Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/53479
Title: Hubungan Konsumsi Susu dan Kebiasaan Olahraga dengan Status Gizi dan Densitas Tulang Remaja di Asrama Tingkat Persiapan Bersama (TPB) Institut Pertanian Bogor (IPB)
Relationship between Milk Consumption and Exercise Habits with Nutritional Status and Bone Density of Adolescents in Common First Year (TPB) Dormitory, Bogor Agricultural University.
Authors: Marliyati,Sri Anna
Karlina
Keywords: Bogor Agricultural University (IPB)
Milk comsumption
exercise habits
nutritional status
bone density
adolescent
Issue Date: 2011
Abstract: Bone density in the elderly depends on the attainment of peak bone formation during growth (adolescence). One of the important nutrients for maintaining bone health is calcium. Consumption of milk two to three times a day can be said to be sufficient to meet calcium requirements. Other nutrients that are important also present in the milk so as to improve nutritional status. This study generally aims to analyze the relationship between milk consumption and exercise habits with nutritional status and bone density of adolescents in Common First Year (TPB) Dormitory, Bogor Agricultural University. Study design was cross sectional and the data was collected during March-April 2011 period. Population of the study was all student in the Common First Year (TPB) Dormitory with 90 samples. That study showed no relationship between frequency of exercise per week with nutritional status and bone density in this study. However, there is a relationship between milk consumption (ml) with nutritional status (p<0.01), calcium intake and adequate calcium intake levels with bone density (p<0.05).
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menganalisis hubungan antara konsumsi susu dan kebiasaan olahraga dengan status gizi dan densitas tulang remaja di Asrama Tingkat Persiapan Bersama (TPB) Institut Pertanian Bogor (IPB). Tujuan khusus penelitian ini adalah 1) mengetahui pola konsumsi susu dan pangan olahan susu pada remaja, serta sumbangan kalsium dari susu dan pangan olahan susu terhadap konsumsi kalsium harian dan angka kecukupan gizi (AKG) kalsium; 2) mengetahui status gizi dan densitas tulang remaja laki-laki dan perempuan yang tinggal di Asrama TPB IPB; 3) mengetahui kebiasaan olahraga remaja laki-laki dan perempuan yang tinggal di Asrama TPB IPB; dan 4) menganalisis hubungan antara konsumsi susu, konsumsi pangan olahan susu, dan kebiasaan olahraga dengan status gizi dan densitas tulang remaja yang tinggal di Asrama TPB IPB. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Lokasi penelitian ditentukan secara purposive. Penelitian dilaksanakan di Asrama Putra dan Asrama Putri TPB IPB. Penelitian dilakukan selama 2 bulan, yaitu bulan Maret sampai dengan April 2011. Contoh adalah mahasiswa yang tinggal di lokasi penelitian dan dipilih secara purposive. Kriteria contoh yaitu mahasiswa TPB IPB dengan usia 18-19 tahun, mengkonsumsi susu secara rutin minimal 1 kali per minggu, sehat (tidak sedang sakit atau memiliki penyakit), tidak merokok, tidak sedang mengikuti penelitian lain, dan bersedia untuk dijadikan contoh. Jumlah contoh dalam penelitian ini yaitu 90 orang (45 orang remaja laki-laki dan 45 orang remaja perempuan). Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer mencakup karakteristik contoh (data usia, jenis kelamin, dan uang saku), kebiasaan minum susu, konsumsi pangan sumber kalsium, kebiasaan olahraga, konsumsi suplemen, dan kebiasaan minum kopi yang diperoleh melalui kuesioner, serta berat badan, tinggi badan, dan densitas tulang contoh yang diperoleh dengan melakukan pengukuran langsung. Data sekunder meliputi data tentang keadaan umum lokasi penelitian. Proses pengolahan data meliputi editing, coding, entry, cleaning dan analisis data. Data diolah dan dianalisis menggunakan program komputer Microsoft Excel 2007 dan SPSS versi 16.0 for Windows. Analisis statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif untuk menggambarkan variabel penelitian; uji beda Independent Sample T-Test digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan rata-rata konsumsi kalsium, indeks massa tubuh, dan densitas tulang antara remaja laki-laki dengan remaja perempuan; dan uji korelasi Pearson dan Rank Spearman digunakan untuk menguji hubungan antar variabel. Kebiasaan minum susu yang dimulai sejak dini hingga dewasa dapat mempunyai dampak positif terhadap densitas tulang. Sebesar 68,9% dari contoh laki-laki dan 73,3 % dari contoh perempuan sudah terbiasa mengkonsumsi susu sejak balita. Separuh contoh mengkonsumsi susu pada pagi hari (71,1%) dan malam hari (61,1%). Rata-rata frekuensi minum susu contoh sebesar 6,3 kali/minggu. Sebesar 60,0% contoh laki-laki dan 57,8% contoh perempuan