Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/171605Full metadata record
| DC Field | Value | Language |
|---|---|---|
| dc.contributor.advisor | Alimuddin | - |
| dc.contributor.advisor | Soelistyowati, Dinar Tri | - |
| dc.contributor.advisor | Nuryati, Sri | - |
| dc.contributor.author | Winda | - |
| dc.date.accessioned | 2025-11-30T08:51:17Z | - |
| dc.date.available | 2025-11-30T08:51:17Z | - |
| dc.date.issued | 2025 | - |
| dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/171605 | - |
| dc.description.abstract | Budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu sektor penting dalam perikanan budidaya yang berkontribusi besar terhadap produksi perikanan di Indonesia. Namun, intensifikasi budidaya yang ditandai dengan peningkatan padat tebar sering kali menyebabkan stres dan penurunan imunitas ikan, sehingga meningkatkan risiko infeksi penyakit. Salah satu penyakit yang sering menyerang ikan nila adalah molite aeromonas septicemia yang disebabkan oleh bakteri Aeromonas hydrophila. Infeksi ini menyebabkan kerugian yang sangat besar dengan tingkat kematian mencapai 50-100%. Pencegahan melalui vaksinasi terbatas karena bersifat spesifik dan tidak diturunkan secara genetik. Oleh karena itu, pendekatan seleksi berbasis genetik menjadi strategi penting dalam menciptakan varietas ikan nila yang tahan terhadap infeksi. Salah satu solusi yang dikembangkan adalah penggunaan varietas ikan yang memiliki ketahanan genetik terhadap penyakit. Pendekatan molekuler melalui analisis ekspresi gen-gen yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh, seperti Interleukin-1ß (IL-1ß) dan Lisozim C (LYSC) menjadi salah satu alternatif. IL-1ß merupakan sitokin proinflamasi yang penting dalam respons imun bawaan, sedangkan LYSC merupakan enzim antimikroba yang berfungsi dalam pertahanan non spesifik terhadap bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat ketahanan empat varietas ikan nila hitam yaitu MAG NIN, BIG NIN, GIFT, dan SAKTI terhadap infeksi A. hydrophila, melalui parameter tingkat kelangsungan hidup, gambaran darah yang meliputi total eritrosit, total leukosit, aktivitas fagositik, aktivitas lisozim, dan ekspresi gen IL-1ß dan LYSC. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Basah Reproduksi dan Genetika Organisme Akuatik. Analisis gambaran darah dilakukan di Laboratorium Kesehatan Organisme Akuatik dan analisis ekspresi gen dilakukan di Laboratorium Reproduksi dan Genetika Organisme Akuatik, Departemen Budidata Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap. Tahap uji LD50 menggunakan lima perlakuan dan tiga ulangan. Ikan nila SAKTI disuntik dengan bakteri A. hydrophila dengan kepadatan 105, 106, 107, 108 CFU/mL dan ikan kontrol disuntik dengan menggunakan larutan PBS (phosphate buffered saline) sebanyak 0,1 mL/ekor secara intramuskular dengan kepadatan 10 ekor setiap akuarium. Tahap uji tantang menggunakan lima perlakuan dan lima ulangan. Ikan ditantang dengan menyuntikkan bakteri A.hydrophila dosis LD50 106 CFU/mL sebanyak 0,1 mL dan pemeliharaan dilakukan selama 14 hari dengan pemantauan kualitas air meliputi suhu, pH, dan DO. Sampel ikan diambil pada hari ke-0, 3, 7, dan 14 untuk analisis darah dan ekspresi gen menggunakan metode qPCR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan nila strain SAKTI menunjukkan tingkat kelangsungan hidup tertinggi yaitu (53,33%) pada kelompok yang diinfeksi A. hydrophila, dan 100% pada kelompok kontrol negatif tanpa infeksi A. hydrophila. Ikan nila varietas MAG NIN menunjukkan tingkat kelangsungan hidup terendah, disertai dengan mortalitas tertinggi pada H10 pascainfeksi (68%). Hal ini menunjukkan