Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/54035
Title: Perencanaan Lanskap Kawasan Wisata Sejarah Pusat Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh
Authors: Arifin, Nurhayati Hadi Susilo
Maulidya, Syarifah
Keywords: Bogor Agricultural University (IPB)
Issue Date: 2011
Abstract: Kota Banda Aceh memiliki banyak situs sejarah pada masa lalu, mulai dari masa Kerajaan Aceh sampai masa Kemerdekaan RI. Situs- situs sejarah tersebut dapat dikembangkan menjadi suatu kawasan wisata sejarah di Pusat Kota Banda Aceh, agar situs tersebut dapat dijaga kelestariannya. Perencanaan kawasan wisata ini dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan sejarah, terutama alur sejarah Pusat Kota Banda Aceh secara optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah menyusun perencanaan lanskap kawasan wisata sejarah di Pusat Kota Banda Aceh untuk memberikan interpretasi dan kenyamanan wisata sejarah secara optimal. Berdasarkan tahapan penelitian, tujuan tersebut dijabarkan ke dalam tujuan-tujuan spesifik, yaitu mengidentifikasi dan menganalisis unit lanskap sejarah sesuai karakter dan periode sejarah, mengidentifikasi dan menganalisis potensi daya tarik wisata sejarah, mengidentifikasi dan menganalisis pendukung wisata sejarah, serta menentukan konsep lanskap wisata dan merencanakan jalur interpretasi lanskap kawasan wisata sejarah di Pusat Kota Banda Aceh. Penelitian mengenai perencanaan lanskap kawasan wisata sejarah Pusat Kota Banda Aceh ini dilaksanakan pada wilayah Kampung Baru, Peuniti dan Sukaramai, Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh. Metode penelitian yang digunakan adalah metode pendekatan Gold (1980) berdasarkan pendekatan aktivitas dan sumberdaya wisata sejarah. Tahapan perencanaan mencakup kegiatan inventarisasi melalui pengumpulan data, analisis data dengan metode skoring, analisis spasial dan analisis deskriptif, sintesis, penyusunan konsep dan perencanaan lanskap. Analisis data dengan metode skoring dan deskriptif mencakup potensi daya tarik wisata sejarah dan pendukung wisata yang akan menghasilkan kategori ruang potensi tinggi, sedang dan rendah. Analisis data secara spasial mencakup unit lanskap sejarah, potensi daya tarik wisata sejarah dan pendukung wisata, kemudian dilakukan overlay untuk menghasilkan kesesuaian ruang wisata sejarah. Kawasan Pusat Kota Banda Aceh merupakan kawasan bersejarah yang penting karena terdapat elemen-elemen peninggalan periode sejarah sejak masa Kerajaan Aceh, masa Kolonial Belanda dan masa Kemerdekaan RI. Elemen lanskap sejarah yang ada pada kawasan ini mencakup Taman Putroe Phang, Pendopo, Makam Suktan Iskandar Muda, Museum Aceh, Mesjid Raya Baiturrahman, Lapangan Blang Padang, Pemakaman Belanda, Museum Tsunami Aceh, Taman Budaya, Pasar Aceh, Taman Sari, kawasan militer dan kawasan pemukiman penduduk. Kawasan yang ada pada Kecamatan Baiturrahman ini merupakan kawasan cagar budaya yang sebagian besar wilayahnya berupa kawasan peninggalan sejarah dan perkantoran (pusat pemerintahan). Objek wisata sejarah pada kawasan ini dapat menunjang kegiatan wisata yang akan dikembangkan dalam perencanaan lanskap kawasan wisata sejarah ini. Berdasarkan unit lanskap sejarah, kawasan ini memiliki beberapa unit lanskap sejarah yang menarik, seperti unit lanskap sejarah Taman Putroe Phang, Pendopo, Mesjid Raya Baiturrahman, Lapangan Blang Padang, Pemakaman Belanda dan Museum Tsunami Aceh. Berdasarkan penilaian daya tarik objek dan atraksi wisata