biasa mengkonsumsi susu bubuk biasa (full cream). Rata-rata alokasi uang contoh untuk membeli susu setiap bulan sebesar Rp 49.289±34.096. Rata-rata konsumsi susu contoh adalah 243±208 ml/hari. Konsumsi susu ini memberikan konstribusi kalsium terbesar (347,0±297,0 mg), yaitu 32,9% AKG (contoh usia 18 tahun) dan 46,0% AKG (contoh usia 19 tahun), dibandingkan dengan kelompok pangan lain. Produk olahan susu memberikan kontribusi kalsium rata-rata sebesar 84,6 ± 263,2 mg/hari (11,8% AKG bagi contoh usia 18 tahun dan 5,8% AKG bagi contoh usia 19 tahun). Sebagian besar contoh, 82,2% contoh laki-laki dan 86,7% contoh perempuan, memiliki status gizi normal. Rata-rata status gizi contoh adalah 20,9±2,6. Hasil uji beda Independent Sample T-Test tidak menunjukkan adanya perbedaan yang nyata antara rata-rata status gizi pada contoh laki-laki (20,9±3,1) dengan rata-rata status gizi contoh perempuan (20,8±2,0) (p>0,05). Densitas tulang contoh digambarkan melalui nilai Stiffness Index (SI). Sebagian besar contoh laki-laki (60,0%) memiliki nilai SI dengan kategori average, sedangkan sebagian besar contoh perempuan (66,7%) memiliki nilai SI dengan kategori below average. Rata-rata SI contoh adalah 85,5±15,6. Hasil uji beda Independent Sample T-Test menunjukkan bahwa rata-rata nilai SI contoh lakilaki (91,2±16,1) berbeda sangat nyata dengan rata-rata nilai SI contoh perempuan (79,8±12,7) pada p<0,01. Sebesar 46,7% contoh laki-laki dan 44,4% contoh perempuan terbiasa melakukan olahraga di luar mata kuliah. Rata-rata frekuensi olahraga pada contoh laki-laki (dua kali per minggu) lebih tinggi daripada rata-rata frekuensi olahraga pada contoh perempuan (satu kali per minggu). Sebesar 17,8% contoh laki-laki dan 26,7% contoh perempuan hanya melakukan olahraga satu sampai dua kali seminggu. Separuh contoh laki-laki (57,1%) dan contoh perempuan (65,0%) yang rutin melakukan olahraga lebih memilih jogging sebagai jenis olahraga yang sering dilakukan. Uji beda Independent Sample T-Test menunjukkan bahwa rata-rata status gizi contoh yang biasa melakukan olahraga (20,6±1,9) tidak berbeda nyata dengan status gizi contoh yang tidak biasa melakukan olahraga (21,2±3,0). Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang nyata antara frekuensi olahraga per minggu dengan status gizi (p>0,05). Menurut hasil uji beda Independent Sample T-Test tidak terdapat perbedaan yang nyata pada rata-rata nilai SI antara contoh yang biasa berolahraga dengan yang tidak biasa berolahraga (p>0,05). Namun demikian, nilai SI pada contoh yang biasa berolahraga (87,0±14,4) lebih tinggi dari pada contoh yang tidak biasa berolahraga (84,3±16,6). Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang nyata antara frekuensi olahraga per minggu dengan nilai SI (p>0,05). Hasil uji korelasi Pearson tidak menunjukkan adanya hubungan antara frekuensi minum susu dengan status gizi, tetapi menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi susu (ml) dengan status gizi contoh (p<0,01). Uji korelasi Pearson menunjukkan tidak adanya hubungan yang nyata antara lama kebiasaan minum susu, konsumsi kalsium dari susu, konsumsi kalsium dari pangan olahan susu, dan konsumsi kalsium dari pangan sumber kalsium (non susu) dengan densitas tulang. Uji beda Independent Sample T-Test juga menunjukkan tidak adanya perbedaan yang nyata antara rata-rata nilai SI pada contoh yang memiliki tingkat kecukupan konsumsi kalsium pada kategori cukup (≥77% AKG) dan kurang (<77% AKG). Namun, hasil uji korelasi menunjukkan adanya hubungan yang nyata antara total konsumsi kalsium per hari (uji korelasi Pearson) dan tingkat kecukupan konsumsi kalsium (uji korelasi Spearman) dengan nilai SI pada p<0,05.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/53479
Appears in Collections:UT - Nutrition Science

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Abstract.pdf
  Restricted Access
Abstract276.35 kBAdobe PDFView/Open
BAB I Pendahuluan.pdf
  Restricted Access
Bab I294.3 kBAdobe PDFView/Open
BAB II Tinjauan Pustaka.pdf
  Restricted Access
Bab II411.37 kBAdobe PDFView/Open
BAB III Kerangka Pemikiran.pdf
  Restricted Access
Bab III291.88 kBAdobe PDFView/Open
BAB IV Metode.pdf
  Restricted Access
Bab IV312.34 kBAdobe PDFView/Open
BAB V Hasil dan Pembahasan.pdf
  Restricted Access
Bab V385.79 kBAdobe PDFView/Open
BAB VI Kesimpulan dan Saran.pdf
  Restricted Access
Bab VI296.05 kBAdobe PDFView/Open
Cover.pdf
  Restricted Access
Cover281.12 kBAdobe PDFView/Open
Daftar Pustaka.pdf
  Restricted Access
Daftar Pustaka303.02 kBAdobe PDFView/Open
I11kar.pdf
  Restricted Access
Full text3.45 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran3.07 MBAdobe PDFView/Open
Ringkasan.pdf
  Restricted Access
Ringkasan289.77 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.