Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/171190
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorKusmana, Cecep-
dc.contributor.advisorHariyadi, Sigid-
dc.contributor.advisorNurilmala, Mala-
dc.contributor.advisorKrisanti, Majariana-
dc.contributor.authorEkamaida-
dc.date.accessioned2025-09-29T01:52:08Z-
dc.date.available2025-09-29T01:52:08Z-
dc.date.issued2025-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/171190-
dc.description.abstractEKAMAIDA. Strategi Pengelolaan habitat tiram (Saccostrea) Berkelanjutan di Perairan Krueng Cunda Kota Lhokseumawe Dibimbing oleh CECEP KUSMANA, SIGID HARIYADI, MALA NURILMALA, MAJARIANA KRISANTI. Salah satu hasil laut Indonesia golongan bivalvia yang sangat digemari oleh masyarakat luas adalah tiram atau dalam bahasa Aceh disebut "tirom" dan dalam bahasa Inggris disebut oyster (Handayani et al. 2018). Tiram merupakan salah satu komoditi ekonomis di Provinsi Aceh sebagai penambah cita rasa makanan khas Aceh yaitu mie Aceh. Tiram adalah makanan dari hewan laut yang sangat lezat; kandungan air, protein, lemak, karbohidrat dan abu di dalam tubuhnya mencapai 82,64%, 9,41%, 3,25%, 3,20% dan 1,01%, kemudian di dalam tubuh tiram juga terdapat unsur-unsur makro-mineral dan trace element yang tinggi terutama selenium (Asha et al. 2014; Idris, 2006; Octavina et al. 2014). Berdasarkan kondisi tersebut, secara umum penelitian bertujuan untuk merumuskan strategi pengelolaan habitat tiram yang berkelanjutan di perairan Krueng Cunda Kota Lhokseumawe dengan tahapan penelitian menganalisa kondisi eksisting biofisik lingkungan tiram, menganalisa bioekologi tiram bioekologi tiram dan kandungan nutrisi serta keamanan konsumsi tiram. Menentukan status keberlanjutan pengelolaan habitat tiram di perairan Krueng Cunda mengidentifikasi peran stakeholder dalam mendukung pengelolaan habitat tiram berkelanjutan di perairan Krueng Cunda dan merancang strategi pengelolaan habitat tiram yang berkelanjutan di perairan Krueng Cunda. Penelitian tahap pertama bertujuan untuk menganalisa kondisi eksisting biofisik habitat tiram di perairan Krueng Cunda Kota Lhokseumawe. Penelitian menggunakan metode deskriptif untuk kondisi lingkungan perairan Krueng Cunda berdasarkan baku mutu PP Nomor 22 Tahun 2021 pada Lampiran VIII, analisis dan kandungan logam berat pada air, sedimen dan tiram menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). Selanjutnya perbandingan konsentrasi logam berat di perairan, sedimen dan biota dianalisis dengan mengunakan Nilai Bioconcentration Factor (BCF) serta analisis vegetasi mangrove. Hasil yang diperoleh dari kondisi biofisik lingkungan tiram Kota Lhokseumawe untuk kondisi perairan berdasarkan sifat fisik dan kimia mendukung pertumbuhan tiram. Konsentrasi Pb dalam jaringan tiram terdeteksi hampir di seluruh stasiun dalam nilai masih dibawah baku mutu menurut (SNI 7387:2009) yaitu < 1,5 mg/kg. Distribusi kerapatan mangrove di perairan Krueng Cunda Kota Lhokseumawe memiliki pola penyebaran yang juga hampir sama dengan penyebaran kepadatan tiram. Penelitian tahap kedua bertujuan untuk menganalisis data biologi dan ekologi tiram di perairan Krueng Cunda Kota Lhokseumawe. Penelitian ini melihat struktur biologi tiram meliputi: Kepadatan dan Lebar Relung, Indeks Kondisi, Struktur Demografi, Variasi Morfometrik, Indeks Kondisi, selanjutnya Karakteristik – Keterkaitan Kondisi Tiram dan kondisi Lingkungan Perairan dianalisis dengan statistik multivariat Principal Component (PCA) berdasarkan hubungan data yang kompleks antara data ekologi dan biologi. Berdasarkan analisis Struktur Biologi Tiram diperoleh hasil Kepadatan tiram di lokasi penelitian menunjukkan tingkat kepadatan sedang hingga rendah, dengan kisaran antara 0,80 hingga 25,87 individu/m². Lebar Relung Ekologis: Tiram tergolong spesies generalis, dengan nilai lebar relung > 6,5. Indeks Kondisi: Secara umum, tiram tergolong dalam kondisi kurus, dengan rata-rata indeks kondisi berkisar antara 27,03% hingga 40,09%. Struktur Demografi: Populasi tiram didominasi oleh satu kelompok umur, menunjukkan tidak adanya keberlanjutan generasi. Variasi Morfometrik: Terdapat ketidakteraturan dalam bentuk