Pemurnian surfaktan nonionik alkil poliglikosida (APG) berbasis pati sagu dan fatty alcohol dari minyak kelapa

Abstract

Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan hasil pertanian dan perkebunan. Minyak kelapa dan kelapa sawit dapat dibuat berbagai produk oleokimia dasar dan turunan yang dapat diolah lebih lanjut untuk meningkatkan nilai tambah. Fat@ alcohol merupakan salah satu produk turunan dari minyak kelapa maupun kelapa sawit yang dapat dijadikan bahan baku dalam pembuatan surfaktan. Jenis surfaktan ramah lingkungan yang perkembangan penggunaannya sangat pesat saat ini adalah Alkil Poliglikosida (APG). Surfaktan APG merupakan jenis surfaktan nonionik yang biasa digunakan pada formulasi beberapa produk seperti herbisida, produk-produk personal care, kosmetik, dan bleachii~g kain tekstil. Bahan baku pembuatan surfaktan APG adalah fat@ alcohol dari minyak kelapa atau minyak inti sawit dan karbohidrat (glukosa) dari pati Sagu. Fat@ alcohol bersifat hidrofobik (Zipofilik), sedangkan glukosa bersifat hidrofilik. Proses pemurnian dalam pembuatan surfaktan APG diperlukan untuk mendapatkan karakteristik produk yang sesuai dengan permintaan pasar. Ditinjau dari segi estetika, faktor pemutihan terhadap suatu produk APG sangat penting artinya. Hal ini karena penampakan warna produk APG menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam proses pemasaran. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendapatkan jenis bahan pemucat dan bahan pengkelat yang digunakan dalam proses pemurnian surfaktan Alkil Poliglikosida (APG) dan mengetahui pengaruh penggunaan bahan pemucat dan bahan pengkelat terpilih dalam proses pernumian surfaktan Alkil Poliglikosida (APG) terhadap kinerja APG.