Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/41574
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorAzwin
dc.date.accessioned2010-11-01T04:20:17Z
dc.date.available2010-11-01T04:20:17Z
dc.date.issued2007
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/41574
dc.description.abstractGaharu (A. malaccensis Lamk.) adalah salah satu tanaman hutan tropis penghasil resin yang bernilai ekonomi tinggi. Meningkatnya permintaan gaharu dari tahun ke tahunmenyebabkan terjadinya penebangan liar dari hutan alam tidak terkontrol. Untuk mengatasi permasalahan ini, perlu dilakukan pengembangan tanaman gaharu. Teknik kultur jaringan adalah suatu metode alternatif yang dapat menghasilkan bibit secara genetik lebih baik dimasa yang akan datang. Keuntungan kultur jaringan dapat menghasilkan planlet dalam jumlah yang banyak dan dalam waktu yang singkat. Disamping itu, dengan teknik ini juga dapat menghasilkan tanaman yang homogen dan bebas penyakit. Meskipun demikian, teknik kultur jaringan juga dapat menyebabkan terjadinya variasi genetik atau variasi somaklonal. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui perbedaan stabilitas genetik tanaman gaharu hasil kultur in vitro baik eksplan yang berasal dari tunas aksilar maupun eksplan dari tunas adventif, dan (2) untuk mendapatkan konsentrasi optimum zat pengatur tumbuh BAP atau TDZ untuk menginduksi tunas gaharu dalam kultur in vitro. Media dasar yang digunakan adalah media MS (Murashige and Skoog, 1962). Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan perlakuan konsentrasi BAP (kontrol; 0,50 ppm; 0,75 ppm; 1,0 ppm) atau TDZ (kontrol; 0,25 ppm; 0,50 ppm; 0,75 ppm), dengan 3 ulangan, setiap ulangan terdiri dari 4 botol, setiap botol ditanam satu eksplan yang berasal dari tunas aksilar atau tunas adventif. Teknik Random Amplified Polymorphic DNA (RAPD) telah digunakan untuk mengetahui variasi genetik dari pohon induk dan bibit (sebelum kultur) dan variasi somaklonal tunas aksilar dan tunas adventif (hasil kultur). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dua jenis eksplan yang ditanam secara in vitro pada media MS yang diberi perlakuan BAP 0,50 ppm atau TDZ 0,25 ppm menghasilkan jumlah tunas, panjang tunas dan jumlah daun yang terbaik. Hasil evaluasi stabilitas genetik tanaman gaharu hasil kultur in vitro menggunakan penanda RAPD menunjukkan bahwa keragaman genetik (he) sebelum kultur (0,0729), hasil kultur (planlets) (0,0833), sub kultur I (0,0903) dan sub kultur II (0,0382), sedangkan keragaman genetik pohon induk sebesar 0,2454.id
dc.titleEvaluasi Stabilitas Genetik Tanaman Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk.) Hasil Kultur In Vitroid
Appears in Collections:MT - Forestry

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover 2007azw.pdf
  Restricted Access
Cover333.95 kBAdobe PDFView/Open
Cover 2007azw.ps
  Restricted Access
Postcript5.97 MBPostscriptView/Open
Bab I 2007azw.pdf
  Restricted Access
Bab 1295.95 kBAdobe PDFView/Open
Bab II 2007azw.pdf
  Restricted Access
Bab 2479.6 kBAdobe PDFView/Open
Bab III 2007azw.pdf
  Restricted Access
Bab 3525.59 kBAdobe PDFView/Open
Bab IV 2007azw.pdf
  Restricted Access
Bab 4851.52 kBAdobe PDFView/Open
Daftar Pustaka 2007azw.pdf
  Restricted Access
Daftar Pustaka375.5 kBAdobe PDFView/Open
Penutup 2007azw.pdf
  Restricted Access
Penutup278.28 kBAdobe PDFView/Open
2007azw.pdf
  Restricted Access
Full Text1.56 MBAdobe PDFView/Open
2007azw_abstract.pdf
  Restricted Access
Abstract118.56 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.