, dan sebagai tempat peribadahan. Konsep tatanan lanskap Situs Ratu Boko didasari dari konsep filosofis agama Hindu dan agama Budha. Konsep filosofis Kompleks Situs Ratu Boko ini dibagi menjadi tiga bagian, berdasarkan tingkat kesakralannya, antara lain area profan, area transisi, dan area sakral. Di dalam konsep filosofis tersebut terdapat lagi pengelompokan-pengelompokan berdasarkan fungsi bangunan. Area profan merupakan area yang sifatnya umum dan terletak pada teras pertama. Area ini hanya berupa hamparan rumput yang luas. Area selanjutnya yaitu area transisi. Area transisi merupakan area yang bersifat netral dan terletak pada teras kedua dan teras ketiga. Batas dari area profan dengan area transisi ditandai dengan tangga menuju Gapura Utama. Pada area transisi terdapat dua kelompok fungsi bangunan, yaitu kelompok Gapura Utama dan kelompok Paseban. Area yang terakhir atau area yang tingkatannya paling tinggi adalah area sakral. Area ini terletak paling belakang dan pada tatanan yang paling tinggi. Area sakral dibagi ke dalam dua area, yaitu area ibadah dan area pribadi. Area ibadah terletak di atas bukit. Area ini diduga menjadi area peribadahan yang sangat dijunjung kesucian dan kesakralannya sesuai dengan filosofis agama Hindu dan Budha, yaitu tempat suci berada pada tingkatan yang paling tinggi. Pada area ibadah terdapat satu kelompok fungsi, yaitu kelompok Gua. Sedangkan area lainnya pada area sakral yaitu area pribadi. Area pribadi letaknya di teras yang lebih rendah dibandingkan dengan area ibadah namun masih dalam garis vertikal yang sama dengan area skaral. Area pribadi ini termasuk ke dalam area sakral karena pada area ini diduga sebagai pusat kegiatan pribadi anggota kerajaan. Pada area pribadi terdapat dua kelompok fungsi bangunan, yaitu kelompok Pendapa dan kelompok Keputren. Aktivitas wisata yang dilakukan di kawasan ini antara lain wisata sejarah Situs Ratu Boko, bersemedi dan ritual keagamaan, berkemah, tracking, dan menikmati pemandangan sekitar. Untuk berbagai aktivitas wisata yang dilakukan di kawasan Situs Ratu Boko, pengelola menyediakan berbagai fasilitas yang menunjang. Tetapi kurang didukung dengan sistem pengelolaan dan media interpretasi yang baik. Hal ini menyebabkan pengunjung kurang memahami makna situs sehingga keinginan untuk melestarikan situs juga kurang. Selain itu, zonasi pelestarian yang ditetapkan oleh BP3 saat ini masih perlu dilakukan revisi khususnya pada zona penyangga. Tata guna lahan dan aktivitas masyarakat sekitar kawasan Situs Ratu Boko juga dapat mempengaruhi keberlanjutan situs. Situs Ratu Boko terletak di dua desa, yaitu Desa Bokoharjo dan Desa Sambirejo. Tetapi kawasan situs lebih dominan di Desa Bokoharjo, tepatnya di Dukuh Dawung. Penataan kawasan di luar situs saat ini diawasi dan dikembangkan oleh pemerintah. Pada RDTR Kecamatan Prambanan tahun 2009-2018, rencana pengembangan sarana kebudayaan dan wisata tidak sejalan lurus dengan peta eksisting pelestarian yang ditetapkan BP3 sehingga adanya perbedaan antara rencana pengembangan pemerintah dengan pelestarian yang dilakukan saat ini. Di lain sisi, keberadaan situs berpengaruh baik untuk kawasan sekitarnya, begitu juga sebaliknya. Pengaruh baik ini yaitu dalam aspek ekonomi, aspek fisik seperti perbaikan infrastruktur, dan aspek sosial. Dari aspek ekonomi, dengan dijadikannya Situs Ratu Boko sebagai kawasan wisata menyebabkan ekonomi masyarakat sekitar meningkat. Pemerintah juga memperbaiki infrastruktur dan mengembangkan kawasan sehingga dapat mendukung aktivitas wisata. Selain itu, aktivitas masyarakat sekitar juga tidak mengganggu keberlanjutan situs, bahkan masyarakat turut melestarikan Situs Ratu Boko. Untuk dapat menjadikan Situs Ratu Boko sebagai lanskap yang berkelanjutan, dilakukan