Keanekaragaman Vegetasi, Cadangan Karbon, dan Cita Rasa Kopi pada Sistem Agroforestri di Kebun Bangelan, Jawa Timur

Abstract

Indonesia menjadi negara urutan ketiga sebagai eksportir kopi terbesar dengan pangsa pasar 7%. Kopi di Indonesia banyak dibudidayakan melalui sistem agroforestri. Sistem agroforestri merupakan sistem optimalisasi penggunaan lahan yang mengombinasikan tumbuhan berkayu dengan tanaman pertanian, ternak, dan pada satu unit lahan yang sama, baik pada waktu yang bersaman ataupun secara bergiliran, sehingga terbentuk interaksi antar komponen. Sistem agroforestri memberikan kontribusi signifikan terhadap cadangan karbon melalui akumulasi biomassa pohon penaung dan tanaman kopi, serta peningkatan kandungan karbon tanah dari serasah organik. Penelitian terkait membandingkan potensi carbon stock dan tingkat keanekaragaman hayati pada berbagai kombinasi spesies pohon penaung dalam sistem agroforestri kopi masih sangat terbatas, terutama untuk wilayah Jawa Timur. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis keanekaragaman vegetasi, menduga cadangan karbon, dan menganalisis pengaruh pola tanam agroforestri terhadap cita rasa kopi. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Bangelan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah stratified purposive sampling, berdasarkan kriteria adanya sistem agroforestri kopi yang diterapkan. Sebanyak 27 plot (1,08 ha) dibangun dengan ukuran 20 m x 20 m pada berbagai periode tanam kopi Robusta di Perkebunan Bangelan. Uji cupping digunakan sebanyak 500 g bubuk kopi medium dan mason all size mason yang telah disangrai hingga tingkat sangrai medium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kombinasi tanaman yang dominan sistem agroforestri di Perkebunan Bangelan adalah campuran kopi Robusta (Coffea canephora) dengan sengon (Falcataria falcata), jabon (Neolamarckia cadamba), dan lamtoro (Leucaena leucocephala). Rata-rata produksi kopi Kebun Bangelan pada tahun 2023 sebesar 6,9 ton/ha dengan total produksi 27,8 ton. Rata-rata suhu iklim mikro di Kebun Bangelan adalah 28,4?, serta kelembapan 53,4% dan intensitas cahaya sebesar 3469,6 lux. Nilai tersebut berada di atas batas optimum untuk kopi Robusta namun masih dapat ditoleransi oleh tanaman. Spesies dominan untuk semua kelas adalah lamtoro dan kopi Robusta. Rata-rata stok karbon pada areal penelitian sebesar 21,86 ton/ha, dan total stok karbon sebesar 196,74 ton. Total stok karbon tertinggi adalah 29,24 ton, yang ditemukan pada tahun tanam 1935. Pola tanam agroforestri kopi Robusta, lamtoro, sengon, dan jabon menghasilkan keanekaragaman dan cadangan karbon tertinggi, sedangkan pola tanam agroforestri kopi Robusta dengan lamtoro dapat meningkatkan kualitas kopi yang berpengaruh terhadap cita rasa kopi yang dihasilkan. Sistem agroforestri kopi Robusta berkontribusi terhadap mitigasi perubahan iklim melalui cadangan karbon dan peningkatan biodiversitas, serta meningkatkan kualitas kopi Robusta.