Pengaruh Interaksi Suami-Istri, Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT), dan Dukungan Sosial terhadap Kualitas Hidup Istri

Abstract

Fenomena KDRT terhadap instri merupakan masalah serius yang terjadi di Indonesia. Interaksi suami istri yang berlangsung tidak baik dapat memicu konflik dalam rumah tangga yang dapat berdampak pada kekerasan dalam rumah tangga. Istri yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga membutuhkan dukungan sosial untuk dapat bangkit dari pengalaman buruk yang dialami. Respon istri terhadap peristiwa negatif yang dialaminya dapat menuntukan tingkat kualitas hidup yang dirasakan. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengidentifikasi karakteristik istri, karakteristik suami, karakteristik keluarga, interaksi suami-istri, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), dukungan sosial, dan kualitas hidup istri; 2) menganalisis hubungan antara interaksi suami-istri, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), dukungan sosial, dengan kualitas hidup istri; 3) menganalisis pengaruh interaksi suami-istri, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), dukungan sosial, terhadap kualitas hidup istri. Desain penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross-sectional melalui survei daring. Subjek penelitian berjumlah 100 istri korban KDRT yang dipilih dengan teknik purposive sampling di wilayah Jabodetabek. Instrumen digunakan adalah Interpersonal Behavior Scale, Frekuensi KDRT, Multidimensional Scale of Perceived Social Support, dan The World Health Organization Quality of Life yang telah di modifikasi dan melalui tahap uji coba. Data yang didapat kemudian dianalisis menggunakan uji deskriptif, uji korelasi pearson melalui SPSS, dan uji pengaruh melalui SMART-PLS. Diketahui bahwa interaksi suami istri berada pada kategori rendah. Dimensi saling cinta, kepatuhan, dan saling menghormati berada pada kategori rendah, sedangkan dimensi dominasi dan permusuhan berada pada kategori tinggi. Kekerasan dalam rumah tangga berada pada kategori tinggi. Bentuk kekerasan psikis dan seksual terkategori tinggi, dan bentuk kekerasan fisik dan ekonomi terkategori sedang. Dukungan sosial berada kategori rendah, dengan setiap dimensinya yaitu keluarga, teman atau sahabat, dan significant others terkategori rendah. Kualitas hidup istri berada pada kategori rendah, dengan hasil masing-masing dimensinya seperti fisik, psikologis, hubungan sosial, dan kondisi lingkungan terkategori rendah. Uji korelasi menunjukkan variabel interaksi suami istri dan dukungan sosial berhubungan positif signifikan dengan kualitas hidup istri. Artinya interaksi suami istri yang baik dan dukungan sosial yang optimal dapat meningkatkan kualitas hidup istri yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Uji pengaruh menggunakan SMART-PLS, yang telah dilakukan uji kecocokan terlebih dahulu melalui fit measures dengan hasil GoF >0,36 yang artinya layak untuk dipakai dalam uji penelitian. Hasil analisis SEM menunjukkan interaksi suami istri memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) (ß = -0,752***; p < 0,001), yang berarti semakin harmonis interaksi pasangan, semakin rendah tingkat kekerasan yang terjadi. KDRT terbukti berpengaruh negatif signifikan terhadap dukungan sosial (ß = -0,285**; p < 0,01), menunjukkan bahwa kekerasan yang dialami istri dapat menghambat akses dan penerimaan dukungan dari lingkungan sosial. Sebaliknya, dukungan sosial berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas hidup istri (ß = 0,545***; p < 0,001), yang menegaskan peran penting jaringan sosial dalam meningkatkan kesejahteraan korban. Selain itu, KDRT juga menunjukkan pengaruh positif signifikan terhadap kualitas hidup (ß = 0,230*; p < 0,05), yang dapat diartikan sebagai bentuk mekanisme adaptif atau resiliensi korban dalam mempertahankan kesejahteraan meskipun berada dalam situasi kekerasan. Interaksi suami istri pun terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas hidup (ß = 0,330**; p < 0,01), menguatkan bahwa relasi yang sehat menjadi faktor protektif utama bagi kesejahteraan perempuan. Artinya seluruh hipotesis dalam penelitian ini, yaitu interaksi suami istri berpengaruh terhadap kekerasan dalam rumah tangga, lalu kekerasan dalam rumah tangga berpengaruh terhadap dukungan sosial, dan masing-masing variabel berpengaruh terhadap kualitas hidup istri diterima. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka rekomendasi yang diberikan sebagai berikut: untuk istri yang mengalami kekerasan disarankan untuk meningkatkan interaksi suami istri melalui pelatihan komunikasi efektif bersama suami. Meningkatkan dukungan sosial melalui pendekatan dengan jaringan sosial ditingkat komunitas, teman atau sahabat, serta tokoh agama. Pemerinta diharapkan memperkuat layanan formal seperti penyediaan laynan konseling tanggap kekerasan, bantuan hukum, dan pusat krisis yang mudah diakses. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan metode campuran dan melibatkan perspektif pelaku.