Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/53178
Title: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Caisin (Brassica rapa cv. caisin) di Desa Citapen Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor
Authors: Fariyanti,Anna
Pratiwi, Meiranti Yudi
Keywords: Bogor Agricultural University (IPB)
Issue Date: 2011
Abstract: Sektor pertanian merupakan sektor yang telah berperan cukup signifikan dalam pembangunan perekonomian Indonesia, seperti, menyerap tenaga kerja, sumber pendapatan bagi masyarakat, menyediakan bahan pangan serta mendatangkan devisa bagi negara. Salah satu sub sektor pertanian yang telah menghasilkan produk pertanian yang memiliki nilai komersial cukup tinggi adalah sub sektor hortikultura. Sayuran merupakan komoditas hortikultura yang telah mampu berkontribusi bagi pembangunan nasional. Salah satu jenis sayuran yang memiliki potensi cukup besar untuk dikembangkan, yaitu caisin. Kegiatan usahatani yang dilakukan oleh petani caisin selalu dihadapkan pada risiko, diantaranya risiko produksi. Indikasi adanya risiko produksi ditunjukkan oleh fluktuasi produktivitas yang diperoleh petani caisin di Desa Citapen yang tergabung dalam Kelompok Tani Pondok Menteng. Risiko produksi dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor terkendali dan faktor tidak terkendali. Faktor terkendali, yaitu penggunaan input atau faktor-faktor produksi, sedangkan faktor tidak terkendali, yaitu hama penyakit dan cuaca yang tidak menentu. Adanya risiko produksi akan mempengaruhi pendapatan usahatani petani caisin. Tujuan penelitian ini adalah : (1) menganalisis pengaruh faktor-faktor produksi terhadap risiko produksi yang dihadapi oleh petani caisin di Desa Citapen dan (2) menganalisis pengaruh risiko produksi terhadap pendapatan usahatani caisin di Desa Citapen. Lokasi penelitian di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, yang dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juni 2011. Sampel yang diambil sebanyak 35 responden petani caisin dengan menggunakan teknik purposive. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara dengan bantuan kuesioner. Data dan informasi yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan melalui pendekatan deskriptif untuk melihat keragaan dan gambaran usahatani caisin di daerah penelitian. Sementara itu, data mengenai input dan output usahatani caisin dianalisis secara kuantitatif dengan model GARCH (1,1) yang dilakukan dengan bantuan alat aplikasi, yakni Eviews 6. Analisis pendapatan usahatani dilakukan dengan bantuan alat aplikasi komputer, yakni Microsoft Excel. Hasil pendugaan persamaan fungsi produksi menunjukkan bahwa variabel benih, kapur, pupuk urea, pestisida padat, dan tenaga kerja mempunyai tanda parameter positif, yakni masing-masing sebesar 0,332313; 0,149424; 0,001976; 0,204067; dan 0,625879. Artinya, semakin banyak penggunaan variabel benih, kapur, pupuk urea, pestisida padat, dan tenaga kerja maka produktivitas caisin semakin meningkat. Sedangkan, variabel pupuk kandang, pestisida cair, dan pupuk daun mempunyai tanda parameter negatif, yakni masing-masing sebesar -0,047610; -0,466096; dan -0.181706. Artinya, semakin banyak penggunaan variabel pupuk kandang, pestisida cair, dan pupuk daun maka produktivitas caisin iii semakin menurun. Berdasarkan nilai peluangnya, variabel benih, kapur, pestisida cair, pestisida padat, pupuk daun, dan tenaga kerja mempunyai peluang masing-masing sebesar 0,0019; 0,1231; 0,0001; 0,0336; 0,1136; dan 0,0000. Jika taraf nyata sebesar 20 persen maka keenam variabel tersebut berpengaruh nyata terhadap produktivitas caisin. Sedangkan, variabel pupuk kandang dan pupuk urea mempunyai peluang masing-masing sebesar 0,4622 dan 0,9831. Jika taraf nyata sebesar 20 persen maka kedua variabel tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas caisin. Hasil pendugaan persamaan fungsi variance produksi menunjukkan bahwa variabel benih, pupuk kandang, dan pestisida cair mempunyai tanda parameter positif, yakni masing-masing sebesar 0,052855; 