Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/49524
Title: Populasi Dan Penyebaran Bekantan (Nasalis larvatus Wurmb, 1781) Di Sungai Kendilo Hutan Lindung Gunung Lumut Kalimantan Timur
Authors: Rachmawan, Devis
Issue Date: 2006
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Bekantan (Nasalis larvatus) adalah primata endemik dari Pulau Kalimantan yang dilindungi oleh undang-undang. Jenis ini ditetapkan sebagai satwa yang dilindungi berdasarkan Ordonansi Perlindungan Binatang Liar No. 266 tahun 1931 dan UU No.5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya, sedangkan secara internasional dimasukan ke dalam Appendix 1 CITES (Convention on Internasional Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna). Bekantan tergolong langka dengan hidup di habitat terbatas pada hutan bakau, hutan disekitar sungai dan rawa gambut. Kerusakan dan fragmentasi habitat di Sungai Kendilo menjadi pertambakan, permukiman, pembukaan jalan, pertanian dan pertambangan emas ilegal menyebabkan semakin menurunnya populasi /bekantan. Oleh karena itu diperlukan data dan informasi mengenai populasi bekantan sebagai dasar pertimbangan untuk melakukan upaya-upaya konservasi bagi kelestarian bekantan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui parameter populasi bekantan meliputi ukuran populasi, ukuran kelompok, struktur umur, seks rasio, dan sebaran spasial populasi bekantan di Sungai Kendilo Hutan Lindung Gunung Lumut, Kalimantan Timur. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan data dan informasi tentang populasi bekantan serta menjadi data penunjang dari hasil penelitian terdahulu sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan pengelolaan Hutan Lindung Gunung Lumut Kalimantan Timur terutama upaya-upaya konservasi untuk kelestarian bekantan. Penelitian dilakukan di Sungai Kendilo Hutan Lindung Gunung Lumut, Kabupaten Pasir, Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian dilakukan dalam dua periode, periode pertama dilakukan di Hilir Sungai Kendilo pada bulan Oktober-November 2005 dan periode kedua dilakukan di Hulu Sungai Kendilo pada bulan Februari-Maret 2006. Untuk mengumpulkan data populasi bekantan, dilakukan sensus menggunakan perahu dengan metode konsentrasi, dengan asumsi satwa memiliki pola hidup berkelompok. Kemudian menentukan panjang sungai yang ditetapkan menjadi jalur pengamatan, untuk Hulu Sungai Kendilo panjang sungai yang disurvey sepanjang 11,86 Km sedangkan untuk Hilir Sungai Kendilo panjang sungai yang disurvey sepanjang 17,06 Km. Pengamatan dilakukan dengan dua periode waktu yaitu pagi pada pukul 06.00-09.00 dan sore pada pukul 15.00-18.30, dimana setiap kelompok bekantan diamati maksimal selama ± 20 menit dengan frekuensi ditemukannya kelompok bekantan sebanyak 68 kali kontak di daerah hulu sungai dan 37 kali kontak di daerah hilir sungai. Data yang diambil dari hasil pengamatan adalah jumlah individu, jumlah kelompok, struktur umur, seks rasio dan ketinggian posisi bekantan dari permukaan tanah. Untuk mengetahui struktur dan keanekaragaman jenis tumbuhan di habitat alami bekantan dilakukan analisis vegetasi dengan menggunakan metode garis berpetak. Hutan mangrove di Hilir Sungai Kendilo mengalami fragmentasi habitat karena pembukaan kawasan hutan untuk dijadikan tambak (± 3.261,80 ha), pembukaan jalan untuk daerah yang terisolasi dan permukiman. Hal ini sangat mempengaruhi kondisi habitat dengan berkurangnya pohon sumber pakan dan luasan kawasan jelajah bekantan. Pertambangan emas ilegal di daerah hulu sungai mengakibatkan kerusakan habitat bekantan tetapi bekantan masih bertahan terhadap perubahan tersebut sehigga bekantan dapat hidup di hutan bekas tebangan.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/49524
Appears in Collections:UT - Conservation of Forest and Ecotourism

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
E06dra3.pdf
  Restricted Access
Full text5.01 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.