Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/49718
Title: Produktifitas Penyadapan Getah Pinus merkusii Jungh. et de Vriese Dengan Sistem Koakan (Quarre System) Di Hutan Pendidikan Gunung Walat Kabupaten Sukabumi Jawa Barat
Authors: Wibowo, Pramoe
Issue Date: 2006
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang dimiliki Indonesia. Pemanfaatan sumberdaya hutan merupakan upaya untuk meningkatkan nilai guna hutan sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat. Salah satu kegiatan pemanfaatan hasil hutan guna kepentingan manusia yaitu penyadapan getah pinus. Getah yang dihasilkan pohon Pinus merkusii, digolongkan sebagai oleoresin yang merupakan cairan asam-asam resin yang menetes keluar apabila saluran resin pada kayu daun jarum tersayat atau pecah. Gondorukem merupakan produk hasil penyulingan dari getah pinus yang biasa disebut gum rosin, pine rosin, colo phony atau kucing gondorukem berupa padatan berwarna kuning jernih sampai kuning tua sedangkan hasil sampingan dari proses produksi gondorukem yaitu terpentin yang berupa cairan berwarna jernih. Seiring dengan perkembangan jaman, pemanfaatan gondorukem semakin banyak dan berkembang seperti sebagai bahan baku vernis, bahan sizing pada sabun, bahan penggosok, tinta, cat dan industri permen karet. Begitu juga dengan penggunaan minyak terpentin yang digunakan sebagai bahan pengencer cat dan vernis, bahan pelarut lilin, bahan pembuatan kamper sintesis. Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW), memiliki luas hutan tanaman pinus sebesar ± 125 ha yang terbagi ke dalam 3 blok yaitu blok Tangkalak, blok Cimenyan, dan blok Cikatomas. Pemanfaatan hasil hutan non kayu di HPGW, sampai saat ini belum dilakukan secara maksimal terutama dalam pengambilan getah pinus. Untuk mengetahui berapa jumlah produksi getah yang akan dihasilkan secara pasti, maka perlu dilakukan penelitian terhadap jumlah produksi penyadapan getah pinus di Hutan Pendidikan Gunung Walat. Penyadapan getah pinus dilakukan dengan menggunakan alat sadap yang disebut kadukul. Pelukaan pendahuluan dilakukan dengan membuat luka pada batang dengan ukuran l0 x 10 cm dan kedalaman 2 cm. Getah yang keluar dialirkan melalui talang sadap dan ditampung dengan menggunakan plastik. Penyadapan getah pinus dilakukan pada 4 kelas diameter ( I = 20-25 cm; II = 26- 30 cm; III = 31-35 cm dan IV = 35 cm keatas). Kegiatan penyadapan getah pinus dilakukan pada blok Cikatomas (±25 ha), blok Tangkalak (±65 ha) dan blok Cimenyan (±35 ha), memiliki rata-rata hasil produksi getah sebesar 8,57 g/pohon/hari dengan rata-rata produksi getah pinus pada 4 kelas diameter yang dicobakan sebesar kelas diameter I 6,024 g/pohon/hari, kelas diameter II sebesar 7,817 g/pohon/hari, kelas diameter III 8,354 g/pohon/hari dan kelas diameter IV sebesar 12,084 g/pohon/hari. Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa pengaruh kelas diameter berpengaruh nyata terhadap produksi getah pinus. Artinya semakin besar kelas diameter pohon yang disadap cenderung semakin besar produksi getah pinus yang dihasilkan.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/49718
Appears in Collections:UT - Forestry Products

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
E06pwi.pdf
  Restricted Access
Full text2.11 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.