0,000228; dan 0,017458. Artinya, semakin banyak penggunaan benih, pupuk kandang, dan pestisida cair maka variasi produktivitas caisin semakin meningkat. Dengan demikian, ketiga variabel tersebut merupakan faktor yang menimbulkan risiko produksi (risk inducing factors). Sedangkan, variabel kapur, pupuk urea, pestisida padat, pupuk daun, dan tenaga kerja mempunyai tanda parameter negatif, yakni masing-masing sebesar -0,004680; -0,004024; -0,005802; -0,052801; dan -0,006754. Artinya, semakin banyak penggunaan kapur, pupuk urea, pestisida padat, pupuk daun, dan tenaga kerja maka variasi produktivitas caisin semakin menurun. Dengan demikian, kelima variabel tersebut merupakan faktor yang mengurangi risiko produksi (risk reducing factors). Berdasarkan nilai peluangnya, variabel pupuk daun mempunyai peluang sebesar 0,1014. Jika taraf nyata sebesar 20 persen maka variabel pupuk daun berpengaruh nyata terhadap variasi produktivitas caisin. Sedangkan, variabel benih, pupuk kandang, kapur, pupuk urea, pestisida cair, pestisida padat, dan tenaga kerja mempunyai peluang masing-masing sebesar 0,3147; 0,9914; 0,8734; 0,8874; 0,6869; 0,7993; dan 0,9059. Jika taraf nyata sebesar 20 persen maka ketujuh variabel tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap variasi produktivitas caisin. Selain itu, variabel error kuadrat musim sebelumnya dan variabel variance error musim sebelumnya mempunyai parameter bertanda positif. Artinya, semakin tinggi risiko produksi caisin pada musim sebelumnya, maka semakin tinggi risiko produksi pada musim berikutnya. Rata-rata pendapatan usahatani caisin yang diperoleh pada musim kemarau lebih rendah daripada musim hujan. Hal ini dikarenakan risiko produksi pada musim kemarau lebih tinggi daripada musim hujan, sehingga mempengaruhi jumlah hasil produksi dan biaya yang dikeluarkan petani responden. Secara bisnis, usahatani caisin menarik untuk diusahakan karena telah mendatangkan keuntungan yang cukup besar. Hal ini ditunjukkan dari nilai pendapatan total yang diperoleh, yakni sebesar Rp 15.345.468,02 per hektar per periode tanam pada musim hujan. Sedangkan pada musim kemarau menghasilkan pendapatan total sebesar Rp 6.127.298,22 per hektar per periode tanam. Dengan demikian adanya analisis risiko produksi ini diharapkan petani lebih memperhatikan mengenai penggunaan input, seperti penggunaan benih berkualitas yang tahan terhadap kekeringan dan hama serta penyakit, penggunaan pupuk kandang yang kering, dan penggunaan pestisida cair berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP). Petani juga sebaiknya melakukan penyiraman rutin pada musim kemarau dan cermat memperhitungkan perbedaan kebutuhan pada musim kemarau dan musim hujan, sehingga penggunaan input sesuai dengan kebutuhan pada musim tanam tersebut.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/53178
Appears in Collections:UT - Agribusiness

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
BAB I Pendahuluan.pdf
  Restricted Access
Bab I478.6 kBAdobe PDFView/Open
BAB II Tinjauan Pustaka.pdf
  Restricted Access
Bab II320.29 kBAdobe PDFView/Open
BAB III Kerangka Pemikiran.pdf
  Restricted Access
Bab III472.64 kBAdobe PDFView/Open
BAB IV Metode Penelitian.pdf
  Restricted Access
Bab IV1.25 MBAdobe PDFView/Open
BAB V Keadaan Umum Lokasi Penelitian.pdf
  Restricted Access
Bab V798.37 kBAdobe PDFView/Open
BAB VI Analisis Risiko Produksi Caisin.pdf
  Restricted Access
Bab VI468.8 kBAdobe PDFView/Open
BAB VII Analisis Pendapatan Usahatani Caisin.pdf
  Restricted Access
Bab VII346.61 kBAdobe PDFView/Open
BAB VIII Kesimpulan dan Saran.pdf
  Restricted Access
Bab VIII296.65 kBAdobe PDFView/Open
Cover.pdf
  Restricted Access
Cover304.55 kBAdobe PDFView/Open
Daftar Pustaka.pdf
  Restricted Access
Daftar Pustaka396.58 kBAdobe PDFView/Open
H11myp.pdf
  Restricted Access
Full text2.36 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran608.93 kBAdobe PDFView/Open
Ringkasan.pdf
  Restricted Access
Ringkasan305.31 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.