Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/49426
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorSuharjo
dc.date.accessioned2011-08-02T06:27:33Z
dc.date.available2011-08-02T06:27:33Z
dc.date.issued2007
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/49426
dc.description.abstractIndonesia merupakan negara maritim dengan luas wilayah perairan sebesar 5800000 km2 dengan potensi sumber daya ikan sebanyak 6.6 juta ton/tahun namun baru sekitar 4% yang sudah dimanfaatkan. Produk-produk hasil perikanan mempunyai gizi yang sangat baik namun mudah rusak. Untnk memperpanjang masa simpan ikan diperlukan proses pengolahan lebih lanjut, salah satunya dengan proses pengeringan. Pengeringan dapat dilakukan dengan cara konvensional yaitu dengan menjemur ikan secara langsung dibawah sinar matahari dan pengeringan dengan cara buatan dengan menggunakan alat pengering hibrid tipe lorong yang menggunakan sumber energi surya dan energi biokimia. Energi surya digunakan untuk proses pengeringan pada siang hari sedangkan energi biamassa digunakan untuk proses pengeringan pada malam hari. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh kinerja alat pengering surya hibrid tipe lorong yang dilengkapi dengan tungku biomassa sebagai pemanas tambahan untuk pengeringan ikan. Sedangkan tujuan khususnya yaitu untuk mendapatkan data sebaran suhu dan kelembaban relatif dalam ruang pengering, laju pengeringan, konsumsi energi surya, kebutuhan bahan bakar biomassa, kebutuhan energi listrik, konsumsi energi spesifik, efisiensi alat pengering serta melakukan analisis ekonomi dari pengeringan ikan dengan alat pengering. Penelitian dilakukan di Pengolahan Hasil Perikanan Tradisional (PHPT) Muara Angke Jakarta Utara. Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah ikan Samgeh dan ikan Tembang untuk penelitian pendahuluan serta batok kelapa sebagai bahan bakar biomassa. Parameter yang diukur dalam penelitian ini meliputi iradiasi surya, suhu dan RH udara lingkungan dan bangunan pengering, kecepatan udara, perubaban masa sampel, lama pengeringan, pemakaian energi listrik dan pemakaian biomassa. Performansi alat pengering yang diukur meliputi kadar air, laju pengeringan, energi surya yang diterima alat pengering, energi biomassa, panas yang digunakan untuk menaikkan suhu produk, energi untuk pemanasan, panas yang digunakan untuk menguapkan air produk. Energi untuk menaikkan suhu produk dan energi penguapan air produk, energi listrik yang digunakan kipas, energi total yang masuk ke sistem konsumsi energi spesifik, efisiensi termal dan efisiensi pengeringan. Iradiasi surya terbesar pada percobaan 1 adalah 602.86 W/m2 terjadi pada pukul 12:00 WIB sedangkan iradiasi terkecil nilainya 61.43 W/m2 pada pukul 08:00 WIB. Pada percobaan 2 dan 3 nilai iradiasi terbesar berturut-turut 971.43 dan 971.43. W/m2. Rata-rata iradiasi surya yang diterima alat pengering pada percobaan 1, 2 dan 3 adalah 475.18, 537.14 dan 729.49 W/m2. Suhu rata-rata pengering ikan pada percobaan 1, 2, 3 serta malam hari adalah 51.79 °C, 52.14 °C, 44.61 C dan 37.84 °C. Laju pembakaran bahan bakar tambahan pada percobaan malam hari rata-rata 8 kg/jam.en
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleUji Performansi Alat Pengering Hibrid Tipe Lorong Untuk Pengeringan Ikan Samgeh (Argyrosomus amoyensis) Di Pengolahan Hasil Perikanan Tradisional (PHPT) Muara Angke Jakarta Utaraen
Appears in Collections:UT - Agricultural and Biosystem Engineering

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
F07suh.pdf
  Restricted Access
Full text3.21 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.