Evaluasi Penambahan Wafer Suplemen Mengandung Prill Fat Pada Domba Yang Diberi Pakan Komplit

Abstract

Produksi domba di Indonesia terus menurun seiring keterbatasan ketersediaan hijauan akibat perubahan iklim dan alih fungsi lahan. Pakan komplit yang digunakan peternak umumnya tinggi pati dan gula sehingga berisiko menimbulkan gangguan fermentasi rumen. Prill fat sebagai produk pengolahan industri sawit, berpotensi menjadi sumber energi alternatif yang lebih efisien. Namun, penambahan prill fat secara secara langsung kurang efisien karena mudah tercecer dan terbuang saat pemberian, sehingga perlu diolah menjadi wafer suplemen agar lebih mudah diaplikasikan dan pemanfaatannya optimal. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pengaruh penambahan wafer suplemen mengandung prill fat pada domba yang diberi pakan komplit secara in vitro dan in vivo. Penelitian ini dilaksanakan pada Juli–Desember 2024 dalam dua tahap, yaitu in vitro dan in vivo. Tahap in vitro bertujuan menilai efektivitas penambahan wafer suplemen mengandung prill fat terhadap pengukuran pH, konsentrasi volatile fatty acid (VFA) dan NH3, serta koefisien cerna bahan kering (KCBK) dan bahan organik (KCBO). Tahap in vivo melibatkan 20 ekor domba jantan yang dibagi ke dalam empat perlakuan (P0: pakan komplit; P1: pakan komplit + 50 g wafer; P2: pakan komplit + 100 g wafer; P3: pakan komplit + 150 g wafer) menggunakan rancangan acak kelompok (RAK). Pengujian in vivo difokuskan pada status fisiologis, performa pertumbuhan, konsumsi dan efisiensi pakan, serta Income Over Feed Cost (IOFC). Data yang diperoleh dianalisis dengan ANOVA dan dilanjutkan uji lanjut menggunakan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Hasil uji in vitro menunjukkan bahwa penambahan wafer suplemen mengandung prill fat meningkatkan konsentrasi NH3 (dari 11,80 menjadi 16,48 mM) dan total VFA (dari 82,38 menjadi 147,55 mM), dengan pH rumen tetap berada dalam kisaran optimal (6,89–6,97). Kecernaan bahan kering dan bahan organik juga meningkat secara signifikan yang menandakan peningkatan efisiensi fermentasi rumen. Sementara itu, hasil uji in vivo menunjukkan bahwa penambahan wafer tidak memberikan pengaruh nyata terhadap parameter fisiologis dan konsumsi nutrien. Perlakuan 50 g ekor-1hari-1 (P1) memberikan hasil terbaik dengan pertambahan bobot badan harian (PBBH) sebesar 202,14 g ekor-1hari-1, efisiensi pakan 20,89%, dan nilai IOFC sebesar Rp333.177. Pada aspek uji in vitro fermentabilitas rumen meningkat seiring dengan penambahan wafer suplemen, yang ditunjukkan oleh kenaikan konsentrasi amonia (NH3) dan asam lemak volatil (VFA) dengan pH rumen yang tetap berada dalam kisaran optimal. Nilai kecernaan bahan kering (KcBK) dan bahan organik (KcBO) juga meningkat secara signifikan. Pada uji in vivo, suplementasi wafer prill fat sebanyak 50 g ekor-1hari-1 memberikan hasil terbaik dengan peningkatan performa pertumbuhan, efisiensi pakan, serta keuntungan ekonomi tanpa mengganggu keseimbangan fisiologis maupun fermentasi rumen.