Pengendalian Penyakit Pascapanen Pisang Ambon dengan Khamir Cryptococcus albidus dan Cryptococcus terreus

Abstract

Pisang merupakan salah satu komoditas buah unggulan di Indonesia dengan tingkat produksi yang tinggi, namun masih menghadapi tantangan besar dalam penanganan pascapanen. Salah satu kendala utama adalah serangan penyakit yang dapat menurunkan kualitas dan nilai jual buah secara signifikan. Penelitian ini bertujuan mengetahui potensi khamir Cryptococcus albidus dan Cryptococcus terreus dalam mengendalikan penyakit pascapanen pada pisang. Penelitian dilakukan dengan mencelupkan buah pisang ke dalam suspensi khamir dengan kepadatan 106 sel/mL selama dua menit, kemudian buah dikeringanginkan dan disimpan pada suhu ruang. Perlakuan pembanding menggunakan fungisida Ziflo 76 WG, sedangkan perlakuan kontrol menggunakan air steril. Hasil uji aplikasi langsung pada buah pisang memperlihatkan bahwa perlakuan kombinasi kedua khamir memberikan daya hambat paling efektif dibandingkan perlakuan tunggal. Perlakuan khamir mampu menjaga kualitas fisik buah dengan tingkat pengendalian hingga 34,3% lebih baik dibandingkan kontrol. Selanjutnya, setelah dilakukan identifikasi penyakit dan isolasi patogen, diketahui bahwa patogen yang menyerang pisang adalah Colletotrichum sp. dan Fusarium sp. Hasil uji antagonis menunjukkan bahwa perlakuan khamir C. albidus dan C. terreus memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan patogen. Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan khamir berpotensi mendukung pengembangan agens hayati sebagai alternatif pengganti fungisida sintetis pada pengelolaan penyakit pascapanen pisang.

Bananas are one of Indonesia's main fruit commodities with high production, but they still face major challenges in post-harvest handling. One of the main challenges is their disease infection, which can significantly reduce fruit quality and market value. This study aims to investigate the potential of C. albidus and C. terreus yeasts in controlling post-harvest diseases in bananas. The research involved immersing banana fruits in a yeast suspension at a concentration of 106 cells/mL for two minutes, followed by air drying and storage at room temperature. The comparison treatment used fungicide Ziflo 76 WG, while the control treatment used sterile water. The results of direct application tests on bananas showed that the combination of the two yeasts was more effective than another treatment. The yeast treatment maintained the physical quality of the fruit with a control level 34.3% better than the control. Then, after identifying the disease and isolating the pathogens, it was discovered that the pathogens attacking the bananas were Colletotrichum sp. and Fusarium sp. Antagonistic test results indicated that the C. albidus and C. terreus yeast treatments had the ability to inhibit the growth of pathogens. The use of yeast has the potential to support the development of biological agents as an alternative to synthetic fungicides in the management of post-harvest banana diseases.