sejarah, kawasan ini memiliki potensi wisata sejarah karena memiliki banyak objek wisata dan atraksi seni budaya. Objek-objek wisata tersebut mencakup Gunongan, Kandang/Makam Sultan Iskandar Tsani, Pintoe Khop, Pendopo, Kompleks Makam Sultan Iskandar Muda, Museum Aceh, Mesjid Raya Baiturrahman, Monumen Pesawat RI 001 Seulawah, Tugu Peringatan Tsunami, Tugu Aceh Thanks The World, Pemakaman Belanda dan Museum Tsunami Aceh. Sedangkan atraksi seni dan budaya mencakup alat musik khas Aceh, musik, lagu dan tarian tradisional Aceh, makanan khas Aceh, pakaian tradisional Aceh, kerajinan tangan khas Aceh, ritual perkawinan adat Aceh, festival dan perayaan acara di Kota Banda Aceh, serta kebudayaan asli Kota Banda Aceh lainnya. Selain itu, berdasarkan penilaian pendukung wisata, kawasan ini memiliki pendukung wisata yang mencakup aksesibilitas dan sirkulasi, informasi dan promosi, fasilitas wisata, pelestarian/pengelolaan wisata, kebijakan pemerintah, serta fasilitas penunjang wisata lainnya. Analisis dari ketiga komponen tersebut dan overlay unit spasialnya menghasilkan kesesuaian ruang wisata yang terdiri dari kategori ruang tinggi, sedang dan rendah. Kategori ruang tinggi mencakup elemen lanskap sejarah Taman Putroe Phang, Pendopo, Makam Sultan Iskandar Muda, Museum Aceh, Mesjid Raya Baiturrahman, Lapangan Blang Padang, Pemakaman Belanda, Museum Tsunami Aceh, Pasar Aceh danTaman Sari. Kategori ruang sedang mencakup kawasan Taman Budaya, sedangkan kategori ruang rendah mencakup kawasan militer dan permukiman. Kesesuaian ruang wisata ini digunakan untuk menyusun tata ruang wisata sejarah pada pengembangan konsep. Konsep dasar perencanaan adalah menelusuri alur sejarah Kota Banda Aceh untuk mengenal nilai sejarah kota dan budaya masyarakatnya yang penuh perjuangan dalam mencapai kejayaan. Aplikasi konsep dasar ini dalam perencanaan lanskap adalah kawasan wisata sejarah yang bersifat edukatif dengan pengaturan jalur sirkulasi dan interpretasi yang menghubungkan ruang-ruang objek wisata sejarah dan pendukung wisata, serta penataan fasilitas interpretasi, tata hijau dan fasilitas atau sarana wisata lainnya sebagai identitas, kenyamanan dan keindahan pasa kawasan tersebut. Berdasarkan konsep tersebut, maka pengembangan konsep pada perencanaan ini mencakup konsep ruang, aksesibilitas dan sirkulasi, jalur interpretasi, aktivitas dan fasilitas wisata, tata hijau, serta pelestarian kawasan. Konsep ruang wisata pada kawasan ini terdiri dari empat ruang, yaitu ruang objek wisata, ruang transisi, ruang pelayanan dan ruang penerimaan. Pembagian ruang tersebut disesuaikan dengan kesesuaian ruang yang dihasilkan dari analisis unit lanskap sejarah, potensi daya tarik wisata sejarah dan pendukung wisata. Pada ruang objek wisata terdapat objek sejarah beserta atraksi yang dapat dinikmati oleh pengunjung. Ruang transisi pada kawasan ini berupa jalan yang berfungsi sebagai sirkulasi bagi pengunjung untuk menuju ke setiap ruang objek wisata. Ruang pelayanan merupakan ruang yang terdapat berbagai fasilitas penunjang wisata dan pengelolaan kawasan wisata. Ruang penerimaan merupakan ruang yang berfungsi untuk menyambut para pengunjung. Konsep sirkulasi berfungsi untuk menghubungkan antar ruang, serta menghubungkan antar objek dan atraksi wisata. Sirkulasi pada tapak dibagi menjadi tiga jenis, yaitu sirkulasi primer, sirkulasi sekunder dan sirkulasi tersier. Masing-masing sirkulasi terletak pada ruang yang berbeda sesuai dengan kebutuhan