Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/171183
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorWinoto, Joyo-
dc.contributor.advisorAchsani, Noer Azam-
dc.contributor.advisorSuprehatin-
dc.contributor.authorDewi, Desi Elvera-
dc.date.accessioned2025-09-28T23:57:42Z-
dc.date.available2025-09-28T23:57:42Z-
dc.date.issued2025-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/171183-
dc.description.abstractDESI ELVERA DEWI. Transformasi Pendidikan untuk Keberlanjutan guna Memperkuat Kesadaran atas Meaningful Sustainability dan Business-Sustainability Embeddedness. Dibimbing oleh JOYO WINOTO, NOER AZAM ACHSANI, SUPREHATIN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan terhadap peradaban manusia yang menghadapi krisis lingkungan, ekonomi, dan sosial yang mendesak untuk dilakukan tindakan transformasional. Krisis tersebut menuntut analisis mendalam terhadap nilai-nilai yang mendasari keberlanjutan, yang tidak hanya bersifat material, tetapi juga berkaitan dengan perubahan kesadaran manusia. Pendidikan memiliki peran strategis dalam mendorong perubahan paradigma menuju keberlanjutan. Namun, pendidikan konvensional cenderung mendukung paradigma ekonomi dominan berbasis pertumbuhan, tanpa cukup memperhatikan dimensi etika dan ekologis yang lebih mendalam. Oleh karena itu, pendidikan perlu bertransformasi menjadi penggerak utama yang tidak hanya mengatasi masalah lingkungan, tetapi juga menanamkan nilai dan perilaku yang mendukung keberlanjutan. Untuk mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan pendekatan fundamental yang mengintegrasikan konsep kesadaran (consciousness) dalam sistem pendidikan untuk keberlanjutan. Penelitian ini merumuskan empat pertanyaan utama: pertama, bagaimana konsep Meaningful Sustainability (MS) dapat dikembangkan untuk mencapai tujuan keberlanjutan yang bermakna. Kedua, bagaimana konsep Business-Sustainability Embeddedness (BSE) dapat diintegrasikan dalam sebuah konstruksi sosial yang dapat mendorong tercapainya keberlanjutan. Ketiga, bagaimana tingkat kesadaran mahasiswa terhadap kedua konsep tersebut, MS dan BSE. Keempat, bagaimana pendidikan untuk keberlanjutan dapat bertransformasi untuk meningkatkan kesadaran tentang MS dan BSE. Pendekatan yang digunakan adalah metode campuran kualitatif dan kuantitatif, yang terdiri dari tiga tahap penelitian. Tahap pertama adalah penelitian kualitatif yang dilakukan melalui wawancara mendalam dengan pakar di bidang pendidikan, bisnis, dan isu lingkungan untuk menggali elemen-elemen kunci dalam konsep MS dan BSE. Tahap kedua melibatkan uji empiris dengan pendekatan kuantitatif, yang bertujuan untuk mengukur tingkat kesadaran mahasiswa terhadap isu keberlanjutan, khususnya terkait dengan pemahaman terhadap konsep MS dan BSE. Survei ini dilakukan di kalangan mahasiswa dari tiga program studi berbeda, yaitu program studi bisnis, ilmu alam (natural sciences), dan ilmu sosial (social sciences). Tahap ketiga menggunakan pendekatan Grounded Theory untuk secara induktif mengembangkan kerangka teori yang mendasari pengembangan pendidikan transformatif, dengan menggabungkan temuan teoretis dan empiris untuk memastikan relevansi serta penerapannya dalam dunia pendidikan. Hasil penelitian ini merumuskan dua konstruksi sosial baru, yaitu pertama, Meaningful Sustainability (MS), yang menekankan pendekatan holistik dan saling terhubung dalam keberlanjutan, didorong oleh motivasi eksistensial manusia dan berlandaskan pada keadilan ekologis, nilai etika, prinsip-prinsip keadilan sosial, serta struktur dan proses pemerintahan yang baik (good polity). MS fokus pada perubahan paradigma dalam hubungan manusia dan alam melalui perspektif v ekologi, dengan tujuan menciptakan masa depan yang berkelanjutan dan adil bagi seluruh pihak (ecological well-being). Kedua, Business-Sustainability Embeddedness (BSE), yang mengintegrasikan keberlanjutan secara langsung dalam operasi bisnis, menjadikannya inti dari strategi dan nilai-nilai