Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/171630| Title: | Tantangan Diversifikasi Konsumsi Pangan |
| Authors: | Khomsan, Ali |
| Issue Date: | 2025 |
| Publisher: | Departemen Ilmu Gizi Fakultas Ekologi Manusia IPB University |
| Abstract: | Pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar dari suatu bangsa. Hidup matinya suatu bangsa tergantung pada kemampuan negara dalam mengelola pangan bagi rakyatnya. Bangsa yang kebutuhan pangannya banyak tergantung dari negara lain akan menjadi bangsa yang rapuh, apalagi apabila populasi bangsa tersebut besar. Dengan demikian upaya untuk mencapai kemandirian dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional bukan melulu persoalan ekonomi tetapi juga menyangkut ketahanan nasional. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2024 telah melebihi 280 juta jiwa. Kebutuhan pangan meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dan laju pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu kenaikan permintaan pangan harus diantisipasi dengan peningkatan produksi pertanian bukan sekedar impor. Persoalan konsumsi pangan yang menyangkut aspek kualitas (keragaman) dan kuantitas dapat berdampak buruk pada mutu kesehatan rakyat. Salah satu ciri ketidakbermutuan konsumsi pangan adalah apabila masyarakat lebih mengandalkan konsumsi pangan sumber karbohidrat. Ketidakberdayaan ekonomi menjadi penyebab utama mengapa rakyat sulit mengakses jenis pangan lain selain karbohidrat. Beras sebagai makanan pokok menyumbang asupan energi terbesar. Namun, ternyata beras juga menjadi kontributor protein yang signifikan. Upaya-upaya agar masyarakat mendiversifikasikan konsumsi pangan pokok sampai kini belum nyata hasilnya. Kekurangberhasilan diversifikasi pangan sumber karbohidrat ke arah nonberas disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, beras mempunyai citra superior sehingga preferensi terhadap beras jauh mengungguli preferensi akan jagung, singkong, sagu dsb. Kedua, ketersediaan beras sepanjang waktu di berbagai wilayah ternyata lebih baik dibandingkan ketersediaan komoditas pangan lainnya. Ketiga, fluktuasi harga beras relatif rendah. Keempat, teknologi pengolahan beras menjadi nasi sangat simpel, dan menghasikan cita rasa netral yang tidak membosankan. ... |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/171630 |
| Appears in Collections: | Community Nutrition |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| PB-DIVERSIFIKASI PANGAN 2025_compressed (2).pdf | Policy Brief | 2.81 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.