Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/171390| Title: | Disertasi_S3 C4603211005_Ronald Sullivan Abraham Posundu |
| Other Titles: | |
| Authors: | Nurani, Tri Wiji Mulyono Solihin, Iin Mustaruddin Posundu, Ronald Sullivan Abraham |
| Issue Date: | 2025 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Ikan tuna merupakan komoditas strategis perikanan Indonesia yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan permintaan global yang terus meningkat, terutama di negara Jepang sebagai pasar utama untuk komoditi ikan tuna segar. Provinsi Sulawesi Utara (SULUT), khususnya Kota Bitung menjadi sentra produksi tuna dengan kontribusi signifikan terhadap ekspor nasional. Pada tahun 2020 pemerintah daerah (PEMDA) SULUT membuat terobosan kebijakan sektor perikanan tuna yaitu ekspor langsung ikan tuna segar dari Manado tujuan Jepang. Kebijakan tersebut sebagai upaya meningkatkan daya saing produk perikanan tuna Sulawesi Utara dan mendukung pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi COVID-19. Namun, implementasi kebijakan ekspor langsung tidak berjalan sesuai harapan. Target minimal sebesar 20 ton per pengiriman setiap minggu atau 80 ton per bulan (empat kali pengiriman) tidak konsisten tercapai. Bahkan setelah target diturunkan menjadi 3 ton per pengiriman dalam seminggu, capaian volume ekspor tetap tidak stabil dan sering kali jauh di bawah target. Kondisi ini berdampak pada tidak optimalnya kegiatan ekspor langsung dan beberapa kali harus berhenti beroperasi. Penyebabnya adalah terbatasnya pasokan bahan baku tuna segar yang memenuhi standar mutu pasar Jepang. Selain itu, hanya sekitar 7 unit pengolahan ikan (UPI) dari 45 UPI yang berpartisipasi dalam ekspor langsung. Sedangkan yang lain fokus pada usaha pengalengan ikan, yang dapat menggunakan bahan baku ikan tuna dengan berbagai klasifikasi mutu. Berdasarkan kondisi yang diuraikan, ketidakmampuan memenuhi target berpotensi mengancam keberlanjutan ekspor langsung tuna ke Jepang, karena itu diperlukan strategi yang dapat memberikan solusi dalam penyelesaian masalah. Kebijakan ekspor langsung ikan tuna tujuan Jepang memiliki persoalan yang kompleks, maka pendekatan yang digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan menggunakan pendekatan sistem. Penelitian ini bertujuan: (1) mengidentifikasi variabel penting dalam sistem stabilisasi suplai ikan tuna untuk ekspor langsung dari Manado tujuan Jepang; (2) membuat desain model stabilisasi suplai ikan tuna untuk ekspor langsung dari Manado tujuan Jepang; dan (3) Merumuskan strategi untuk implementasi model stabilisasi suplai ikan tuna untuk ekspor langsung dari Manado tujuan Jepang. Metode penelitian menggunakan pendekatan sistem. Pendekatan sistem digunakan dalam penelitian ini untuk membangun model stabilisasi suplai ikan tuna sebagai strategi untuk memenuhi target ekspor langsung dari Manado tujuan Jepang. Pendekatan sistem melalui beberapa tahap yaitu: (1) analisis sistem, (2) pemodelan sistem, dan (3) implementasi sistem. Pada tahap analisis sistem, dilakukan identifikasi pelaku sistem dan kebutuhanannya, formulasi masalah, identifikasi sistem yang digambarkan dalam diagram sebab akibat (causal loop), diagram input output, dan rekayasa awal model yang juga digambarkan melalui diagram struktur sistem. Pemahaman awal sistem, dilakukan terhadap 4 aspek utama: sumber daya ikan (SDI) tuna, teknologi dan sosial ekonomi, persyaratan pasar, dan tata kelola. Metode pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi dan wawancara masing-masing perwakilan instansi pemerintah yaitu Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bitung, Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan (BPPMHKP) Manado, Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah (DKPD) Provinsi Sulawesi Utara, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Provinsi Sulawesi Utara, perusahaan sebagai eksportir, dan nahkoda unit penangkapan handline dan longline dari berbagai ukuran kapal. Analisis yang digunakan berdasarkan masing-masing tujuan yaitu, untuk menjawab tujuan satu menggunakan analisis deskriptif dan analisis sistem. Tujuan dua yaitu pemodelan sistem, dan tujuan ketiga untuk mengimplementasikan model menggunakan analisis interpretative structural modelling (ISM) . Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kunci yang membentuk sistem stabilisasi suplai ikan tuna untuk ekspor langsung dari Manado ke Jepang mencakup empat subsistem: SDI, teknologi dan sosial ekonomi, persyaratan pasar, serta tata kelola. Berdasarkan kajian sistem ditemukan masalah pada keempat aspek tersebut. Pada aspek sumber daya ikan, penurunan produksi tuna di Laut Maluku mengindikasikan penangkapan berlebih, sedangkan potensi tuna di Laut Sulawesi masih belum dimanfaatkan secara optimal. Aspek teknologi dan sosial ekonomi, rendahnya penerapan CPIB, ketidaksesuaian fasilitas penyimpanan, sanitasi yang buruk, serta rendahnya kesadaran dan keterampilan nelayan dan ABK menyebabkan kemunduran mutu ikan. Aspek persyaratan pasar, ketidakcukupan pasokan tuna berkualitas menyulitkan eksportir memenuhi permintaan importir Jepang. Aspek tata kelola, penetapan target ekspor 3 ton per pengiriman setiap minggu tidak berbasis perencanaan terukur karena tidak memperhitungkan ketersediaan stok tuna sesuai standar ekspor dan kebutuhan pabrik pengolahan lain, sehingga kebijakan menjadi kurang efisien dan menimbulkan kendala operasional. Berdasarkan formulasi masalah, maka dibuat model stabilisasi suplai ikan tuna sebagai strategi untuk memenuhi target ekspor langsung dari Manado tujuan Jepang, dengan mengintegrasikan submodel SDI, submodel teknologi dan sosial ekonomi, submodel persyaratan pasar, dan submodel tata kelola. Kebijakan stabilisasi yang diusulkan meliputi: (1) memperbaiki tata kelola sejak tahap perencanaan dan perumusan kebijakan yang adaptif, responsif, dan berbasis regulasi; (2) mengoptimalkan produksi tuna dari Laut Maluku (WPP 715) dan Laut Sulawesi (WPP 716) dengan menjaga keberlanjutan stok di Laut Maluku, menambah sekitar 140 kapal longline, dan memperluas rantai pasok dari Provinsi Gorontalo; (3) menjaga keberlanjutan SDI dengan memindahkan operasi handline dan longline dari Laut Maluku (WPP 715) ke Laut Sulawesi sesuai tren penurunan stok, serta menambah kapal longline di WPP 716 secara bertahap mengikuti status stok dan batas JTB yang ditetapkan pemerintah; (4) meningkatkan mutu ikan sesuai standar CPIB pada Permen KP No. 7/2019 melalui perbaikan penanganan, penyimpanan, dan pembongkaran; (5) meningkatkan keterampilan nelayan dalam penerapan CPIB; (6) mendorong minat usaha untuk ekspor langsung ke Jepang dan kepemilikan unit penangkapan; dan (7) mendiversifikasi pasar ekspor di Jepang, tidak hanya ke Tokyo tetapi juga ke wilayah Osaka dan Nagoya, untuk meningkatkan daya saing perikanan tuna Sulawesi Utara. Strategi implementasi model meliputi tujuh elemen yaitu (1) sektor masyarakat yang terpengaruh dengan elemen kunci nelayan/ABK; (2) elemen kebutuhan yang diperlukan untuk terlaksanannya implementasi model dengan elemen kunci ketersediaan sumber daya ikan tuna kualitas ekspor; (3) elemen hambatan utama dengan elemen kunci perubahan kebijakan pemerintah, kesulitan modal usaha, dan kurangnya fasilitas CPIB; (4) elemen tujuan utama implementasi model dengan elemen kunci menyediakan ikan tuna berkualitas dan meningkatkan daya saing tuna; (5) elemen tolok ukur keberhasilan implementasi model dengan elemen kunci keberlanjutan SDI tuna, peningkatan volume ekspor, dan peningkatan pendapatan pelaku usaha; (6) elemen aktivitas dengan elemen kunci melakukan pelatihan dan pendampingan CPIB; (7) elemen lembaga yang terlibat dalam implementasi model yaitu pihak Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bitung dan Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan (BPPMHKP) Manado. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/171390 |
| Appears in Collections: | DT - Fisheries |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| cover_C4603211005_c0783ba647114c128650cdbdf64a4507.pdf | Cover | 1.35 MB | Adobe PDF | View/Open |
| fulltext_C4603211005_c4ba56d69e004b89b60499b52f8fe7b8.pdf Restricted Access | Fulltext | 3.78 MB | Adobe PDF | View/Open |
| lampiran_C4603211005_97cfcdd91ae241d2a74f5effa4f9fb68.pdf Restricted Access | Lampiran | 340.34 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.