Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/18243
Title: Kajian Proses Poli-β-Hidroksialkanoat Menggunakan Enam Jenis Pelarut Ekstraksi
Authors: Syamsu, Khaswar
Suryani Ani
Hakim, Lukman
Issue Date: 2001
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Proses hilir merupakan proses yang berkaitan dengan pemanenan dan pemurnian produk hasil fermentasi. Proses hilir Poli-ẞ-Hidroksialkanoat (PHA) memerlukan penanganan khusus. Hal ini disebabkan karena PHA merupakan produk metabolit sekunder yang bersifat intraselular, sehingga diperlukan teknik disintegrasi sel untuk memanennya. Salah satu teknik yang dapat digunakan adalah ekstraksi menggunakan pelarut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan jenis pelarut ekstraksi terbaik dalam pemanenan PHA dan mengetahui sifat-sifat termal PHA terbaik yang dihasilkan. Perlakuan pada percobaan ini adalah jenis pelarut yang digunakan, yaitu (L1) NaOH, (L2) NaOCI, (L3) Aseton, (L4) Triton-X-100, (L5) Diklorometana, dan (L6) Campuran Diklorometana dengan Etanol (1:1). Proporsi pelarut dengan bahan yang diekstraksi sebesar 2%. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan dua kali ulangan. Hasil pengamatan dilakukan terhadap parameter perolehan, rendemen, dan sifat-sifat termal PHA yang meliputi temperatur transisi gelas (glass transition temperature/Tg), titik leleh (melting point/Tm), panas fusi/panas pembentukan, dan panas kristalisasi. Hasil pengukuran dan penghitungan yang diperoleh adalah sebagai berikut: rendemen PHA tertinggi sebesar 14,44% b.k. diperoleh pada perlakuan menggunakan jenis pelarut NaOCI. Analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan jenis pelarut berpengaruh sangat nyata terhadap perolehan dan rendemen PHA. Hasil uji lanjut Duncan menyimpulkan bahwa jenis pelarut yang memberikan hasil perolehan dan rendemen PHA terbaik adalah NaOCI. Karakteristik termal PHA terbaik yang dihasilkan dari jenis perlakuan jenis pelarut NaOCI adalah Tg sebesar 7,67°C, Tm sebesar 165,62°C, panas kristalisasi dan panas pembentukan berturut-turut sebesar 53,68 J/g dan 71,53 J/g. Perlakuan jenis pelarut NaOH memberikan hasil nilai Tm sebesar 167,70°C sedangkan nilai T, tidak dapat terdeteksi oleh uji dengan DSC (Differential Scanning Calorimetry); panas kristalisasi sebesar 58,83 J/g dan panas pembentukan sebesar 74,62 J/g.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/18243
Appears in Collections:UT - Agroindustrial Technology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
F01lha.pdf
  Restricted Access
Full Text2.66 MBAdobe PDFView/Open
F01lha_abstract.pdf
  Restricted Access
Abstract870.38 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.