Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/17272
Title: Perilaku Konsumsi Ikan Pada Wanita Dewasa Di Wilayah Pantai Dan Bukan Pantai Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Authors: Kurniawati, Nia
Issue Date: 2005
Publisher: IPB(Bogor Agricultural University)
Abstract: Indonesia merupakan negara kepulauan dengan wilayah bahari yang luas. Luas wilayah Indonesia sebagian besarnya (sekitar 70%) terdiri dari laut, dengan luas laut mencapai 5,8 juta km2. Posisi perairan Indonesia memiliki kesuburan laut yang tinggi, sehingga aneka biota laut tumbuh subur dan berkembang biak dengan aneka jenis ikan dalam jumlah besar di dalamnya (Sulistyo et al. 2004). Faktor kekayaan alam perikanan ini merupakan aktivitas ekonomi utama masyarakat (Nikijuluw et al. 2000). Melimpahnya kekayaan laut tersebut ternyata belum dimanfaatkan secara optimal. Hal itu disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya adalah belum optimalnya manajemen pemberdayaan potensi kelautan dan perikanan, terbatasnya teknologi penangkapan dan pengolahan, ketergantungan pada musim, serta relatif masih rendahnya konsumsi ikan masyarakat (Sulistyo et al. 2004). Perkembangan konsumsi ikan setiap warga RI belum signifikan (Dahuri 2004). Tahun 2000 hanya 21,6 kg/kap/th, tahun 2001 mencapai 22,5 kg/kap/th, lalu tahun 2002 (22,8 kg/kap/th) dan tahun 2003 (24,6 kg/kap/th). Hal ini berarti kenaikan dalam tiga tahun terakhir hanya 4,6%. Propinsi DIY merupakan wilayah dengan konsumsi ikan paling rendah bila dibandingkan dengan wilayah lain di Indonesia, padahal propinsi ini memiliki potensi perikanan yang cukup bagus. Hal ini dapat dilihat dari data BPS tahun 1996, yaitu total konsumsi ikan hanya mencapai 2,7 kg/kap/th, tahun 1999 konsumsi ikannya hanya 4,0 kg/kap/th, dan tahun 2002 mencapai 5,7 kg/kap/th. (Koeshendrajana et al. 2004). Budaya makan ikan nampaknya belum terlihat di beberapa daerah pulau Jawa bahkan masih ada beberapa golongan masyarakat menganggap bahwa banyak makan ikan adalah penyebab suatu penyakit cacingan (Lubis 1987). Masih ditemui anggapan bahwa bila mengkonsumsi ikan berakibat rawan terhadap beberapa penyakit tertentu. Anggapan mengenai ikan tersebut menjadi kebiasaan dan pola makan di masyarakat. Padahal, pada kenyataannya ikan sebagai salah satu sumber daya perairan utama merupakan sumber protein, lemak, vitamin serta mineral yang sangat baik dan prospektif. Demikian halnya dengan pantangan bagi ibu menyusui untuk tidak mengkonsumsi ikan karena akan mempengaruhi rasa dan bau ASI (Sulistyo et al. 2004). Tabu yang berkenaan dengan makanan banyaknya bersangkutan dengan emosi sehingga tidak mengherankan bila sebagian besar tabu makanan terutama dianut oleh para wanita atau dikenakan bagi anak-anak yang masih di bawah perlindungan dan asuhan wanita tersebut (Suhardjo 1989). Peranan ibu banyak berpengaruh terhadap pola makan keluarga. Ibu rumah tangga merupakan wanita dewasa dan biasanya menjadi orang yang paling menentukan dalam pengambilan keputusan pembelian. Oleh sebab itu, ibu perlu menguasai berbagai pengetahuan dan keterampilan. Pendidikan ibu disamping merupakan modal utama dalam menunjang perekonomian rumah tangga juga berperan dalam pola penyusunan makanan untuk rumah tangga (Suhardjo 1989). Penelitian terdahulu mengenai perilaku konsumsi ikan di wilayah pantai dan bukan pantai di Propinsi DIY belum dilakukan. Upaya ini perlu didukung dengan informasi perilaku konsumsi dalam permintaan produk perikanan. Oleh sebab itu, perlu adanya kajian mengenai perilaku konsumsi ikan pada masyarakat khususnya masyarakat DIY di wilayah pantai dan bukan pantai.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/17272
Appears in Collections:UT - Family and Consumer Sciences

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
A05kni.pdf
  Restricted Access
Full Text248.35 kBAdobe PDFView/Open
A05kni_abstract.pdf
  Restricted Access
Abstract40.92 kBAdobe PDFView/Open
A05kni_abstract.ps
  Restricted Access
PostScript225.81 kBPostscriptView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.