Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/53136| Title: | Analisis Pendapatan Usahatani dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Susu Sapi Perah Peternak Desa Cibeureum Kabupaten Bogor |
| Authors: | Tinaprilla,Netti Achmad, Fahmi Abidin |
| Keywords: | Bogor Agricultural University (IPB) |
| Issue Date: | 2011 |
| Abstract: | Salah satu sektor agribisnis yang memberikan andil positif bagi perekonomian Indonesia adalah sektor peternakan. Sumbangan subsektor peternakan dalam Produk Domestik Bruto sebesar Rp. 82.835,4 milyar atau 1,6 persen pada tahun 2008 dan masih akan menyumbang 1,6 persen pada tahun 2009. Hal tersebut membuktikan bahwa sektor peternakan merupakan salah satu sektor yang memiliki peranan penting di dalam pembangunan nasional. Selain itu sektor peternakan merupakan sektor yang terus mengalami peningkatan dengan ditandai oleh nilai ekspor sektor peternakan yang mencapai total nilai ekspor komoditi peternakan sebesar US$ 19,28 juta pada Juli 2009 dan nilai impor komoditi peternakan mencapai US$ 132,84 juta yang terdiri dari Komoditi Ternak mencapai US$ 42,40 juta dan komoditi Hasil Ternak Pangan mencapai US$ 90,44 juta. Kabupaten Bogor merupakan wilayah penghasil susu segar kelima terbesar setelah Bandung, Garut, Kuningan, dan Sumedang. Kabupaten Bogor memiliki potensi usahaternak sapi perah penghasil susu segar yang cukup baik, hal ini dapat terlihat dari tingkat populasi yang terus berkembang. Rata–rata perkembangan populasi sapi perah di Kabupaten Bogor mengalami pertumbuhan sebesar 2,94 persen untuk setiap tahunnya. Salah satu penghasil susu segar yang berasal dari sapi perah di Kabupaten Bogor adalah daerah yang berada di wilayah Kecamatan Cisarua. Selain terkenal dengan daerah wisata alamnya, Cisarua merupakan sentra peternakan sapi perah terbesar di seluruh Kabupaten Bogor. Dilihat dari sisi populasi, Cisarua merupakan wilayah terbesar kedua setelah Cijeruk dengan total populasi 1.461 ekor, kemudian jumlah peternak yang mencapai 205 peternak yang tergabung ke dalam lima kelompok peternak. Namun jumlah terbesar peternak berada di wilayah Desa Cibeureum yang memiliki 90 peternak. Angka produksi susu peternak di desa ini hanya mampu berproduksi di kisaran 14 liter/ekor/hari, masih jauh dari angka ideal yang ditetapkan berdasarkan hasil penelitian Balai Penelitian Ternak (BPT) Ciawi – Bogor tahun 2004 sebesar 17 liter/ekor/hari. Faktor-faktor input produksi yang diperkirakan memiliki dampak cukup signifikan bagi hasil produksi susu segar cukup banyak, diantaranya pakan konsentrat, hijauan, tenaga kerja, obat – obatan, ketersediaan air. Pemilihan wilayah Penelitian Desa Cibeureum didasari karena daerah tersebut merupakan sentra industri penghasil susu terbesar di Kabupaten Bogor. Penelitian dilaksanakan selama dua bulan, terhitung dari bulan Mei-Juni 2011. Proses pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode non-propability sampling yaitu teknik justified sampling (sampel yang ditentukan), penentuan responden dilakukan oleh pihak koperasi Giri Tani selaku wadah organisasi yang menangani para peternak secara legal (hukum). Sedangkan jumlah data responden yang ditentukan sebesar 36 responden peternak, yang terdiri dari dua kelompok ternak, yaitu KTTSP Baru Sireum sebanyak 13 peternak dan KTTSP Bina Warga sebanyak 23 peternak. Pengolahan dan analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan pendekatan deskriptif untuk mengetahui gambaran umum tentang responden (peternak), gambaran umum tentang pelaksanaan budidaya sapi perah yang akan menghasilkan susu dan gambaran tentang wilayah penelitian. Analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan analisis pendapatan Usahatani dan R/C rasio serta menggunakan fungsi Cobb Douglas untuk menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi produksi peternak. Berdasarkan hasil analisis total penerimaan peternak responden di Desa Cibeureum mencapai angka Rp 244.296.000, jumlah angka hasil analisis ini tidak terlepas dari bervariasinya jumlah liter susu yang dihasilkan, yang berasal dari populasi besar sapi yang terdistribusi kepada para peternak, dengan rata–rata penerimaan per peternak sebesar Rp 6.786.000. Hasil analisis untuk pendapatan atas biaya tunai menunjukkan nilai rata–rata pendapatan atas biaya tunai pada peternak responden sebesar Rp 3.710.769 pada bulan Juni Tahun 2011. Sedangkan nilai rata–rata pendapatan atas biaya total pada peternak responden sebesar Rp 3.885.683 pada bulan Juni Tahun 2011. Kemudian dari perhitungan analisis R/C rasio didapatkan hasil nilai rata–rata R/C rasio tunai adalah 2,26 yang memiliki arti bahwa setiap pengeluaran tunai sebesar Rp 1, akan menghasilkan penerimaan sebesar 2,26. Dengan tingkat