bisnis, serta mendorong perubahan mendasar dari sistem ekonomi berbasis pertumbuhan menuju sistem ekonomi post-growth. Penelitian ini juga menemukan bahwa kesadaran (consciousness) memiliki peran penting dalam mencapai MS dan BSE, dengan tiga dimensi utama: self-consciousness, social consciousness, dan ecological consciousness. Self-consciousness mencakup refleksi internal tentang konsep diri serta hubungan dengan lingkungan sosial dan alam, yang memungkinkan pembentukan representasi diri yang lebih holistik. Social consciousness melibatkan pemahaman mengenai isu sosial, norma, dan nilai yang membentuk perilaku kolektif, yang mendorong tindakan untuk keadilan sosial dan perubahan positif. Sementara ecological consciousness menekankan pemahaman tentang hubungan manusia dengan lingkungan, menegaskan bahwa manusia bukan entitas yang terpisah dari ekosistem, dan menyoroti tanggung jawab terhadap keberlanjutan ekologi. Meningkatkan ketiga dimensi kesadaran ini dapat mempersiapkan mahasiswa untuk mengadopsi perilaku yang lebih berkelanjutan dalam kehidupan pribadi dan profesional. Hasil survei terhadap mahasiswa menunjukkan adanya kesenjangan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku terhadap keberlanjutan. Meskipun terdapat pemahaman yang baik dan sikap positif terhadap keberlanjutan, masih ada kesulitan dalam menerjemahkan pemahaman tersebut ke dalam tindakan nyata. Secara umum, mahasiswa program studi bisnis menghadapi tantangan dalam mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai keberlanjutan, yang tercermin dalam tingkat self-consciousness, social consciousness, dan ecological consciousness yang masih perlu ditingkatkan. Berdasarkan temuan tersebut, transformasi kurikulum dan metode pengajaran yang lebih integratif dalam Pendidikan untuk Keberlanjutan sangat diperlukan, yang tidak hanya fokus pada perspektif manajerial, tetapi juga pada pengembangan kesadaran sosial dan ekologis. Transformasi Pendidikan untuk Keberlanjutan yang diusulkan terdiri dari tiga komponen utama: pertama, Input, yang mencakup ecological literacy dan post-growth literacy untuk memberikan pemahaman mendalam tentang prinsip ekologi dan pentingnya berpikir pasca-pertumbuhan. Kedua, Process, yang melibatkan pembelajaran berbasis pengalaman dan pemikiran sistemik (experiential learning dan system thinking) untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah. Ketiga, output yang bertujuan mencapai wholeness, mengarahkan hasil pembelajaran pada perkembangan multidimensi peserta didik, mencakup aspek kognitif, emosional, sosial, dan spiritual, serta mendorongnya untuk mengenali keterhubungan dengan masyarakat dan alam, dan mempersiapkan diri sebagai agen perubahan untuk menciptakan dunia yang berkelanjutan. Dengan demikian, transformasi ini tidak hanya mengubah cara berpikir dan memahami, tetapi juga cara mempersepsikan kedirian manusia.-
dc.description.sponsorshipnull-
dc.language.isoid-
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleTransformasi Pendidikan Untuk Keberlanjutan Guna Memperkuat Kesadaran Atas Meaningful Sustainability Dan Business-Sustainability Embeddednessid
dc.title.alternativeTransformative Education for Sustainability to Strengthen the Consciousness of Meaningful Sustainability and Business-Sustainability Embeddedness-
dc.typeDisertasi-
dc.subject.keywordecological wellbeingid
dc.subject.keywordeducation for sustainabilityid
dc.subject.keywordmeaningful sustainabilityid
dc.subject.keywordsustainability consciousnessid
dc.subject.keywordtransformative educationid
Appears in Collections:DT - Business

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
cover_K1601212038_2bb124c3f27f4229988ab02b82b1b478.pdfCover859.83 kBAdobe PDFView/Open
fulltext_K1601212038_291a5def1031412abf865921310b6fad.pdf
  Restricted Access
Fulltext3.17 MBAdobe PDFView/Open
lampiran_K1601212038_fe85954a3c69422c9aafff6267353dda.pdf
  Restricted Access
Lampiran734.54 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.