Pengaruh Pengayaan Pakan Alami terhadap Perilaku Kukang Jawa (Nycticebus javanicus Geoffroy 1812) di Yayasan International Animal Rescue (IAR) Indonesia

Abstract

Javan slow loris (Nycticebus javanicus) is one of many exotic nocturnal primates which are continuously hunted and traded. Which lead to the decline of its population in its natural habitat. Therefore, IUCN assigned the status of endangered spesies to javan slow loris. The role of eksitu conservation institutions or wildlife conservation and rehabilitation centre is needed to rescue the population in the wild. The purpose of this study was to analyze the implementation of rehabilitation management of Javan slow loris, and to identify the effect of natural feeding enrichment given to the Javan slow loris an its observed behavior. The research was conducted in June to August 2011 at the International Animal Rescue (IAR) Indonesia Foundation. The equipment used was digital camera, measuring tape, stopwatch, thermometer, tallysheet, and stationery. The observed behavior was behavior of eating, moving, resting, grooming and abnormal behavior. Behavioral observations conducted was at 19.00-24.00 on a 10-minute intervals using scan sampling method to determine the frequency of each observed behavior. Enrichment of natural feeding given in two stages, specifically in the early stage and treatment stage. Seven different treatment of feeding enrichment with four types of nature food, i.e. kaliandra, sirihan, sengon and pete, was given in the treatment stage. Each treatment was conducted in six days times, the first three days for preparation, and the next three days for data collection. Implementation of Javan slow loris rehabilitation management carried out by the IAR Indonesia Foundation included the acceptance and release procedures in accordance to the recommended procedures of the animals rehabilitation, environmental management around the enclosure in accordance to the conditions of animal and the maintenance of animal health in accordance to animal welfare. Statistical analysis using the Chi-square test resulted in X2 value of 19,522. The value was greater than the critical value (13,277), therefore the null hypotesis was rejected. The result suggested that feed enrichment affected the animal’s behavior. Feeding enrichment of the most frequently used consecutively was kaliandra by 41%, sengon 30%, pete 18% and sirihan 11%. The conclusion of this research was the provision of natural food enrichment increased the activity of Javan slow loris, particularly its feeding behavior, and could reduce boredom animals that minimize the occurrence of behavioral aberrations. In general, gender did not affect the frequency of Javan slow loris use of natural feed enrichment provided.

Kukang jawa (Nycticebus javanicus) merupakan salah satu primata nokturnal eksotis yang banyak diburu dan diperjualbelikan. Akibatnya, populasi di alam berkurang dan ditetapkan berstatus terancam punah oleh IUCN. Oleh sebab itu diperlukan peran suatu lembaga konservasi eksitu atau pusat penyelamatan dan rehabilitasi satwa untuk menyelamatkan populasinya di alam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi implementasi manajemen rehabilitasi kukang jawa, juga untuk menganalisis pengaruh pengayaan pakan alami yang diberikan terhadap perilaku kukang jawa yang diamati. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-Agustus 2011 di Yayasan International Animal Rescue (IAR) Indonesia. Peralatan yang digunakan yaitu kamera digital, meteran, stopwatch, termometer, tallysheet, dan alat tulis. Perilaku yang diamati yaitu perilaku makan, bergerak, istirahat, merawat diri dan perilaku menyimpang. Pengamatan perilaku dilakukan pada pukul 19.00-24.00 dengan interval waktu 10 menit menggunakan metode scan sampling untuk mengetahui frekuensi dari masing-masing perilaku yang diamati. Pengayaan pakan alami diberikan dengan dua tahap yaitu tahap awal dan tahap perlakuan. Pada tahap perlakuan diberikan tujuh perlakuan yang berbeda dengan memberikan empat jenis pengayaan pakan alami yaitu kaliandra, sirihan, sengon dan pete. Setiap perlakuan dilakukan selama enam hari dengan ketentuan tiga hari awal untuk persiapan dan tiga hari selanjutnya untuk pengambilan data. Implementasi manajemen rehabilitasi kukang jawa yang dilakukan oleh Yayasan IAR Indonesia meliputi prosedur penerimaan dan pelepasliaran satwa yang sesuai dengan prosedur yang telah dianjurkan, pengelolaan lingkungan sekitar kandang yang sesuai dengan kondisi satwa dan pemeliharaan kesehatan yang sesuai dengan animal welfare. Analisis statistik diuji menggunakan uji Khikuadrat dengan α 0,01 menghasilkan nilai X2 hitung sebesar 19,522. Nilai tersebut lebih besar dari X2 tabel (13,277), sehingga hipotesisnya adalah tolak H0. Hal ini berarti bahwa ada pengaruh pemberian pengayaan pakan alami terhadap perilaku kukang jawa yang diamati. Pengayaan pakan yang paling sering dimanfaatkan berturut-turut yaitu kaliandra sebesar 41%, sengon 30%, pete 18% dan sirihan 11%. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu dengan pemberian pengayaan pakan alami berpengaruh terhadap meningkatnya aktivitas perilaku kukang, terutama perilaku makan serta dapat mengurangi kebosanan satwa sehingga memperkecil terjadinya penyimpangan perilaku. Secara umum, jenis kelamin kukang jawa tidak