bahwa varietas MAG NIN memiliki kerentanan yang tinggi terhadap infeksi A. hydrophila. Analisis sampel darah menunjukkan penurunan jumlah eritrosit pada semua varietas pascainfeksi, namun ikan SAKTI (7,69?0,02) sel/mm3 dan GIFT (6,49?0,02) sel/ mm3 menunjukkan pemulihan jumlah eritrosit pada H14. Sebaliknya, ikan MAG NIN mengalami penurunan terus-menerus. Total leukosit meningkat secara signifikan pada H3 pascainfeksi, terutama pada ikan SAKTI (4,96?0,02) sel/mm3, yang mengindikasikan adanya aktivasi sistem imun non-spesifik. Pada H7 dan H14 terjadi penurunan leukosit, yang diduga mengindikasikan fase pemulihan. Namun demikian, pada ikan BIG NIN (4,95?0,01) sel/mm3 masih terjadi peningkatan leukosit pada H14 yang mengindikasikan bahwa tubuh ikan masih melakukan perlawanan terhadap patogen. Aktivitas fagositosis meningkat secara konsisten pada ikan SAKTI dari H3 (47?1,00%) hingga H14 (52?1,00%) yang menunjukkan bahwa ikan ini mampu mengaktifkan pertahanan bawaan atau sistem kekebalan tubuh yang spesifik. Sementara varietas lain seperti BIG NIN menunjukkan stagnasi pada H7 (51?1,00%) hingga H14 (51?1,00%). Aktivitas lisozim pasca uji tantang pada H3 dan H7 semua ikan mengalami penurunan dan yang paling rendah terjadi pada ikan nila MAG NIN. Pada H14, aktivitas lisozim pasca uji tantang meningkat dan lebih tinggi dari H7. Tingginya aktivitas lisozim ini diduga mengindikasikan bahwa sistem imun non-spesifik sedang aktif, terutama saat terjadi infeksi bakteri. Ekspresi relatif gen IL-1ß pada H3 menunjukkan peningkatan pada ikan SAKTI (0,2?0,1), sedangkan varietas lainnya mengalami penurunan. Hal ini mengindikasikan bahwa ikan SAKTI mampu memberikan respons inflamasi awal yang cepat. Ekspresi gen LYSC juga menunjukkan penurunan pada semua varietas pada H3, namun SAKTI (1,2?0,0) dan GIFT (1,0?0,0), menunjukkan penurunan yang lebih ringan dibandingkan dengan BIG NIN dan MAG NIN. Pada H7, ekspresi gen LYSC cenderung stabil pada semua strain, sementara ikan SAKTI tanpa uji tantang menunjukkan peningkatan yang signifikan. Secara keseluruhan, penelitian ini mengkonfirmasi bahwa ikan nila SAKTI memiliki performa sistem imun yang lebih baik dibandingkan varietas lainnya dalam menghadapi infeksi A. hydrophila. Hal ini dapat dilihat dari parameter fisiologis, hematologis dan molekuler. Oleh karena itu, strain SAKTI berpotensi menjadi kandidat utama dalam program pemuliaan ikan nila tahan penyakit berdasarkan ekspresi gen imun. Penggunaan strain ini diharapkan dapat mendukung produksi perikanan budidaya yang lebih sehat, efisien, dan berkelanjutan. | - |
| dc.description.sponsorship | Tidak ada | - |
| dc.language.iso | id | - |
| dc.publisher | IPB University | id |
| dc.title | Resistansi Varietas Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus) terhadap Infeksi Aeromonas hydrophila | id |
| dc.title.alternative | Resistance of Four Black Tilapia (Oreochromis niloticus) Strains Against Aeromonas hydrophila Infection | - |
| dc.type | Tesis | - |
| dc.subject.keyword | Aeromonas hydrophila | id |
| dc.subject.keyword | ekspresi gen | id |
| dc.subject.keyword | Oreochromis niloticus | id |
| dc.subject.keyword | respons imun | id |
| Appears in Collections: | MT - Fisheries | |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| cover_C1501222059_8259c857b1344a90bc4f19420951e406.pdf | Cover | 828.35 kB | Adobe PDF | View/Open |
| fulltext_C1501222059_4f86cea58401429d8f1915a2ca603dbc.pdf Restricted Access | Fulltext | 1.3 MB | Adobe PDF | View/Open |
| lampiran_C1501222059_2cf5b12ddcef4e52aa0352920d47d3a5.pdf Restricted Access | Lampiran | 726.45 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.