Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/171417
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorHardinsyah-
dc.contributor.advisorPalupi, Eny-
dc.contributor.advisorSulaeman, Ahmad-
dc.contributor.authorElida, Sukma-
dc.date.accessioned2025-10-29T23:34:33Z-
dc.date.available2025-10-29T23:34:33Z-
dc.date.issued2005-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/171417-
dc.description.abstractStunting dialami oleh sekitar 148 juta anak dibawah usia lima tahun di seluruh dunia, prevalensi tertinggi berada di Asia Selatan dan Sub-Sahara Afrika (WHO dan World Bank 2023). Di Indonesia, prevalensi stunting pada tahun 2024 masih mencapai 19,8%, angka ini masih jauh dari target Sustainable Development Goals (SDGs) dimana diharapkan prevalensi stunting turun menjadi 14% pada tahun 2030 (Kementerian Kesehatan RI 2024). Aceh merupakan salah satu provinsi dengan prevalensi stunting yang tinggi di Indonesia. Berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024, prevalensi stunting di Provinsi Aceh adalah sebesar 28,6%, sementara secara spesifik, prevalensi stunting di Kabupaten Aceh Barat yang menjadi lokus penelitian ini adalah sebesar 25,6% (Kementerian Kesehatan RI 2024). Angka tersebut masih diatas angka toleransi prevalensi stunting yang ditetapkan WHO yaitu sebesar 20%. Indonesia memiliki kekayaan pangan lokal yang melimpah dan bernilai gizi tinggi yang belum sepenuhnya dimanfaatkan secara optimal dalam intervensi gizi masyarakat. Berbagai studi menunjukkan bahwa intervensi berbasis pangan lokal berpotensi besar dalam memperbaiki status gizi anak. Selain kaya gizi, pangan lokal juga memiliki nilai budaya dan keberlanjutan yang tinggi, serta lebih mudah diakses dan diterima oleh masyarakat. Pemanfaatan pangan lokal dalam program intervensi stunting perlu dilakukan, tidak hanya sebagai strategi pemenuhan kebutuhan gizi, tetapi juga sebagai bentuk pemberdayaan sumber daya dan kearifan lokal yang mendukung ketahanan pangan masyarakat. Riset terkait efikasi intervensi pangan lokal terhadap perbaikan status gizi ibu hamil KEK dan dampaknya terhadap luaran kelahiran masih sangat terbatas. Untuk itu, penelitian ini berupaya untuk memberdayakan pangan lokal berupa ikan menjadi pangan intervensi ibu hamil KEK dalam bentuk keumamah dan keripik ikan tongkol. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi daya terima, kandungan gizi serta aspek mikrobiologi dua produk berbasis ikan tongkol yaitu produk tradisional dan produk inovasi baru. Produk tradisional dalam penelitian ini adalah keumamah dalam bentuk lima jenis masakan olahan keumamah sedangkan produk inovasi baru yang dikembangkan adalah keripik ikan tongkol. Kedua jenis makanan ini diberdayakan untuk meningkatkan status gizi ibu hamil. Selanjutnya dilakukan tahapan intervensi untuk mengevaluasi pengaruh konsumsi lima jenis masakan keumamah tersebut terhadap status gizi ibu hamil. Produk keripik ikan tongkol hanya sampai tahapan pengembangan dan evaluasi daya terima, kandungan gizi dan evaluasi aspek mikrobiologi. Intervensi produk ini akan dilakukan pada penelitian selanjutnya. Pengembangan produk inovasi keripik ikan tongkol tentunya menambah kebaruan dalam disertasi ini. Penelitian ini terdiri dari tiga tahapan utama yaitu: 1) Pengolahan keumamah hingga menjadi lima jenis masakan olahan keumamah dan pengembangan produk keripik ikan tongkol.; 2) Analisis laboratorium di lab Universitas Syiah Kuala dan lab terpadu IPB University; dan 3) Tahapan intervensi konsumsi keumamah pada subyek ibu hamil KEK (150 g masakan olahan keumamah, 5 kali seminggu selama 3 bulan). Tahapan intervensi menggunakan desain penelitian one group pre post intervention. Penelitian dilakukan di dua lokasi yang berbeda, beberapa kegiatan pada