Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/53129
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorFariyanti,Anna
dc.contributor.authorPuspitasari, Debrina
dc.date.accessioned2012-02-01T04:53:44Z
dc.date.available2012-02-01T04:53:44Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/53129
dc.description.abstractSektor pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki kontribusi bagi perekonomian di Indonesia. Kontribusi sektor pertanian terhadap pendapatan nasional Indonesia dapat dilihat berdasarkan besarnya peningkatan nilai Produk Domestik Bruto (PDB) hasil sektor pertanian atas dasar harga berlaku. Hortikultura merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan penting dalam memberikan kontribusi bagi perekonomian di Indonesia. Hortikultura di Indonesia memiliki beragam komoditas diantaranya yaitu tanaman buah-buahan, tanaman sayuran, tanaman biofarmaka, dan tanaman hias. Kelompok Tani Pondok Menteng merupakan salah satu kelompok tani yang ada di Desa Citapen yang memiliki beragam komoditas sayuran, salah satunya yaitu tanaman mentimun. Indikasi adanya risiko produksi dapat dilihat dengan fluktuasi produktivitas. Selain berpengaruh terhadap produktivitas penggunaan input itu sendiri, penggunaan input produksi juga berpengaruh terhadap hasil atau pendapatan yang petani terima. tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Mengidentifikasi pengaruh faktor-faktor produksi terhadap risiko produksi mentimun di Desa Citapen, dan (2) Menganalisis pengaruh risiko terhadap pendapatan usahatani mentimun di Desa Citapen. Penelitian ini dilakukan kepada para petani mentimun di Desa Citapen Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor, khususnya kepada petani mentimun anggota Kelompok Tani Pondok Menteng yang dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juni 2011. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 35 responden petani mentimun yang dilakukan dengan cara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung dengan alat bantu kuisoner. Data dan informasi yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Model yang digunakan adalah model GARCH (1,1) dan analisis pendapatan usahatani serta menggunakan kalkulator, Microsoft Excel dan Eviews 6. Berdasarkan hasil pendugaan parameter fungsi produksi dan variance produksi terdapat nilai koefisien determinasi (R2) yang relatif kecil yaitu 31,91 persen. Nilai koefisian determinasi (R2) tersebut memiliki arti bahwa 31,91 persen dari variasi produksi dapat dijelaskan secara bersama-sama oleh model, sedangkan sisanya sebesar 68,09 persen digambarkan oleh komponen error atau faktor-faktor lain diluar model. Selain nilai koefisien determinasi (R2), Uji-F dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor produksi yang digunakan secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap produktivitas mentimun. Nilai F-hitung sebesar 1,23, maka nilai tersebut lebih kecil dari nilai F-Tabel. Hal tersebut berarti bahwa semua faktor produksi yang digunakan dalam usahatani mentimun secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap produksi dan variance produksi mentimun petani responden pada taraf nyata lima persen. Hal iii tersebut diduga bahwa sumber-sumber risiko seperti hama dan penyakit, air, cuaca dan alam berpengaruh nyata terhadap produktivitas mentimun. Hasil pendugaan parameter variance produksi menunjukkan bahwa semakin tinggi risiko produksi mentimun pada musim sebelumnya maka semakin tinggi risiko produksi pada musim berikutnya. Tanda parameter yang menunjukkan bahwa faktor produksi yang dapat meningkatkan rata-rata hasil produktivitas mentimun adalah benih, pupuk kandang, pupuk kimia, pupuk daun dan buah, pestisida padat, dan pestisida cair. Adapun faktor produksi yang dapat menurunkan rata-rata hasil produktivitas mentimun adalah kapur dan tenaga kerja. Variabel benih, kapur, pupuk