Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/40786
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSudarsono, H.
dc.contributor.advisorDjuniwati, Sri
dc.contributor.advisorDjajakirana, Gunawan
dc.contributor.advisorPawitan, Hidayat
dc.contributor.authorFirmansyah, Muhammad Anang
dc.date.accessioned2010-10-18T04:07:40Z
dc.date.available2010-10-18T04:07:40Z
dc.date.issued2007
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/40786
dc.description.abstractDegradasi tanah merupakan isu penting karena terkait dengan pengelolaan lahan, ketahanan pangan, dan kualitas lingkungan yang berkelanjutan. Penetapan kawasan budidaya dan peruntukan lainnya hendaklah didasarkan pada kemampuan tanah untuk bertahan dari gangguan yang mengakibatkan terjadinya degradasi, namun juga didasarkan pada kemampuan tanah untuk cepat pulih seperti semula jika faktorfaktor gangguan tersebut lenyap. Tujuan penelitian ini adalah melakukan evaluasi kelas kesesuaian lahan, dan karakterisasi dan klasifikasi degradasi (penurunan produksi) dan resiliensi (pemulihan produksi atau kemampuan tanah untuk pulih setelah terdegradasi) tanah-tanah di lahan kering Kalimantan Tengah berdasarkan pendugaan produksi. Besarnya produksi tersebut diduga dari berbagai kualitas lahan (LQ) yang berpengaruh langsung terhadap produksi, yaitu: ketersediaan air (w), ketersediaan hara (n), toksisitas aluminium (t), genangan (f), ketahanan tanah terhadap erosi (e), dan deteriorasi tanah secara antropogenik (d). Penelitian ini menggunakan 15 macam LUT (Tipe Penggunaan Lahan), yaitu: padi lokal, padikedelai, padi-padi-kedelai, karet, dan kelapa sawit, di mana masing-masing terbagi dalam 3 pola (A, B, C). Pola-pola tersebut didasarkan atas atribut LUT produce (produksi) dan teknologi (pemupukan). Pola A memiliki tingkat produksi lokal dan tanpa pupuk, pola B memiliki tingkat produksi nasional dan pemupukan secara anjuran, dan pola C memiliki tingkat produksi nasional dengan pemupukan preskripsi. Contoh tanah diambil dari berbagai jenis tanah dan tersebar di berbagai kabupaten di Kalimantan Tengah, yaitu: Ultisol-1 dan Ultisol-2 di Kabupaten Barito Utara; Alfisol dan Entisol di Kabupaten Barito Selatan; Ultisol-1, Ultisol-2, dan Spodosol di Kabupaten Gunung Mas, Entisol di Kota Palangka Raya; dan Inceptisol di Kabupaten Kotawaringin Barat. Contoh tanah juga didasarkan pada beberapa unit lahan, yaitu: lahan hutan, lahan tidur 5 hingga 20 tahun, dan lahan pertanian. Metodologi didasarkan pada penetapan indeks lahan yang didasarkan pada model pendugaan masing-masing kualitas lahan, selanjutnya dilakukan klasifikasi kesesuaian lahan secara parametrik untuk menetapkan kelas kesesuaian lahan. Klasifikasi degradasi tanah terbagi tiga kelas, yaitu: 1) Degradasi ringan (D1) apabila terjadi penurunan indeks lahan tanpa diikuti penurunan kelas kesesuaian lahan, 2) Degradasi sedang (D2) apabila terjadi penurunan indeks lahan diikuti penurunan kelas kesesuaian lahan satu tingkat, dan 3) Degradasi berat (D3) apabila indeks lahan menurun dan mengakibatkan kelas kesesuaian lahan menurun lebih dari satu tingkat. Tolok ukur degradasi adalah indeks lahan dan kelas kesesuaian lahan pada tanah di lahan hutan sebagai tanah belum terdegradasi. Klasifikasi resiliensi tanah didasarkan pebibgkatan indeks lahan pada masa bera (lahan tidur) dibandingkan lahan hutan pada beberapa periode (5 – 20 tahun), di mana indeks lahan pada tanah di unit lahan tidur tersebut minimal sama dengan besarnya indeks lahan di tanah di lahan hutan. Tingkatan resiliensi tanah terbagi kedalam tiga kelas, yaitu: 1) Resiliensi lambat (R1), apabila resiliensi terjadi lebih dari 10 tahun lahan tidur, 2) Resiliensi sedang (R2), jika resiliensi terjadi pada 10 tahun lahan tidur, dan 3) Resiliensi cepat (R3) jika resiliensi tanah terjadi pada kurun waktu 5 tahun lahan tidur. Hasil berdasarkan model pendugaan produksi, indeks kualitas lahan dan indeks lahan menunjukkan bahwa tanah-tanah di lahan kering Kalimantan Tengah memiliki potensi lebih baik untuk mendukung LUT berbasis tanaman perkebunan dibandingkan LUT berbasis tanaman pangan. Umumnya untuk LUT berbasis