tahap 1 dan tahap 2 dilakukan di laboratorium Universitas Syiah Kuala dan laboratorium terpadu IPB University. Selanjutnya penelitian tahap 3 dilakukan di wilayah Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh. Kegiatan penelitian berlangsung selama satu tahun, dimulai pada bulan Mei 2024 sampai dengan bulan Mei 2025. Berdasarkan hasil uji daya terima (hedonik), masakan olahan keumamah yang paling disukai adalah tumis keumamah. Kandungan gizi makro dalam 100 g lima jenis masakan olahan adalah air sebesar 14,20%-23,11%, abu sebesar 5,62 6,32%, protein sebesar 36,51-40,30%, lemak sebesar 8,38-27,39%, karbohidrat sebesar 29,07-44,44% dan serat sebesar 1,38-4,19%. Kandungan mineral dalam 100 g lima jenis masakan olahan adalah Fe sebesar 18,99-29,11 mg, Zn sebesar 2,89-13,37 mg dan Ca sebesar 75,25-220 mg. Kandungan asam amino dalam 100 g lima jenis masakan olahan keumamah adalah leucine sebesar 0,47-2,10 g, lysine sebesar 0,38-1,93 g, histidine sebesar 0,33-1,14 g, threonine sebesar 0,16-1,17 g, valine sebesar 0,13-1,45 g, tryptophan sebesar 0,06-0,11 g, methionine+cystine sebesar 0,16-0,11 g dan phenylalanine+tyrosine sebesar 0,38-2,01 g. Asam amino pembatas pada semua jenis masakan adalah tryptophan dan jenis masakan yang memiliki SAA paling baik adalah tumis keumamah. Semua jenis masakan olahan keumamah juga yang digunakan dalam penelitian ini bebas dari bakteri patogen sehingga aman dikonsumsi ibu hamil. Berdasarkan hasil uji daya terima (hedonik), produk keripik ikan tongkol yang paling disukai adalah FT25. Kandungan gizi makro dalam 100 g keripik ikan tongkol FT25 adalah kadar air sebesar 4,32%, kadar abu sebesar 3,63%, protein sebesar 31,55%, lemak sebesar 18,34%, karbohidrat sebesar 42,16% dan serat sebesar 6,97%. Kandungan mineral dalam 100 g keripik ikan tongkol adalah Fe sebesar 17,36 mg, Zn sebesar 6,64 mg dan Ca sebesar 297,26 mg. Kandungan asam amino dalam 100 g keripik ikan tongkol adalah leucine sebesar 2,74 g, lysine sebesar 3,51 g, histidine sebesar 2,74 g, threonine sebesar 1,58 g, valine sebesar 1,90 g, tryptophan sebesar 0,16 g, methionine+cystine sebesar 1,19 g dan phenylalanine+tyrosine sebesar 3,27 g. Asam amino pembatas pada semua formula keripik ikan tongkol adalah tryptophan dan formula yang memiliki SAA paling baik adalah FT5. Semua formula keripik ikan tongkol juga bebas dari bakteri patogen sehingga aman dikonsumsi ibu hamil. Berdasarkan hasil uji wilcoxon dapat disimpulkan bahwa konsumsi 150 g masakan olahan keumamah seminggu 5 kali selama kurang lebih 3 bulan pada subyek penelitian yaitu ibu hamil KEK trimester kedua (20-28 minggu) dapat meningkatkan LiLA dan kadar Hb mereka secara signifikan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa bayi yang dilahirkan oleh subyek memiliki rata-rata berat badan, panjang badan, lingkar kepala dan score apgar normal.-
dc.description.sponsorshipnull-
dc.language.isoid-
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleEfikasi Keumamah untuk Meningkatkan Status Gizi Ibu Hamil Kurang Energi Kronis dan Bayi Lahir dalam Upaya Mencegah Stuntingid
dc.title.alternativenull-
dc.typeDisertasi-
dc.subject.keywordIbu Hamilid
dc.subject.keywordikan tongkolid
dc.subject.keywordkeumamahid
dc.subject.keywordkeripik ikan tongkolid
dc.subject.keywordstatus giziid
dc.subject.keywordstuntingid
Appears in Collections:DT - Human Ecology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
cover_I1604211020_8d90d554e4ca4aaca2f0ada21130e14a.pdfCover5.17 MBAdobe PDFView/Open
fulltext_I1604211020_ea5a18b42f6f43acba3a01101025b89b.pdf
  Restricted Access
Fulltext2.59 MBAdobe PDFView/Open
lampiran_I1604211020_df2a2d9e04b84ab49a596094f3b9b8eb.pdf
  Restricted Access
Lampiran2.53 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.