Model Pengembangan Sumber Daya Peternak Sapi Perah dalam Mendukung Pengembangan Kawasan Desa Wisata

Abstract

Peternakan sapi perah di Desa Tajur Halang memiliki potensi besar untuk dikembangkan dengan kegiatan pariwisata, sehingga munculah konsep desa wisata berbasis peternakan sebagai upaya strategis untuk mengintegrasikan sektor peternakan dan pariwisata. Tujuan penelitian ini adalah 1). mengevaluasi tingkat kompetensi peternak dalam aspek Good Dairy Farming Practices dan Good Milking Practices, 2). mengidentifikasi persepsi stakeholders terkait pelatihan dan pendampingan peternak untuk meningkatkan kompetensi peternak di kawasan desa wisata berbasis peternakan sapi perah, 3). mengidentiifkasi peran dari setiap stakeholders yang terlibat, 4). merumuskan model pengembangan sumber daya peternak dalam pengembangan kawasan desa wisata. Penelitian ini didesain sebagai penelitian deskriptif kuantitatif menggunakan analisis deskripsi dan skala likert 4 poin dengan pendekatan Participatory Rural Appraisal (PRA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Good Dairy Farming Practices dan Good Milking Practices berada pada kategori “Baik” dengan nilai mutu B. Aspek kompetensi peternak, kelembagaan, dan atraksi mendapatkan persepsi dan dukungan positif dari para stakeholders serta memiliki potensi besar meningkatkan kompetensi peternak. Peternak berperan sebagai pelaku utama dalam desa wisata berbasis peternakan, pemerintah desa berperan sebagai fasilitator, dan pemerintah daerah berperan sebagai pembina. Perumusan model pengembangan sumber daya manusia menghasilkan tiga pilar utama, yaitu pengembangan desa wisata, penyusunan program, dan implementasi pelatihan dan pendampingan. Berdasarkan temuan ini, peternak sudah memiliki kemampuan yang baik dalam budidaya peternakan sapi perah. Namun, kompetensi tersebut belum cukup bagi peternak untuk dapat berperan aktif di desa wisata karena masih diperlukan kompetensi lain yang perlu dikuasai oleh peternak melalui pelatihan dan pendampingan lebih lanjut.

Dairy farming in Tajur Halang Village has significant potential for development through tourism activities, leading to the emergence of the concept of a livestock-based tourism village as a strategic effort to integrate the livestock and tourism sectors. The objectives of this study were: 1) to evaluate the level of livestock farmer competency in Good Dairy Farming Practices and Good Milking Practices; 2) to identify stakeholder perceptions regarding farmer training and mentoring to improve farmer competency in the dairy farming-based tourism village; 3) to identify the roles of each stakeholder involved; and 4) to formulate a model for developing livestock farmer resources in the development of the tourism village area. This study was designed as a quantitative descriptive study using descriptive analysis and a 4-point Likert scale with a Participatory Rural Appraisal (PRA) approach. The results showed that the GDFP and GMiP scores were in the "Good" category with a quality rating of B. The aspects of livestock farmer competency, institutions, and attractions received positive perceptions and support from stakeholders and have significant potential to improve livestock farmer competency. Livestock farmers play the primary role in the livestock-based tourism village, the village government acts as a facilitator, and the local government acts as a mentor. The formulation of the human resource development model yielded three main pillars: tourism village development, program development, and implementation of training and mentoring. Based on these findings, farmers already possess strong skills in dairy cattle farming. However, these competencies are not sufficient for them to play an active role in tourism villages, as other competencies need to be mastered through further training and mentoring.