tanaman perkebunan memiliki kelas kesesuaian lahan agak sesuai (S2) hingga sangat sesuai (S1), sedangkan LUT berbasis tanaman pangan umumnya sesuai marjinal (S3) hingga agak sesuai (S2). Berdasarkan pola LUT, maka pola C dan pola B cenderung mendukung potensi tanah lebih tinggi dibandingkan pola A. Faktor penghambat utama umumnya adalah LQ ketersediaan hara (n). Berdasarkan tingkatan degradasi, maka umumnya degradasi tanah di lokasi penelitian adalah rendah (D1) hanya pada Spodosol memiliki tingkatan degradasi berat (D3). Rendahnya tingkatan degradasi tanah menunjukkan bahwa tanah-tanah di lahan kering Kalimantan Tengah memiliki resistensi tinggi. Ditinjau dari resiliensi, maka umumnya Ultisol untuk LUT berbasis tanaman perkebunan memiliki resiliensi cepat (R3), begitu juga pada Entisol Barito Selatan pada seluruh LUT pola A. Sebaliknya pada Spodosol ternyata seluruh LUT yang dikaji memiliki tingkat resiliensi lambat. Dengan demikian Spodosol memiliki sifat tanah yang sangat sensitif, resistensi rendah, dan resiliensi lambat, artinya Spodosol mudah sekali menjadi terdegradasi jika digunakan untuk penggunaan lahan baik tanaman pangan maupun perkebunan, dan begitu terdegradasi maka tanah ini sangat sulit untuk pulih kembali seperti semula. Rekomendasi penerapan LUT yang dikaji terbagi tiga macam, yaitu: direkomendasikan, direkomendasikan bersyarat, dan tidak direkomendasikan. Umumnya tanah-tanah dilahan kering sebagian termasuk direkomendasikan dan direkomendasikan bersyarat, hanya pada Spodosol maka tanah ini tidak direkomendasikan untuk seluruh LUT yang dikaji. Berdasarkan penelitian ini, juga diperoleh hasil, bahwa tidak ada pola khusus bahwa satu jenis tanah lebih tahan terdegradasi dan lebih cepat teresilensi dibandingkan tanah lainnya. Sehingga taksa tanah tidak mampu menunjukkan hal tersebut, sehingga hipotesis yang diajukan Eswaran (1994) bahwa tanah-tanah memiliki kemampuan untuk menahan degradasi dan memiliki resiliensi lebih cepat dari jenis tanah yang satu dengan lainnya tidak berlaku di tanah di lahan kering Kalimantan Tengah.id
dc.description.abstractSoil degradation is an important issue for land management and sustainable environment quality. Soil degradation can be rehabilitated if the characteristic of its resilience is known. The objectives of this research were 1) to characterize and to classify degraded upland soil in Central Kalimantan, based on land quality (LQ), i.e.: water availability, w.nutrient availability, n. A1 toxicity, t: resistancy to soil erosion, e; flood, f, and soil deterioration of anthropogenic, d; which determine land suitability class for various Land Utilization Types (LUT), i.e local rice, rice-rice-soybean; rubber, and oil palm with the three pattern of production and fertilizationen
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleKarakterisasi dan resiliensi tanah terdegradasi di lahan kering Kalimantan Tengahid
dc.titleCharacterization and resilience of degraded upland soils in Central Kalimantanen
dc.subject.keywordDegradation
dc.subject.keywordResilience
dc.subject.keywordCentral Kalimantan
dc.subject.keywordUpland
dc.subject.keywordEvaluasi kelas kesesuaian lahan
Appears in Collections:DT - Agriculture

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover_2007maf.pdf
  Restricted Access
Cover350.41 kBAdobe PDFView/Open
Pendahuluan_2007maf-2.pdf
  Restricted Access
BAB I312.47 kBAdobe PDFView/Open
Tinjauan Pustaka_2007maf-3.pdf
  Restricted Access
BAB II303.05 kBAdobe PDFView/Open
Bahan dan Metode_2007maf-4.pdf
  Restricted Access
BAB III392.75 kBAdobe PDFView/Open
Hasil dan Pembahasan_2007maf-5.pdf
  Restricted Access
BAB IV1.02 MBAdobe PDFView/Open
Kesimpulan dan Saran_2007maf-6.pdf
  Restricted Access
Kesimpulan279.01 kBAdobe PDFView/Open
Daftar Pustaka_2007maf-7.pdf
  Restricted Access
Daftar Pustaka450.44 kBAdobe PDFView/Open
2007maf.pdf
  Restricted Access
Full Text1.41 MBAdobe PDFView/Open
2007maf_abstract.pdf
  Restricted Access
abstract25.83 kBAdobe PDFView/Open
2007maf_abstract.ps
  Restricted Access
abstract.1.51 MBPostscriptView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.