D&B, pestisida cair dan tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produktivitas mentimun. untuk variabel pupuk kandang, pupuk kimia, dan pestisida padat tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas mentimun. Faktor produksi yang dapat meningkatkan variasi hasil produksi dan berpengaruh nyata adalah pupuk daun dan buah. Oleh karena itu, faktor produksi yang dapat menimbulkan risiko produksi adalah pupuk daun dan buah. Input atau faktor produksi yang mengurangi risiko produksi adalah benih, pupuk kandang, kapur, pupuk kimia, pestisida padat, pestisida cair, dan tenaga kerja Berdasarkan analisis pendapatan usahatani mentimun, saat musim hujan pendapatan yang diterima petani responden lebih besar dari pada saat musim kemarau. Pendapatan atas biaya tunai saat musim hujan sebesar Rp 7.526.981,- per hektar sedangkan pendapatan saat musim kemarau sebesar Rp. 5.140.650,- per hektar dan pendapatan atas biaya total saat musim hujan sebesar Rp. 7.126.676,- per hektar dan saat musim kemarau sebesar Rp. 4.719.038,-. Oleh karena itu, saat musim kemarau penggunaan input produksi atau faktor produksi lebih banyak dibandingkan musim hujan. Dengan demikian, pendapatan yang diperoleh petani saat musim kemarau lebih kecil dibandingkan saat musim hujan. Hal ini dikarenakan pada saat musim kemarau hama dan penyakit yang menyerang tanaman mentimun lebih banyak dibandingkaan saat musim hujan. Hal tersebut yang menyebabkan biaya yang dikeluarkan saat musim kemarau lebih besar dibandingkan biaya yang dikeluarkaan saat musim hujan. Hal tersebut dikarenakan biaya yang dikeluarkan untuk pestisida lebih besar saat musim kemarau. Selain itu hasil atau jumlah produksi saat musim kemarau lebih rendah dibandingkan saat musim hujan, hal tersebut berpengaruh terhadap penerimaan yang didapat petani. Berdasarkan hasil, faktor-faktor yang mempengaruhi risiko produksi mentimun, maka petani responden dapat mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan atau mengurangi risiko produksi. Oleh karena itu, diharapkan para petani responden dalam penggunaan input lebih baik seperti dalam penggunaan pupuk daun dan buah petani disarankan menggunakan Standard Operasional Prosedur. Pemilihan benih mentimun yang berkualitas, pupuk kandang, pupuk kimia, tenaga kerja, dan pestisida dalam penggunaannya tetap memperhatikan dosis yang diperlukan tanaman mentimun, dan petani diharapkan lebih cermat dalam penggunaan input saat musim kemarau dan saat musim hujan, sehingga penggunaan input produksi sesuai dengan kebutuhan.en
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titleAnalisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Mentimun (Cucumis sativusL.) di Desa Citapen Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogoren
Appears in Collections:UT - Agribusiness

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
BAB I Pendahuluan.pdf
  Restricted Access
Bab I546.62 kBAdobe PDFView/Open
BAB II Tinjauan Pustaka.pdf
  Restricted Access
Bab II481.17 kBAdobe PDFView/Open
BAB III Kerangka Pemikiran.pdf
  Restricted Access
Bab III714.01 kBAdobe PDFView/Open
BAB IV Metode Penelitian.pdf
  Restricted Access
Bab IV588.36 kBAdobe PDFView/Open
BAB V Gambaran Umum Lokasi Penelitian.pdf
  Restricted Access
Bab V1.06 MBAdobe PDFView/Open
BAB VI Analisis Risiko Produksi dan Pendapatan Usahatani Mentimun.pdf
  Restricted Access
Bab VI671.28 kBAdobe PDFView/Open
BAB VII Kesimpulan dan Saran.pdf
  Restricted Access
Bab VII391.2 kBAdobe PDFView/Open
Cover.pdf
  Restricted Access
Cover394.14 kBAdobe PDFView/Open
Daftar Pustaka.pdf
  Restricted Access
Daftar Pustaka434.41 kBAdobe PDFView/Open
H11dpu.pdf
  Restricted Access
Full text2.07 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran850.03 kBAdobe PDFView/Open
Ringkasan.pdf
  Restricted Access
Ringkasan395.16 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.