Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/171718
Title: Optimasi Produksi, Kualitas Nutrien, Pendapatan Dan Analysis Hierarchy Process Dalam Tumpangsari Canavalia ensiformis Di Lahan Replanting Sawit Pasca Tambang
Other Titles: Optimization of Production, Nutritional Quality, Income, and Analysis Hierarchy Process on Intercropping Canavalia ensiformis in Post-Mining Replanting Oil Palm Area.
Authors: Nahrowi
Abdullah, Luki
Hariyadi
Utari, Tazkiyah Annisa
Issue Date: 2025
Publisher: IPB University
Abstract: Pertumbuhan produksi pakan nasional tahun 2024 mencapai 19 juta ton, dengan 30% bahan pakan berasal dari impor. Bahan pakan impor didominasi bahan pakan sumber protein, seperti bungkil kedelai mencapai 5,2 MMT (Rp31,02 T). Ketergantungan impor bahan pakan didasari berkurangnya lahan pertanian setiap tahun. Saat luasan lahan pertanian menurun di sisi lain lahan perkebunan sawit semakin masif bertambah. Luasan lahan perkebunan sawit sementara, sudah mencapai 17,23 juta ha tahun 2023 dan akan terus meningkat. Menurut data BPS dan Kementerian Pertanian, kelapa sawit menjadi komoditas agribisnis untuk pertumbuhan ekonomi nasional dan sudah merambah merevegetasi lahan-lahan marjinal seperti area bekas tambang batu bara. Pemanfaatan lahan tersebut menawarkan peluang strategis di masa replanting sawit, dengan menerapkan integrasi peternakan melalui tumpangsari sawit dan tanaman pakan. Tumpangsari menjadi salah satu solusi sumber pendapatan pekebun sawit di masa replanting, serta memberikan manfaat agroekologis. Pemilihan tanaman untuk dijadikan tumpangsari di lahan sawit perlu beberapa pertimbangan, seperti produktivitas tanaman, adaptabilitas, kebutuhan unsur hara dan prospek nilai agribisnis tanaman yang dipilih perlu diperhitungkan. Canavalia ensiformis dipilih sebagai tanaman tumpangsari, dengan kemampuan adaptasi yang baik di lahan marjinal, produktivitas tinggi, tahan naungan, mampu memperbaiki unsur hara, dan memiliki prospek sebagai alternatif bungkil kedelai. Riset pionir tumpangsari kacang koro di lahan replanting sawit pasca tambang batu bara, dilakukan dengan lima perlakuan yaitu, T0 = kontrol, tanpa pupuk, T1 = kapur 2 ton + pupuk ayam petelur 5 ton ha-1, T2 = kapur 2 ton + pupuk ayam petelur 10 ton ha-1, T3 = kapur 4 ton + pupuk ayam petelur 5 ton ha-1, dan T4 = kapur 4 ton + pupuk ayam petelur 10 ton ha-1. Perlakuan pemupukan mampu meningkatkan ketersediaan unsur hara tanah. Perlakuan pemupukan T3 memiliki biomassa dan kualitas yang baik dan stabil serta lebih efisien, berat segar tanaman koro pedang mencapai 34,58 ton ha-1 dan berat kering 20,58 ton ha-1. Jumlah polong mencapai 13 buah dengan berat 1000 biji mencapai 1,53 kg, kandungan protein kasar biji mencapai 38%, tinggi karbohidrat 53% dan energi 4499 kal g-1. Potensi ekologi dari penanaman tumpangsari kacang koro pedang memberikan provisioning service sebagai bahan pakan lokal sumber protein dari kacangnya dan biomassa sebagai hijauan, yang dikalkulasi menghasilkan pendapatan Rp . Nilai sekuestrasi karbondioksida 37,76 ton ha-1, penyedia hara dan sebagai cover crop mendukung kesuburan tanah. Kacang koro pedang dapat menjadi komoditas agribisnis dan memberikan manfaat ekonomi berkelanjutan melalui proses pemanfaatan lahan replanting sawit pasca tambang batu bara yang diintroduksi dengan tumpangsari tanaman pakan.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/171718
Appears in Collections:MT - Animal Science

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
cover_D2501232052_9680b7cae05e42e5ae338dd042b59443.pdfCover528.05 kBAdobe PDFView/Open
fulltext_D2501232052_d2152d981b294d50abbf66f23ec813bb.pdf
  Restricted Access
Fulltext1.71 MBAdobe PDFView/Open
lampiran_D2501232052_d675d54a3db04664b57cf6bc78255083.pdf
  Restricted Access
Lampiran237.92 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.