Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/171184
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorWinoto, Joyo-
dc.contributor.advisorAchsani, Noer Azam-
dc.contributor.advisorSunito, Satyawan-
dc.contributor.advisorPanuju, Dyah Retno-
dc.contributor.authorPalupiningrum, Agustina Widi-
dc.date.accessioned2025-09-28T23:59:45Z-
dc.date.available2025-09-28T23:59:45Z-
dc.date.issued2025-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/171184-
dc.description.abstractAGUSTINA WIDI PALUPININGRUM. Social Enterprise Movement: Sebuah Konstruksi Sosial Baru untuk Pengembangan Social Enterprise secara Berkelanjutan. Dibimbing oleh JOYO WINOTO, NOER AZAM ACHSANI, SATYAWAN SUNITO dan DYAH RETNO PANUJU. Penelitian ini dilatarbelakangi dua permasalahan mendasar yang dihadapi oleh Social Enterprise (SE), yaitu permasalahan ontologi dan epistemologi. Permasalahan ontologi diindikasikan dengan ketidakjelasan atas konsepsi SE, dimana SE memiliki ragam konsepsi, tidak memiliki definisi universal dan erat dipengaruhi oleh ragam aliran pemikiran, konteks, ideologi dan praktiknya. Permasalahan epistemologi ditunjukkan dengan ketiadaan metode pengembangan khusus bagi SE. Kedua permasalahan tersebut menjadikan SE yang seharusnya memiliki potensi besar untuk berkembang mencapai nilai-nilai sosial dan nilai-nilai ekonomi menjadi tidak signifikan. Penelitian ini mengusulkan suatu pendekatan pengembangan SE dengan memanfaatkan konsepsi Social Movement (SM) yang selama ini telah berkembang dengan baik dan memiliki kekuatan yang besar dalam mencapai tujuan sosialnya, yaitu dengan menjadikan SE sebagai gerakan sosial atas SE atau pada penelitian ini dinamakan sebagai Social Enterprise Movement (SEM). Namun demikian, pemanfaatan konsepsi SM tidak serta merta dapat langsung diterapkan pada SE karena adanya ragam mekanisme pengembangan yang tidak senantiasa relevan untuk SE—epistemological problem SM. Berdasarkan kondisi tersebut, penelitian ini mengidentifikasi adanya celah dalam kajian akademik yang belum secara sistematis menjelaskan bagaimana SEM dapat dibangun sebagai suatu pendekatan pengembangan SE yang berkelanjutan. Kajian sebelumnya cenderung terfragmentasi, baik dalam aspek teoretis maupun implementatif, sehingga belum mampu memberikan kerangka yang kokoh dalam memahami dinamika gerakan SE. Untuk mengisi gap tersebut, penelitian ini menetapkan lima tujuan. Pertama, ingin mengembangkan suatu konstruksi sosial baru atau pemaknaan kembali atas SE sehingga dapat menjadi acuan pengembangannya. Kedua, merumuskan suatu konstruksi sosial atas teori dan pendekatan SM yang sesuai untuk menjadi dasar pengembangan SE secara kolektif. Ketiga, merancang konstruksi gerakan sosial atas SE sebagai dasar pengembangan SE secara berkelanjutan. Keempat, mengidentifikasi dan mengembangkan keragaman karakteristik dan bentuk (tipologi) gerakan sosial atas SE. Terakhir, merancang strategi pengembangan SE berdasarkan ragam karakteristik gerakan sosial atas SE. Untuk menjawab tujuan tujuan penelitian, desain penelitian dirancang secara kualitatif dan mengiterasikan pendekatan induktif dan deduktif. Untuk menjawab tujuan 1, 2 dan 3, pendekatan induktif dilakukan dengan melihat data dan fakta empiris di lapangan, baik yang mewujud dalam literatur-literatur ilmiah terkait SE, SM dan SEM yang ada pada pangkalan data scopus yang dijaring dengan pendekatan integrative literature review, maupun dalam bentuk pengalaman empiris para pelaku SE, SM dan SEM yang dikumpulkan melalui proses wawancara mendalam. Penelitian ini menggunakan pendekatan Grounded Theory (Charmaz, 2006) dengan melibatkan 25 responden kunci dari berbagai tipe pelaku SE dan aktivis SM, serta 8 expert. Proses analisis dilakukan melalui tiga tahap v utama: open coding, axial coding, dan selective coding, disertai dengan metode constant comparative dan theoretical sampling hingga mencapai kejenuhan