Pemanfaatan Kompos Berbahan Dasar Limbah Substrat Jamur pada Budidaya Horenso

Abstract

The objective of this experiment was to know the effectivity of compost from mushroom bag log to substitute inorganic fertilizer for horenso culture. This research was conducted from July 2006 until November 2006 at Pasir Sarongge Research Station, Pacet, Cianjur. The experiment was divided into two phases. The first phase was to make compost from mushroom bag log and the second was to cultivate horenso with combination application of bag log compost and inorganic fertilizer. The experiment was arranged in complete randomized design with two factor: the composition of bag log compost and inorganic fertilizer. The result indicated that application of a dosage of inorganic fertilizer + 10 ton/ha chicken manure were give highest score that significantly different in percentation of germination, plant lenght and number of leaves at two weeks after plating. While 10 tons/ ha application of chicken manure singlely were give best respones in plant length and leaves length. Aplication a dosage of inorganic manure singlely give the best responses to leaves length and width, total weight and canopy weight and also to number of leaves at 8 weeks after planting. The aplicaton of compost not yet earned to improved or came up to horenso productivity comparedby conventional fertilizing (a dosage of inorganic fertilizer + 10 ton/ha chicken manure)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompos dari limbah substrat jamur untuk menggantikan fungsi pupuk anorganik pada budidaya horenso. Penelitian ini dilakukan sejak bulan Juli 2006 sampai dengan 1bulan November 2006 di Kebun Percobaan Pasir Sarongge, Pacet, Cianjur. Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama adalah pembuatan kompos berbahan dasar limbah substrat jamur dengan enam jenis dekomposer. Tahap kedua dari penelitian ini adalah pengaplikasian kompos dari percobaan tahap satu dikombinasikan dengan pupuk anorganik pada budidaya horenso. Penelitian ini dilakukan dengan rancangan acak lengkap dua faktor, yaitu kombinasi antara kompos dengan pupuk anorganik. Hasil yang didapat adalah bahwa aplikasi perlakuan satu dosis pupuk anorganik + 10 ton pupuk kandang ayam menghasilkan nilai yang tertinggi pada parameter daya berkecambah, tinggi tanaman dan jumlah daun pada dua minggu setelah tanam (MST), sedangkan secara tunggal pemberian 10 ton pupuk kandang ayam memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi dan panjang daun. Aplikasi satu dosis pupuk anorganik memberikan respon terbaik pada bobot tajuk, brangkasan, panjang dan lebar daun serta jumlah daun pada 8 MST. Pemberian kompos belum dapat meningkatkan maupun menyamai produktivitas horenso dibandingkan dengan pemberian pupuk konvensional (satu dosis pupuk anorganik + 10 ton pupuk kandang ayam).