Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/46100
Title: Analisis implikasi penerapan ISO 9002 terhadap produktifitas pekerja pembuatan kursi rotan DV DC 02 Kin's Type SPR 212.23 di PTR. Super Poly Industri, Gunung Putri, Bogor
Authors: Safriansah
Keywords: Kursi rotan
ISO 9002
Jawa Barat
Bogor
Issue Date: 2006
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan kemampuan ekonominya dalam era globalisasi dewasa ini, dunia usaha Indonesia dituntut untuk mampu bersaing dengan dunia usaha dari negara-negara lain. Kemampuan bersaing disini dalam arti yang positif yaitu berpacu untuk meningkatkan kualitas, karena bila kualitas produk yang dihasilkan lebih rendah atau tidak bisa memenuhi standar mutu internasional, maka produk tersebut akan tersingkir dengan sendirinya. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Super Poly Industri, Gunung Putri, Bogor dengan produk berupa kursi rotan DV DC 02 King’s Type SPR 212.23 pada bulan Januari sampai dengan Februari 2005. Bahan yang digunakan adalah proses pembuatan kursi rotan DV DC 02 King’s Type SPR 212.23, dengan bahan baku rotan batang jenis Tohiti (Calamus irop), Manau (Calamus manan), hati rotan (core), kulit sapi. Alat yang digunakan adalah stopwatch, tally sheet, alat tulis dan timbangan. Metode yang dipakai adalah Analisa Deskriptif, Analisa Kualitatif dan Analisa Kuantitatif. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Kedua jenis data tersebut berupa data kuantitatif maupun data kualitatif. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung dan dari hasil wawancara dengan pihak pekerja dan manajemen. Sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Sampai dengan tahun 1997, volume penjualan PT. Super Poly Industri minimal 24 kontainer perbulan. Namun pada tahun 1998 volume penjualan menurun menjadi 13 sampai 20 kontainer perbulan. Kondisi ini disebabkan karena terjadinya krisis pada akhir tahun 1997 yang menyebabkan harga rotan tidak stabil dan kurangnya pasokan rotan bagi kegiatan produksi PT. SPI. Tidak terdokumentasinya prosedur kerja dan pekerja yang kurang produktif menggambarkan kondisi PT. SPI sebelum penerapan ISO 9002 (tahun 1997). Sedangkan setelah penerapan ISO 9002 (tahun 2001) semua dokumen tertata dengan rapih, penggunaan tenaga kerja dan sumberdaya material menjadi lebih efisien sehingga menekan biaya produksi, dan seluruh personel mulai terbiasa dengan budaya ISO 9002. Rata-rata indeks efisiensi produksi PT. SPI sebelum penerapan ISO 9002 adalah sebesar 0,03, sedangkan setelah penerapan ISO 9002 adalah sebesar 0,14. Artinya efisiensi produksi PT. SPI telah mengalami peningkatan sebesar 78 % setelah menerapkan ISO 9002. Rata-rata indeks elastisitas output dan tenaga kerja PT. SPI sebelum penerapan ISO 9002 adalah sebesar 2.31, sedangkan setelah penerapan ISO 9002 adalah sebesar 2,37. Hal ini berarti penambahan tingkat penggunaan tenaga kerja pada kondisi sebelum penerapan ISO 9002 (tahun 1997 dan 1998) akan meningkatkan output produksi sebesar 2,31 % (ceteris paribus; dengan asumsi bahwa semua faktor lain yang mempengaruhi produksi dianggap konstan). Sedangkan setelah menerapkan ISO 9002 (tahun 1999 sampai dengan 2001), penambahan penggunaan tenaga kerja sebesar satu persen dari tingkat penggunaan tenaga kerja pada tahun tersebut akan meningkatkan output produksi sebesar 2,37 % (ceteris paribus).
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/46100
Appears in Collections:UT - Forestry Products

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
E06saf.pdf
  Restricted Access
Full Text806.25 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.