data (theoretical saturation). Pendekatan deduktif dilakukan dengan memilih teori-teori utama atas SM yang dapat dijadikan basis acuan pengembangan bagi SEM. Kontruksi sosial baru atas SE, SM dan SEM dilakukan dengan mengkomparasikan temuan literatur dan field study, melakukan analisis kritis, mencari perbedaan pandangan dan titik temu antar teori serta membangun konstruksi baru dengan pendekatan knowledge from knowledge (Borges 2015). Temuan tujuan 1 dan 2 menjadi basis utama dalam membangun konstruksi sosial SEM pada tujuan 3. Untuk menjawab tujuan ke-4, penelitian ini melakukan proses iterasi dan inferensi dari dua pendekatan—pemikrian dan fakta empiris di lapangan dengan memanfaatkan konstruksi sosial atas SEM yang telah dibangun sebelumnya. Untuk menjawab tujuan ke-5 penelitian ini memanfaatkan analisis lingkungan eksternal dengan pendekatan STEEPLE analisys. Adapun faktor yang dianalisis meliputi faktor Sosial, Teknologi, Ekonomi, Lingkungan, Politik, Legal, dan Etika, yang menghasilkan ragam kebutuhan pengembangan SEM. Selanjutnya, penelitian ini juga melakukan analisis lingkungan internal dengan mengidentifikasi berbagai kekuatan yang dimiliki SEM, utamanya pada tipe-tipe SEM yang influential. Strategi pengembangan SEM secara general dirancang dengan mencocokkan kebutuhan dan kekuatan yang dimiliki oleh SEM. Penelitian ini telah menghasilkan beberapa temuan yang masing-masing menjawab tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Penelitian ini telah merekonstruksi kembali pemaknaan SE menjadi meaningful SE sebagai kelembagaan ekonomi untuk mencipatakan nilai ekonomi dan sosial secara berkelanjutan melalui mekanisme pasar dan non-pasar (secara proporsional) sesuai jenis, cakupan dan orientasi usaha. Serangkaian tahapan penelitian telah berhasil menyeleksi konsepsi SM yang sesuai dengan konsepsi SE dan merekonstruksikannya kembali menjadi meaningful SM yang dimaknai sebagai aksi kolektif masyarakat berdasarkan nilai dan/atau kepentingan bersama dalam mewujudkan perubahan sosial yang diharapkan. Penelitian ini juga mengembangkan suatu tipe pendekatan Social Enterprise Movement (SEM) yang memberikan jalan dan koridor bagi berkembangnya SE agar mencapai nilai-nilai sosial yang lebih berkelanjutan. Konsepsi SEM dibangun atas meaningful SE dan meaningful SM sebagai aksi kolektif antar SE dan/atau pelaku SE yang berdasarkan prinsip atau nilai yang disepakati untuk mewujudkan perkembangan SE dan perubahan sosial yang diharapkan bersama. Pemaknaan SEM tersebut membuka ruang eksplorasi yang luas dan menghasilkan 55 dasar klasifikasi yang menjadi dasar pengembangan 30 tipe SEM. Terakhir, dirancang lima strategi utama pengembangan SEM, yaitu (1) penguatan fondasi dan identitas kolektif, (2) konsolidasi dampak dan keberlanjutan, (3) ruang temu inisiatif kebijakan, (4) amplifikasi narasi SEM, dan (5) interkonektivitas regional-global.-
dc.description.sponsorshipnull-
dc.language.isoid-
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleSocial Enterprise Movement: Sebuah Konstruksi Sosial Baru untuk Pengembangan Social Enterprise secara Berkelanjutanid
dc.title.alternativeSocial Enterprise Movement: A New Social Construction for Sustainable Social Enterprise Development-
dc.typeDisertasi-
dc.subject.keywordKonstruksi Sosialid
dc.subject.keywordsocial enterpriseid
dc.subject.keywordSocial Movementid
dc.subject.keywordSocial Enterprise Movementid
dc.subject.keywordstrategi pengembanganid
Appears in Collections:DT - Business

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
cover_K1601212006_3617ddcf0ecf4416bb99d7582f621caa.pdfCover944.67 kBAdobe PDFView/Open
fulltext_K1601212006_583ab86880844277bf9fa78cb1875cd7.pdf
  Restricted Access
Fulltext3.42 MBAdobe PDFView/Open
lampiran_K1601212006_b1e730816b5c407aa97b762f505d08bc.pdf
  Restricted Access
Lampiran398.17 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.