analisis SWOT dengan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mempengaruhinya. Faktor internal dan eksternal ini berdasarkan tatanan lanskap Situs Ratu Boko, pemanfaatan sebagai kawasan wisata, dan tata guna lahan serta aktivitas masyarakat sekitar. Strategi yang dihasilkan dari analisis SWOT antara lain, pengembangan dan perbaikan potensi sumber daya Situs Ratu Boko dan kawasan sekitarnya, perencanaan pengembangan kawasan yang mendukung keberlanjutan Situs Ratu Boko, pengembangan aktivitas dan fasilitas wisata, penataan lahan di dalam kawasan yang terintegrasi dengan lanskap sekitar, perbaikan sistem pengelolaan wisata dan situs sejarah, pengembangan kerjasama antar pemerintah dan pengelola swasta untuk keberlanjutan situs dan sekitarnya serta peninjauan sistem pengelolaan wisata dan situs sejarah, dan strategi yang terakhir yaitu meningkatkan perlindungan kawasan situs sejarah. Strategi yang ini diarahkan pada kegiatan pelestarian lanskap Situs Ratu Boko serta integrasinya dengan kawasan sekitar. Strategi yang diperoleh dari analisis SWOT ini dikembangkan dalam konsep pelestarian. Konsep pelestarian yang diusulkan yaitu pelestarian kawasan Situs Ratu Boko untuk membentuk suatu kesatuan lanskap yang berkelanjutan baik dari aspek sejarah, sosial, dan wisatanya. Prinsip pelestarian ini adalah mempertahankan dan melestarikan kesatuan kawasan di dalam situs dan di luar situs, serta memanfaatkannya untuk menunjang kehidupan saat ini sesuai dengan kebijakan pemerintah dan perkembangan zaman. Implementasi strategi yang diperoleh adalah dengan membuat revisi zonasi pelestarian dengan dasar peta pelestarian BP3 dan peta RDTR Kecamatan Prambanan tahun 2009-2018 serta membuat usulan aksesibilitas dan jalur sirkulasi. Untuk usulan zonasi pelestarian, tidak dilakukan perubahan dari zona inti dan zona pengembangan yang ditetapkan BP3, sedangkan pada zona penyangga dilakukan revisi dari hasil analisis. Zona inti mencakup seluruh kawasan Situs Ratu Boko. Zona inti ini diperuntukkan sebagai wisata sejarah. Pada zona penyangga dilakukan perluasan ke sebelah selatan dengan menambah area persawahan dan jalur sirkulasi. Zona penyangga mencakup kawasan di sekitar Situs Ratu Boko dengan memperhatikan permukiman sekitar, aktivitas masyrakat, aksesibilitas, tatanan lahan, dan hutan yang sesuai dengan karakter situs dapat mendukung dan tidak mengancam keberlanjutan situs. Kegiatan rekreasi alam yang direncanakan pemerintah dalam RDTR dapat dikembangkan dalam zona penyangga ini. Pada zona pengembangan juga tidak dilakukan perubahan dan sesuai dengan yang telah ditetapkan BP3.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/54059
Appears in Collections:UT - Landscape Architecture

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
A12bra.pdf
  Restricted Access
Full text54.39 MBAdobe PDFView/Open
A41bra-01-cover.pdf
  Restricted Access
Cover297.78 kBAdobe PDFView/Open
A41bra-03-ringkasan.pdf
  Restricted Access
Ringkasan300.83 kBAdobe PDFView/Open
A41bra-09-pendahuluan.pdf
  Restricted Access
Pendahuluan314.48 kBAdobe PDFView/Open
A41bra-10-tinjauan pustaka.pdf
  Restricted Access
Tinjauan Pustaka302.88 kBAdobe PDFView/Open
A41bra-11-metodologi.pdf
  Restricted Access
Metodologi485.5 kBAdobe PDFView/Open
A41bra-12-kondisi umum.pdf
  Restricted Access
Kondisi Umum1.42 MBAdobe PDFView/Open
A41bra-13-hasil dan pembahasan.pdf
  Restricted Access
Hasil dan Pembahasan8.83 MBAdobe PDFView/Open
A41bra-14-simpulan dan saran.pdf
  Restricted Access
Simpulan dan Saran305.34 kBAdobe PDFView/Open
A41bra-15-daftar pustaka.pdf
  Restricted Access
Daftar Pustaka298.19 kBAdobe PDFView/Open
A41bra-16-lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran729 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.