rasio sebesar 2,26 maka usahaternak sapi laktasi ini dapat dikategorikan usaha yang menguntungkan. Sedangkan nilai rata–rata R/C total adalah 2,11, dan angka tersebut memiliki arti bahwa setiap satu rupiah biaya total yang dikeluarkan peternak akan memperoleh penerimaan sebesar 2,11, sama halnya dengan tingkat rata–rata R/C rasio tunai yang menguntungkan, maka nilai R/C rasio atas total pun dikategorikan menguntungkan karena nilai R/C rasio lebih dari satu dikategorikan menguntungkan. Nilai R/C rasio per ekor adalah 2,09 kemudian dari perhitungan R/C rasio per ekor atas total didapatkan hasil 2,09 dan R/C rasio per ekor atas tunai 2,21. Pendapatan per ekor atas biaya tunai sebesar Rp 1.132.099, dan pendapatan per ekor atas biaya total sebesar Rp 1.185.462. Hasil pendugaan model dengan menggunakan model fungsi Cobb-Douglas yang dilakukan menunjukkan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 53,6 persen dengan nilai determinasi terkorelasi sebesar 45,8 persen. Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 53,6 persen tersebut menunjukkan bahwa dari variasi produksi dapat dijelaskan secara bersamaan oleh faktor konsentrat, faktor hijauan, faktor obat, faktor air dan faktor tenaga kerja. Nilai 46,4 persen lainnya dapat dijelaskan oleh faktor–faktor lain yang berada di luar model, faktor–faktor yang berada di luar model tersebut yang diduga memiliki pengaruh terhadap produksi susu sapi perah yaitu vaselin, iklim dan cuaca, penyakit, lingkungan peternakan dan tatalaksana ternak. nilai konsentrat dari koefisien regresi sebesar 0,6008 merupakan nilai koefisien regresi terbesar dibanding yang lain, dan memiliki arti bahwa faktor input produksi konsentrat bersifat responsif dan memiliki agresifitas peningkatan produksi susu paling besar dibanding faktor produksi yang lain, sehingga apabila faktor ini dinaikkan maka akan sangat berpegaruh besar terhadap keseluruhan total produksi susu peternak responden. Sehingga apabila terdapat prioritas faktor input yang harus lebih dulu dinaikkan input produksinya, maka faktor konsentrat berada di urutan pertama prioritas, karena akan mendongkrak produksi susu secara masif. Faktor produksi hijauan memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,5757, Nilai koefisien regresi ini mengandung arti bahwa setiap penambahan obat sebesar satu persen maka produksi susu akan meningkat sebesar 0,25105 persen dan nilai koefisien regresi tersebut memiliki arti bahwa apabila terjadi penambahan input obat (obat dan vitamin) akan meningkatkan produksi susu sebesar 0,25105. Sedangkan nilai Faktor produksi tenaga kerja memiliki nilai koefisien regresi negatif sebesar -0,24692 namun berpengaruh nyata terhadap taraf nyata lima persen dengan nilai Thitung sebesar -3,57, artinya adalah -Thitung < -Ttabel maka H0 ditolak. Sehingga nilai koefisien regresi negatif tersebut memiliki arti bahwa jumlah input tenaga kerja sudah berlebihan (over capacity) dan apabila terjadi penambahan input produksi tenaga kerja sebesar satu persen akan sangat berpengaruh signifikan terhadap penurunan produksi susu sebesar 0,24692 dengan menganggap faktor produksi lain tetap (cateris paribus). Faktor input produksi air tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap produksi, yaitu sebesar -0,0054 dan nilai koefisien regresi ini mencerminkan arti bahwa setiap penambahan atau pengurangan jumlah input air sebesar satu persen tidak akan berpengaruh terhadap produksi susu. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/53136 |
| Appears in Collections: | UT - Agribusiness |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| BAB I Pendahuluan.pdf Restricted Access | Bab I | 441.34 kB | Adobe PDF | View/Open |
| BAB II Tinjauan Pustaka.pdf Restricted Access | Bab II | 444.12 kB | Adobe PDF | View/Open |
| BAB III Kerangka Pemikiran.pdf Restricted Access | Bab III | 537.74 kB | Adobe PDF | View/Open |
| BAB IV Metode Penelitian.pdf Restricted Access | Bab IV | 564.19 kB | Adobe PDF | View/Open |
| BAB V Keadaan Umum Lokasi Penelitian.pdf Restricted Access | Bab V | 806.76 kB | Adobe PDF | View/Open |
| BAB VI Hasil dan Pembahasan.pdf Restricted Access | Bab VI | 562.28 kB | Adobe PDF | View/Open |
| BAB VII Kesimpulan dan Saran.pdf Restricted Access | Bab VII | 349.36 kB | Adobe PDF | View/Open |
| Cover.pdf Restricted Access | Cover | 332.87 kB | Adobe PDF | View/Open |
| Daftar Pustaka.pdf Restricted Access | Daftar Pustaka | 402.36 kB | Adobe PDF | View/Open |
| H11faa2.pdf Restricted Access | Full text | 2.1 MB | Adobe PDF | View/Open |
| Lampiran.pdf Restricted Access | Lampiran | 280 kB | Adobe PDF | View/Open |
| Ringkasan.pdf Restricted Access | Ringkasan | 355.71 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.