dan fungsi setiap ruang. Sirkulasi ini berfungsi untuk menunjang aktivitas wisata pada setiap ruang, sehingga aktivitas wisata dapat dilakukan secara optimal dengan memberikan pengetahuam baru dan kenyamanan, serta kepuasan kepada para pengunjung. Konsep tata hijau dikembangkan menjadi rencana tata hijau yang dapat mendukung kegiatan atau aktivitas wisata sejarah. Tanaman yang digunakan sebagian besar tanaman endemik yang berfungsi sebagai penguat identitas, terutama tanaman yang sudah ada pada masa Kolonial Belanda. Selain itu, tanaman lain juga akan diaplikasikan pada kawasan ini yang memiliki fungsi estetika, pembatas, peneduh dan pengarah. Penataan tanaman pada kawasan ini disesuaikan antara fungsi ruang dengan fungsi setiap tanaman, sehingga dapat meningkatkan kenyamanan para pengunjung. Rencana fasilitas yang terdapat pada tapak disesuaikan dengan aktivitas wisata yang dilakukan pada tiap ruang maupun pada keseluruhan tapak. Fasilitas wisata yang digunakan memperhatikan fungsi, letak dan kelestarian kawasan yang dapat menunjang aktivitas wisata terutama yang berkaitan dengan nilai sejarah kawasan, seperti kegiatan interpretasi sejarah. Selain itu, fasilitas wisata juga memperhatikan kenyamanan wisata sejarah pada kawasan ini, sehingga dapat meningkatkan kenyamanan dan kepuasan pengunjung dalam berwisata. Rencana jalur interpretasi dikembangkan berdasarkan konsep interpretasi menurut periode perkembangan sejarah yang terdiri dari tiga periode, yaitu masa Kerajaan Aceh, masa Kolonial Belanda dan masa Kemerdekaan RI. Oleh karena itu, tema interpretasi pada kawasan wisata sejarah ini diangkat berdasarkan periode waktu sejarah yang pernah terjadi pada kawasan Pusat Kota Banda Aceh yang mempresentasikan perkembangan sejarah pada kawasan tersebut. Rencana lanskap wisata sejarah Pusat Kota Banda Aceh ini menghubungkan ruang-ruang wisata dengan jalur dan fasilitas interpretasi secara efisien dan efektif, di mana fasilitas wisata untuk kenyamanan wisata dan ruang terbuka hijau sebagai identitas, kenyamanan dan keindahan pada kawasan tersebut. Hasil dari perencanaan lanskap kawasan wisata sejarah Pusat Kota Banda Aceh ini disajikan dalam beberapa peta. Beberapa peta tersebut mencakup peta rencana blok, peta rencana lanskap beserta perbesaran gambar dan peta jalur interpretasi. Selain itu, hasil dari perencanaan ini juga disajikan dalam beberapa rencana tertulis, seperti rencana ruang wisata, rencana sirkulasi, rencana fasilitas, rencana tata hijau dan rencana wisata (touring plan).
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/54035
Appears in Collections:UT - Landscape Architecture

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
A11sma.pdf
  Restricted Access
Full text52.38 MBAdobe PDFView/Open
BAB I Pendahuluan.pdf
  Restricted Access
Bab I292.13 kBAdobe PDFView/Open
BAB II Tinjauan Pustaka.pdf
  Restricted Access
Bab II345.29 kBAdobe PDFView/Open
BAB III Metodologi.pdf
  Restricted Access
Bab III502.5 kBAdobe PDFView/Open
BAB IV Hasil dan Pembahasan.pdf
  Restricted Access
Bab IV10.64 MBAdobe PDFView/Open
BAB V Kesimpulan dan Saran.pdf
  Restricted Access
Bab V284.86 kBAdobe PDFView/Open
Cover.pdf
  Restricted Access
Cover288.52 kBAdobe PDFView/Open
Daftar Pustaka.pdf
  Restricted Access
Daftar Pustaka284.97 kBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran327.38 kBAdobe PDFView/Open
Ringkasan.pdf
  Restricted Access
Ringkasan287.37 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.