dan ukuran tubuh tiram yang diamati. Hubungan antara kondisi biologis tiram dan kondisi lingkungan perairan dianalisis menggunakan metode statistik multivariat Principal Component Analysis (PCA). Hasil analisis menunjukkan (i) Salinitas memiliki hubungan positif yang kuat dengan kepadatan dan indeks kondisi tiram. Semakin tinggi salinitas, maka semakin baik kondisi dan kepadatan tiram. (ii) Kecerahan perairan memiliki pengaruh negatif terhadap kepadatan dan indeks kondisi tiram. Semakin cerah perairan, maka kepadatan dan kondisi tiram (S. cucullata) cenderung menurun. Penelitian tahap ketiga bertujuan untuk menentukan status keberlanjutan pengelolaan habitat tiram di perairan Krueng Cunda Penelitian ini menggunakan analisis metode Multidimensional Scaling (MDS). Hasil analisis menunjukkan hasil dimensi ekonomi, ekologi dan sosial berada pada status cukup berkelanjutan dengan rata-rata nilai indeks >50 %sedangkan dari dimensi kelembagaan dan teknologi nilai indeks < 50 dengan status kurang berkelanjutan (less sustainable). Adapun atribut kunci sebagai daya ungkit untuk meningkatkan status dimensi yang kurang berkelanjutan adalah struktur demografi, subsidi pemerintah, lembaga non-formal, tingkat pendidikan dan presale processing. Penelitian tahap keempat bertujuan untuk mengidentifikasi peran stakeholder dalam mendukung pengelolaan habitat tiram berkelanjutan di perairan Krueng Cunda. Analisis stakeholder, dilakukan menggunakan Interpretative Structural Modelling (ISM). Hasil yang diperoleh dari analisis ISM adalah aktor kunci yang memiliki peran utama dalam pengelolaan habitat tiram secara berkelanjutan dibagi menjadi dua tataran yaitu regulator yang terdiri dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Lhokseumawe, Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Lhokseumawe serta akademisi. dan aktor utama praktisi. Sementara untuk tataran aktor utama praktisi terdiri dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Dinas Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda). Penelitian tahap kelima bertujuan merancang strategi pengelolaan habitat tiram yang berkelanjutan di perairan Krueng Cunda. Tahap awal data diperoleh dari hasil analisis skala likert untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar sosial ekonomi masyarakat. Tahapan selanjutnya dilakukan dengan analisis deskriptif menggunakan metode Force Field Analysis (FFA). Berdasarkan analisis tersebut diperoleh hasil sebagai berikut : (i) Nilai total faktor pendorong 16,8116 lebih besar dari nilai total faktor penghambat yaitu 13,8053 hal ini mengindikasikan bahwa pengembangan berada ke arah positif yang artinya pengelolaan habitat tiram secara berkelanjutan memiliki potensi yang prospektif untuk dikembangkan (ii) Adapun strategi yang dapat diajukan antara lain: (1) Memperbaiki dan memelihara kondisi ekologis melalui pengendalian pencemaran dan konservasi mangrove, (2) meningkatkan ketrampilan “pembudidayaan” melalui pelatihan, (3) meningkatkan nilai tambah produk (inovasi produk olahan, kemasan), dan (4) menciptakan destinasi kuliner dan/atau ekowisata terkait produk tiram.-
dc.description.sponsorshipLembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan Republik Indonesia-
dc.language.isoid-
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleStrategi Pengelolaan Habitat Tiram (Saccostrea) Berkelanjutan Diperairan Krueng Cunda Kota Lhokseumaweid
dc.title.alternativeOyster Habitat Management Strategy (Saccostrea) Sustainable in the Waters of Krueng Cunda, Lhokseumawe-
dc.typeDisertasi-
dc.subject.keywordfilter feederid
dc.subject.keywordLogam beratid
dc.subject.keywordBioekologiid
dc.subject.keywordkondisi eksistingid
dc.subject.keywordstakeholderid
Appears in Collections:DT - Multidiciplinary Program

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
cover_P0602201007_4184b2cf92ba479aa5d4b63aa7336d7e.pdfCover601.23 kBAdobe PDFView/Open
fulltext_P0602201007_4052ff6a09914429bdca0305ee53485b.pdf
  Restricted Access
Fulltext5.06 MBAdobe PDFView/Open
lampiran_P0602201007_0512a5d1a39a4bbfb8201889104072fc.pdf
  Restricted Access
Lampiran769.19 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.