Pendugaan Fungsi Produksi Padi Unggul untuk Beberapa Kabupaten di Jawa Tengah

Abstract

Peningkatan pendapatan pctani melalui peningkatan procluksi padi dengan jalan r~cnperluas tanaman, uenambah buruh &an nodal sudah s u l i t dilalrsanalcan, karena c l i pihak petani falctor-faktor produlcsi terscbut hanya tersedia dalan jumlah yang terbatas, Cara yang masih terbuka i a l a h dengan teknologi pertanian s e r t a penggunaan f alctor produksi yan~;o ptimui:ii. Penelitian i n i bertujuan untuk nenduga suatu hubungan fungsi antara produlilsi padi unggv.1 dengan falctor- faktor produksinya, suatu fungsi yang diharaplcan &pat digunakan scbagai salah satu bahan pertimbangan dalam usaha clcncari kombinasi fcrlrtor prod~dcsi dalan pertanian padi unggul yang rdenguntungkan petani. Data pcnampang lintang dari tu.j~& kabupaten yaitu Tegal , Brebes , Pelralongan, pTagelang, Banymas , Ban jarnegara, dan Klaten digunalran untulz rfisnduga dua macam fungsi produksi: (a) produlcsi yang ditentukan oleh falctoc produlcsi dalan takacan luas satu hulctar, (b) produErsi scbagai Tungsi dari luas tanan, huruh, dan nodal. Ilabupaten dianggap rnempunyai fungsi yang khas scdanglian satuan penelitian merupalcan biciang-bidang tanall usahat a n i yang ddianami padi unggul dan dipanen pada bulan yang sama. Pungsi produlcsi yang pertana mcnggunakan tujuh pcr~~babhe bas, yaitu pupuk, p e s t i s i d a , biaya pengairan, benih, tenaga hewan, burdl panen, dan buruh, sedanglcan pada fungsi kedua pcrubah modal merupalcan junlah biaya bagi pupuk, p e s t i s i d a , air, bcaih, tenaga hewan, dan perbaikan tanah dan a l a t - a l a t pertanian. Enan perubal~ bonelca ditar~lbahkan pada nasing-masing f ungsi untulr ~~emisahlcalnre ragaman yang disebab1r;tn perbcdaan inusiix panen, luas tanam, clan jenis intensifikasi. N i l a i dugaan parameter-parai,~eter fungsi prod-uksi model l i n e a r mcnduga kcproduktilan marginal nasiing-masing falrtor produksi sedangkan parameter-parameter moclel logaritme gancla m~ndugak eulastisan p r o d ~ k s im asing- masing faktor. Pungsi h a s i l dugaan dengan menggunakan pcrubah transf ormasi (atas dasar luas satu hekt a r ) ternyata mcnghasilkan R~ antara 0.2 dan 0.3 d i kabupaten Banyumas dan Banjaniegara, sedmgkan d i lima kabupaten lainnya sebesar 0.5 atau lcbih. D i samping i t u e l a s t i s i t a s produlrsi d a r i pcrubah-perubah pen-king s e p c r t i pcstisida dan p~~pulncy ata hanya d i bcberapa Babupaten saja. Elastisi-bas pupul.; adalah 0-3 d i Brebcs dan IClaten sedangkan d i Flagelang adalah 0.72. Elastis i t a s pestisida sebesar 1.47 dan 1.34 d i Pekalongan dan Magelang, D i tenpat l a i n tidak nyata malahan d i Klaten clan Brebcs e l a s t i s i t a s tersebut b c r n i l a i negatif sebesar -0,41 dan -0.56. Dari tujuh kabupaten terngata baliwa Piagelang merupakan kabupaten yang memiliki e l a s t i s i t a s modal tert i n g g i y a i t u sebesar 0.7 sedangkan d i Klaten, Brebes, Pekalongan, dan Tegal d i selcitar 0.3, dan d i Ganjarncgara d.an Banyumas e l a s t i s i t a s produksi dari Borbanan modal saina sekali tidal; nyata, Buruh hanya berpengaruh terhadap produksi d i Tegal dan Klaten. Keproduktifan tanah dapat dibagi inenjadi tiga golongan yaitu e l a s t i s i t a s yang lebih d.ari 0,9 d i Brebes dan Banyumas, d i antara 0.7 saapai 0-8 d i Banjarnegara dan Pekalongan s e r t a Burang d a r i 0.5 d i Magelang, Klaten, dan legal. Data pada umwnnya tidak mengungkapkan perbedaan yang disebablcan oleh perbedaan musim panen, i n t e n s i f i - kasi, atau luas tanain, Pungsi produlcsi padi unggul bagi petani yang nengusahakan sawah kurang dari 0.2 hektar dan yang rneiigusahs. kan Lebih d a r i 0.5 hektar tcrnyata menghasillran elast i s i t a s produksi bagi modal yang sama besarnya yaitu masing-masing sebesar 0.39 dan 0.32.